Jumlah Kenda raan Bermotor

menimbulkan masalah sosial yang kompleks. Soeriaatmadja 1997, juga meng atakan bahwa penurunan nilai ekosistem manusia karena pencemaran alam ada juga hubung annya dengan faktor yang menyan gkut kepadatan manusia sendiri. Permasalahan penuru nan kualitas lingkungan udara timbul akibat pertambahan penduduk serta pengembangan ilmu dan teknologi, dimana ak tifitas dan mobilitas manusia bertambah. Sebagai contoh, makin bertambah penduduk berarti semua kebutuhann ya bertambah, sehingga produ k sampingannya bertambah pu la. Demikian pula keb utuhan akan udara bertambah, baik untuk bernafas maupun seb agai media pembuangan.

4.1.2. Jumlah Kenda raan Bermotor

Dalam men entukan standar RTH, dip erlukan jumlah k endaraan bermotor yang setiap hari berop erasi pada Kecamatan Medan Po lon ia dan M edan Area. Data ini dipap arkan karena berhu bungan dengan serap an CO 2 Karbon dioksida yang terjadi. Data jumlah sarana angkutan baik umum maupun pribadi pada masing-masing kecamatan dapat d i lihat pada tabel 10 dan 11 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Dari tabel 10 dan 11 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah sarana angkutan umum dan pribadi di Kecamatan Medan Area lebih banyak jumlahnya diban din gkan den gan yang ada di Kecamatan Med an Po lon ia. Padahal kalau d ilihat dari lu as wilayah, seharusnya jumlah sarana angkutan yang ada di Kecamatan Medan Polonia lebih banyak dari Kecamatan Med an Area, karena Medan Polonia lebih luas diban din g Medan Area. Tap i bila dibandingkan dengan kep adatan pend uduk, maka wajar bila jumlah sarana angkutan lebih ban yak di Kecamatan M edan Area yang jumlah penduduknya lebih ban yak dibanding dengan jumlah pen duduk di Kecamatan Medan Polonia. Universitas Sumatera Utara Dari p engamatan di lapangan, ju ga dapat di lihat bahwa Kecamatan Medan Area lebih banyak dilewati o leh angkutan umum diband ingk an dengan yang melewati Kecamatan M edan Polonia. Hal ini disebabkan oleh lebih banyakn ya jumlah penduduk dengan taraf hidup menengah keb awah 1 di Kecamatan Medan Area, diban din gkan den gan pen duduk d i Kecamatan Medan Polo nia. Kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin, solar maupun pertamax, merupakan pen yu mb ang CO 2 terbesar di udara. Menurut Sastrawijaya 2000, pemb akaran bensin dalam kendaraan b ermotor merupakan leb ih dari separuh penyebab polusi udara. Walaupun tidak beracun, tetap i CO 2 d apat b erakibat menaikkan suhu bumi. CO 2 mengab sorpsi energi in framerah. Jad i banyak en ergi panas yang diabsorpsi, yang seharusnya kembali ke ruang angkasa d ari muka bumi. CO 2 menyimpan energi panas ini. Itulah sebabn ya suhu u dara akan naik. M eningkatnya kadar CO 2 , sebenarnya dapat diantisipasi den gan kehad iran vegetasi tumbuhan yan g ditata d alam ruang terb uka hijau RTH. Menurut Zoer’aini 20 05, tumbuhan hijau akan men jaring CO 2 dan melepas O 2 kembali ke udara. Setiap 1 jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO 2 yang ekuivalen dengan CO 2 yan g dihembusk an oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama seb agai hasil pernapasannya. O 2 sebagai hasil foto sintesis, sebagian dimanfaatkan kemb ali oleh tumbuhan untuk berjalannya proses respirasi pernapasan. Pada proses respirasi justru memerlukan O 2 dan menghasilkan CO 2 . 1 Dikat ak an taraf m enengah k e b awah bil a p endapatan 50 0 ribu bul an 57 Universitas Sumatera Utara Zoer’aini 2003, juga menyebutkan bahwa setiap 1 ha pepo honan mampu menetralisir CO 2 yang dikeluarkan oleh 20 kendaraan. Kendaraan b ermotor juga memerlukan O 2 , sehingga setiap jam atau setiap hari kebutuhan akan O 2 terus meningkat baik untuk manu sia maupun kendaraan. Diperkiraan manusia memerlu kan 4,5 kgjam dan kendaraan bermotor memerlukan 50,6 kgjam. Sifat d ari vegetasi di dalam ruan g terbuka hijau yang diunggu lkan ad alah kemampuannya melakuk an aktifitas fotosin tesis, yaitu proses metabolisme di dalam vegetasi den gan men yerap gas CO 2 , lalu membentuk gas oksigen. CO 2 adalah jenis gas buangan kendaraan b ermotor yang berbahaya lainnya, sed angkan gas oksigen ad alah gas yang diperlukan bagi kegiatan pernafasan manusia. Dengan d emikian ruang terbuka hijau selain mampu mengatasi gas berbahaya dari kend araan bermotor, sek aligus menambah su plai oksigen yang diperlukan manusia. Besarn ya kebutuhan ruang terbu ka hijau dalam mengendalikan gas karbon dioksida ini ditentukan berdasarkan target minimal yang dapat dilakukannya untuk mengatasi gas karbon dioksida dari sejumlah kendaraan d ari berbagai jenis kendaraan di kawasan perkotaan tertentu Hakim, 2008. 58 Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Jumlah Tanaman Pohon