2.8. Modeling Pemodelan
Modeling p emodelan diartikan sebagai suatu gugus p embuatan model Eriyatno, 2003. Pramudya 1989 mendefinisik an model adalah suatu abstraksi dari
keadaan sesungguhn ya atau merupakan pern yataan sistem nyata untuk memudahkan pengkajian suatu sistem. Sejalan dengan pernyataan tersebut Muahammadi, dkk.
20 01 menyatakan bahwa model ad alah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Dalam pelaksan aan pendekatan sistem, pen gembangan
model merupak an hal yan g sangat penting yan g akan menentukan k eberhasilan dalam mempelajari sistem secara keseluruhan.
Disamping itu, peng embangan mod el diperlukan guna menemukan peubah- peubah penting dan tepat serta hubungan antar peubah dalam sistem yang dikaji.
Menurut Winardi 1989, mod el adalah suatu g ambaran ab strak dari sistem dunia nyata dalam hal-hal tertentu. Model terseb ut memperlih atkan h ubungan langsung
maup un tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Suatu model yang b aik akan menggambarkan den gan baik segi tertentu yan g penting d ari
perilaku dunia nyata. Dalam membangun suatu model harus dimulai dari kon sep yang paling sederhana dengan cara mendefinisikan permasalahan secara hati-hati serta
meng gunakan analisis sensitivitas untuk membantu menentukan rincian model. Selan jutn ya untuk penyempurnaan dilakukan den gan men ambahkan variabel secara
gradual sehingga diperoleh model yan g logis dan dapat merepresentasikan keadaan yan g sebenarn ya.
Universitas Sumatera Utara
M odel yang dibangun haruslah meru pakan gambaran yang sahih dari sistem yan g nyata, realistik dan informatif. Model yang tidak sahih akan memberikan hasil
simulasi yang san gat menyimpan g dari ken yataan yang ad a, sehingga akan memberikan informasi yang tidak tepat. Model yan g dian ggap b aik apabila model
dapat menggambarkan semua hal yang penting dari d unia nyata dalam sistem tersebu t Winardi, 1989.
Lebih lanjut Pramud ya 1989 men yatakan bahwa ada empat keuntun gan penggunaan mo del d alam penelitian dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu:
1 memungk ink an melakukan penelitian yan g bersifat lintas sektoral dengan ruang lingkup yang luas,
2 dapat melakukan eksperimentasi terhad ap sistem tanpa mengganggu memberik an perlakuan tertentu terhadap sistem,
3 mampu menentukan tujuan aktivitas pengelolaan dan perbaikan terhadap sistem yan g diteliti, dan
4 dapat dipak ai untuk menduga meramal perilaku dan keadaan sistem pada
masa yang akan datang. Penggunaan model sistem dinamis merupakan salah satu cara untuk
men yelesaikan masalah yang kompleks dalam p endekatan sistem Winardi, 1989 ; Muhammadi et al. 20 01. Langkah p ertama dalam menyusun mo del sistem dinamis
ad alah menentukan struktur model yang akan memberikan bentuk dan sekaligus memberi ciri yang mempen garu hi perilaku sistem. Perilaku sistem tersebu t dibentuk
oleh ko mb inasi perilaku simp al causal-lo op sebab-akibat yang men yusun struktur
Universitas Sumatera Utara
mo del. Semua perilaku model dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu mekanisme dari masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Mek anisme
tersebut akan berkerja menurut perubah an waktu atau bersifat dinamis yang dapat diamati perilakunya dalam bentuk u nju k kerja level dari suatu model sistem
dinamis. M enurut Muhammadi et al. 2001 dan Eriyatno 2003 , model
dikelompo kkan menjadi 3 jenis yaitu:
1 model ikonik model fisik yaitu mo del yang mempun yai b entuk fisik sama dengan baran g yang ditirukan, meskipun skalanya d apat diperbesar atau
diperkecil, 2 model analog model diagramatik yaitu model suatu pro ses atau sifat, model
ini sifatnya lebih sederhana dan sering dipakai pad a situasi khusus, seperti pada pro ses p engendalian mutu industri, dan
3 model simbolik model matematik yaitu model yang menggunakan simbol- simbol matematika.
Untuk memahami struktur dan perilaku sistem, yang membantu dalam pemb entukan mod el dinamik kuantitatif d igun akan causal-loo p diagra m diagram
lingkar sebab-akibat dan flow chart diagram diagram alir. Pada sistem dinamis, diagram sebab akib at ini digunakan sebagai dasar untuk membu at diagram alir yang
ak an disimulasik an dengan menggunakan program powersim. Program ini memberikan gambaran tentang perilaku sistem, sehingga d engan simu lasi d apat
ditentukan altern atif terb aik d ari sistem yang dibangun.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja pad a mod el dinamis ditentukan o leh kekhususan dan struktur d ari model yang dibangun. Melalu i simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala
atau proses yang terjadi dalam sistem yang d ikaji, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku dari gejala atau proses tersebut di masa depan . Empat tahapan
dalam melakukan simulasi model Muh ammadi et al. 2001, yaitu: a Penyusun an konsep, pada tahap ini dilakuk an identifikasi un sur-unsu r yang
berperan dalam menimbulkan gejala atau proses. Dari unsur-unsur dan keterkaitannya dapat disusun gagasan atau kon sep mengenai gejala proses yang
akan disimu lasikan, b Pembuatan model, gagasan atau konsep yan g dihasilkan pada tahap pertama
selanjutnya diru mu sk an seb agai model yang berbentu k uraian, gambar atau ru mu s,
c Simulasi model; pada model kuan titatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model, sedangkan pada model kualitatif, simulasi dilakukan
dengan menelusuri dan melakukan analisis hub ungan sebab akibat antar variabel dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk memahami
perilaku gejala atau proses model, d Validasi hasil simulasi; validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara
hasil simulasi dengan gejala atau proses yan g ditirukan . Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses
yang terjadi di dun ia n yata relatif kecil.
33
Universitas Sumatera Utara
Dalam studi ekologi, mo del adalah formulasi yang memberikan gambaran mengenai keadaan sebenarnya rea l world situation. Pop ulasi berubah-ubah
sepanjang waktu, maka d engan adan ya mod el dimungkinkan u ntu k men gadakan ramalan-ramalan mengenai kead aan populasi yang bersangkutan untuk waktu-waktu
tertentu Tarumingkeng, 1994.
2.9. Variabel dalam Mo del Sistem Dinamis