III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilak ukan di Kota Medan melipu ti ruang terbuka hijau yang ada di 2 du a Kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. Peta lokasi
penelitian disajikan pad a Lampiran 1 dan 2 . Penelitian dilaksanakan selama 2 dua bulan , yaitu p ada bulan Oktober sampai Nopemb er 2009.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian u ntu k melihat kondisi RTH Kota M edan akan dilakukan den gan metodologi sistem dinamis dari POWERSIM 2.5, yaitu perangkat lu nak softwa re
yan g secara cepat dapat melihat perilaku dari model yang dibuat. Pada waktu mensimulasik an model, variabel-variab el ak an saling dihubungkan membentuk suatu
sistem yang dapat men irukan kon disi sebenarnya. Variabel-v ariabel tersebut akan digambarkan dengan beberapa simbol, yang utama adalah simbol aliran flow symbol
yan g selalu dihubungkan dengan simbol level level symbol. Dalam penelitian in i level adalah kond isi Ruang Terbuka Hijau RTH pada Kecamatan Medan Polonia
dan M edan Area. Program Powersim akan bekerja memb angun diagram sebab akibat causal loop diagram, diagram alir flow diagram, membuat grafik waktu time
graph yang menggambarkan perilaku mod el dan tabel waktu time table.
37
Universitas Sumatera Utara
3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer d ilakukan dengan melakukan in ventarisasi vegetasi tanaman yang terd apat pada RTH. Data yang dipero leh adalah jenis dan jumlah
vegetasi. Data-data sekunder diperoleh dari berbagai in stansi dan studi literatur, terdiri dari :
a. Peta admin istrasi Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. b. Jumlah penduduk Kecamatan Med an Polonia dan Medan Area dip eroleh dari
Badan Pusat Statistik Kota Medan. c. Jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi setiap harin ya di Kecamatan Medan
Polonia dan Med an Area yan g diperoleh dari Dinas Perhu bungan Kota Medan. d. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau b erdasarkan luas wilayah, jumlah pend uduk,
dan karbon dioksida, yang diperoleh dari studi literatur. e. Nilai serapan k arb on dioksida oleh vegetasi yang d ip eroleh dari stu di literatur.
3.3.1. Ana lisis Serapan Karbon Dioksida
Analisis serapan karbo n dioksida b erguna un tuk mendapatk an informasi meng enai kemampuan ruan g terbuka h ijau menyerap karbon dioksida untuk
kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. Pendekatan yang dilaku kan untuk penghitun gan serapan karbon dioksida d ilakukan dengan cara menentukan luas
penutupan lahan daerah-daerah yan g bervegetasi. Informasi penutupan lahan diperoleh dari inv entarisasi vegetasi di lap angan. Sebaran dan luas ru ang terbuka
38
Universitas Sumatera Utara
Nilai serapan karbon dioksida diperoleh berdasarkan k elas penutupan lahan untuk daerah bervegetasi, meliputi sebaran dan luasan . Nilai serapan karbon dioksida
diperoleh melalui pendekatan, bukan den gan p erhitungan yang memperoleh d ata lapangan.
3.3.2. Ana lisis Standar Kebutuha n Ruang Terbuka Hijau
Peningkatan pemb angunan di wilayah perkotaan diperkirakan akan mengh asilkan
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat ko ta. Dampak-dampak negatif yang terjadi terhadap lingk ungan d an asp ek tata ruang kota yaitu berupa
berkurangnya ruang terbuka hijau. RTH tersebut ak an berfungsi menjaga keseimban gan ekosistem kota. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan langkah-
langk ah pencegahan p engurangan RTH dengan mewujudkan ruang terbuka hijau yan g serasi di wilayah perkotaan.
