3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer d ilakukan dengan melakukan in ventarisasi vegetasi tanaman yang terd apat pada RTH. Data yang dipero leh adalah jenis dan jumlah
vegetasi. Data-data sekunder diperoleh dari berbagai in stansi dan studi literatur, terdiri dari :
a. Peta admin istrasi Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. b. Jumlah penduduk Kecamatan Med an Polonia dan Medan Area dip eroleh dari
Badan Pusat Statistik Kota Medan. c. Jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi setiap harin ya di Kecamatan Medan
Polonia dan Med an Area yan g diperoleh dari Dinas Perhu bungan Kota Medan. d. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau b erdasarkan luas wilayah, jumlah pend uduk,
dan karbon dioksida, yang diperoleh dari studi literatur. e. Nilai serapan k arb on dioksida oleh vegetasi yang d ip eroleh dari stu di literatur.
3.3.1. Ana lisis Serapan Karbon Dioksida
Analisis serapan karbo n dioksida b erguna un tuk mendapatk an informasi meng enai kemampuan ruan g terbuka h ijau menyerap karbon dioksida untuk
kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. Pendekatan yang dilaku kan untuk penghitun gan serapan karbon dioksida d ilakukan dengan cara menentukan luas
penutupan lahan daerah-daerah yan g bervegetasi. Informasi penutupan lahan diperoleh dari inv entarisasi vegetasi di lap angan. Sebaran dan luas ru ang terbuka
38
Universitas Sumatera Utara
Nilai serapan karbon dioksida diperoleh berdasarkan k elas penutupan lahan untuk daerah bervegetasi, meliputi sebaran dan luasan . Nilai serapan karbon dioksida
diperoleh melalui pendekatan, bukan den gan p erhitungan yang memperoleh d ata lapangan.
3.3.2. Ana lisis Standar Kebutuha n Ruang Terbuka Hijau
Peningkatan pemb angunan di wilayah perkotaan diperkirakan akan mengh asilkan
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat ko ta. Dampak-dampak negatif yang terjadi terhadap lingk ungan d an asp ek tata ruang kota yaitu berupa
berkurangnya ruang terbuka hijau. RTH tersebut ak an berfungsi menjaga keseimban gan ekosistem kota. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan langkah-
langk ah pencegahan p engurangan RTH dengan mewujudkan ruang terbuka hijau yan g serasi di wilayah perkotaan.
39
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan manfaat ruan g terbuk a hijau sesuai den gan fungsinya maka d itentukan standar luas berdasarkan p ada:
1. Und ang-Undang Rep ublik Indonesia No.2 6 Tahun 20 07 tentang Penataan ruang yang menyebutkan kebutuhan RTH dihitung berdasarkan persentase luas total
wilayah kota yaitu 30 d ari total wilayah . 2. Standar ruang terbuk a hijau berdasarkan ju mlah pendud uk dikemukak an oleh
Simonds 1983. Berdasarkan kriteria yang dikemukak an, Kota Medan memp unyai standar k ebutuhan ruang terbuka hijau den gan luas 80
m
2
jiwa. Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area mempunyai stand ar kebutuhan
ru ang terbuka hijau dengan luas 40
m
2
jiwa. Standar luas ruang terbuka hijau berdasark an ju mlah p endudu k disajikan pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan Ruang Terbu ka Hijau Berd asarkan Emisi Karbondioksida CO
2
. Ruang terbuka hijau diperlukan untuk menyerap emisi karbon diok sida,
sehin gga diperlukan standar luas agar emisi karbon dioksida mampu diserap seluruhnya oleh tanaman. Nilai serapan karbon dioksida oleh beb erapa tipe
vegetasi disajikan pada Tabel 2. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh tu mbuhan dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk men gubah gas karbon dioksida
men jadi karbohidrat dan oksigen. Proses ini sangat berm anfaat bagi manusia karen a dapat men yerap gas yang bila k onsentrasinya meningkat akan
men gakibatk an efek rumah kaca. Jumlah emisi k arbo n dioksida akan berpengaruh terhadap jumlah luas ruang terbuka h ijau.
3.4. Identifikasi Sistem