39
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan manfaat ruan g terbuk a hijau sesuai den gan fungsinya maka d itentukan standar luas berdasarkan p ada:
1. Und ang-Undang Rep ublik Indonesia No.2 6 Tahun 20 07 tentang Penataan ruang yang menyebutkan kebutuhan RTH dihitung berdasarkan persentase luas total
wilayah kota yaitu 30 d ari total wilayah . 2. Standar ruang terbuk a hijau berdasarkan ju mlah pendud uk dikemukak an oleh
Simonds 1983. Berdasarkan kriteria yang dikemukak an, Kota Medan memp unyai standar k ebutuhan ruang terbuka hijau den gan luas 80
m
2
jiwa. Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area mempunyai stand ar kebutuhan
ru ang terbuka hijau dengan luas 40
m
2
jiwa. Standar luas ruang terbuka hijau berdasark an ju mlah p endudu k disajikan pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan Ruang Terbu ka Hijau Berd asarkan Emisi Karbondioksida CO
2
. Ruang terbuka hijau diperlukan untuk menyerap emisi karbon diok sida,
sehin gga diperlukan standar luas agar emisi karbon dioksida mampu diserap seluruhnya oleh tanaman. Nilai serapan karbon dioksida oleh beb erapa tipe
vegetasi disajikan pada Tabel 2. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh tu mbuhan dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk men gubah gas karbon dioksida
men jadi karbohidrat dan oksigen. Proses ini sangat berm anfaat bagi manusia karen a dapat men yerap gas yang bila k onsentrasinya meningkat akan
men gakibatk an efek rumah kaca. Jumlah emisi k arbo n dioksida akan berpengaruh terhadap jumlah luas ruang terbuka h ijau.
3.4. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan d ari kebutuhan dengan pernyataan kh usus dari masalah yan g harus dipecahkan untuk
memenuhi keb utu han-kebutuhan tersebut Eriyatno, 2003. Hal ini sering digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab -akibat causal loop diagram.
Diagram tersebut merupakan pen gungkap an interaksi antara komponen di dalam sistem yang salin g berinteraksi dan mempengaruh i dalam kinerja sistem, seperti
disajikan pada Gambar 5.
41
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Diagram lingkar sebab-akibat causal-loop diagram RTH 42
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu, hubun gan antara input masuk an d an output keluaran dalam suatu sistem digambarkan dalam sebu ah diagram input output masukan-keluaran
sep erti disajikan pada Gamb ar 6. Diagram lingkar sebab-akibat merupakan gambaran dari struktur model Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan khusu sn ya di Kecamatan
Medan Polonia dan Medan Area, yang dibuat berd asarkan diagram input-output. M enurut Manetsch dan Park 197 7, secara garis besarn ya variabel yang
mempengaruhi kinerja sistem ada 6 variabel yakni: 1 variabel output yang dikeh endaki; ditentukan berdasarkan hasil analisis kebu tuh an, 2 variabel input
terkontrol, variabel yang dapat dikelola untuk menghasilkan perilaku sistem sesuai dengan yan g diharapkan, 3 variabel o utp ut yang tidak d ikehen daki; merupakan hasil
sampingan atau dampak yang ditimbulkan bersama-sama d engan output yang diharapkan, 4 variabel input tak terkontro l, 5 variabel input lingkun gan; variabel
yan g berasal dari luar sistem yang mempengaruhi sistem tetapi tidak dipengaruhi oleh sistem, dan 6 variabel kontrol sistem; merupakan peng endali terhadap
pengoperasian sistem dalam men ghasilkan ou tp ut yang dikehendaki. Variabel- variabel yang mempen garuhi kinerja sistem disajikan pada Gambar 6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Diagram masuk an-k eluaran inpu t-output diagram sistem ruang terbu ka hijau RTH Kecamatan Medan Area dan Med an Po lon ia
Input Lingkunga n
UU RI N o. 24 Tahun 2 007 In mendagri No.14 Tahun 1 988
Input Tidak Terkontrol 1. Juml ah Penduduk
2. Juml ah Kenderaan
Model Ruang Terbuka Hi jau di Kecamatan Medan Area
dan Medan Poloni a Output Dii nginkan
1. Kadar Oksigen meningkat 2. Kualitas lingkungan meningkat
3. Adanya program pengelolaan RTH
Input Terkontrol
1. Juml ah vegetasi 2. Luas wilayah
Output Ti dak Dii nginkan
1. Kadar Karbondioksida meningkat 2. Penurunan luas RTH
Manajemen Pengelol aan Ruang Terbuka Hi ja u
D i K eca ma ta n Medan Area dan Meda n Po lonia
3.5. Pengembangan Model