Jam Kerja dan Pengupahan .1 Jam Kerja Stasiun Penerimaan Buah Sawit 1. Jembatan Timbang Weight Bridge

1. Bertanggung jawab kepada Manager dan distrik manager dan membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium serta membuat program perawatan alat-alat laboratorium dan unit pengolahan limbah. 2. Melaksanakan analisa kontrol terhadap hasil kerja pengolahan hasil peralatan dan memriksa serta mengawasi metode pelaksanaan dan analisa 3. Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu kimia dan pengendalian biaya laboratorium. 4. Membuat laporan sebagai informasi bagi dinas pengolahan dan data serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Manajerdireksi.

3.4.6. ATUAsisten Personalia

Tugas dan Tanggung jawab: 1. Bertanggung jawab terhadap Manajer dan distrik manajer serta mengkordinasi seluruh kegiatan administrasi perkantoran serta data yang akurat dan up to date. 2. Bersama dinasbagian lain menyusun kerja tahunan jangka pendek. 3. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja. 4. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana. 5. Penyimpanan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan. 6. Melakukan inspeksi ke unit dalam lingkup pabrik 7. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan hasil kerja bidang administrasi. 3.5 Jam Kerja dan Pengupahan 3.5.1 Jam Kerja Jam kerja pada PT Perkebunan Nusantara III Persero PKS Sei Mangkei tidak sama untuk semua bagiandepartemen. Pada masa produksi, jam kerja yang 22 di berlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut : 1. Karyawaan Non Shift Personalia, Tata Usaha dan Teknik Senin – Kamis Jam Kerja : 07:00 – 16:00 WIB Jam Istirahat : 12.30 – 14.00 WIB Jum`at dan Sabtu Jam Kerja : 07.-12.00 WIB 2. Karyawan Shirt Pengolahan dan Laboratorium 1. Shift I : Pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB 2. Shift II : Pukul 19.00 WIB –07.00 WIB Pada bagian ini waktu istirahat fleksibel dimana para pekerja harus berganti-gantian beristirahat sesuai dengan kebijaksanaan pekerja.

3.5.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan di PT Perkebunan Nusantara III Persero PKS Sei Mangkei ini dibedakan menurut golongan dan jabatannya. Sistem pengupahan untuk PT Perkebunan Nusantara III Persero PKS Sei Mangkei adalah: 1. Gaji pokok Gaji pokok diadaptasi dari batas upah minimum regional UMR yang disesuaikan dengan golongan dan jabatan karyawan. Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan dibedakan menurut golongan dan jabatannya. Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan PT Perkebunan Nusantara III Persero PKS Sei Mangkei adalah : 1. Perumahan 2. Tunjangan Tetap 23 3. Tunjangan Khusus 4. Lembur 5. Anak sekolah 6. Air 7. Listrik 8. Beras 9. Pengobatan 10. Jaminan sosial tenaga kerja JAMSOSTEK 11. THR 12. Dapenbun 13. Bonus premi 24 BAB IV PERALATAN DAN PROSES PRODUKSI 4.1. Stasiun Penerimaan Buah Sawit 4.1.1. Jembatan Timbang Weight Bridge Jembatan timbang merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah pabrik kelapa sawit, yang mana di jembatan timbang digunakan untuk menimbang setiap truk yang mengangkut Tandan Buah Segar TBS, Kernel, Solid, Janjangan Kosong, CPO, Bahan Pembantu Produksi, dll. Tujuan di gunakannya jembatan timbang ini adalah untuk pengawasan pengolaha, Kapasitas pabrik untuk data produksi serta untuk mengetahui jenis dan jumlah barangbahan yang keluar masuk pabrik. Dalam pengoperasian jembatan timbang ini harus betul-betul diperhatikan indikator penunjuk apakah betul-betul menunjukkan angka nol sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dengan akurat buah yang masuk dan produk yang keluar dari pabrik. Untuk memastikan kebenaran dan keakuratan dalam pengukuran menggunakan jembatan timbang ini, PKS melakukan pengkalibrasian terhadap 25 jebatan timbang ini secara berkala 1 tahun yang langsung dikerjakan oleh Badan Metrologi dan Geofisika. Disamping itu juga PKS selalu melakukan perawatan dan pembersihan terhadap jembatan timbang tersebut Gambar 4.1 Weight Bridge 4.1.2.Loading Ramp Loading ramp merupakan tempat penampungan buah sementara sebelum di olah. Lantai loading ramp memiliki kisi-kisi 10 mm dan dengan kemiringan 27 . Fungsi dari kisi-kisi tersebut untuk memisahkan pasir dan sampah yang terikut dan dapat merusak instalasi pengolahan. Truk-truk yang menurunkan buah pada loading ramp harus diperhatikan karena ini erat hubungannya dengan kapasitas dikarenakan banyaknya brondolan yang tergilas oleh truk yang dapat menimbulkan kerugian pada kondensat rebusan, losses minyak pada janjangan kosong akan tinggi dan menaikkan Asam lemak bebas ALB. Dalam pengisian buah ke dalam lori harus betul-betul penuh sesuai dengan kapasitas lori dan tidak mengganggu instalasi lainnya. Pada PKS ini, Memiliki 4 loading ramp mempunyai 15 pintu dengan kapasitas masing-masing pintu ramp 12,5 Ton TBS. Dengan demikian kedua loading ramp PKS Sei Mangkei dapat menampung 500 Ton TBS. 26 Gambar 4.2 Loading Ramp 4.1.3.Lori Lori adalah alat yang berfungsi sebagai media penampung dalam rebusan Dengan kapasitas 3,5 dan 15 Ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan system pintu hidraulik. Sebagian besar kotoran turun keluar melalui kisi – kisi tersebut danjuga bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah – sampah lain yang terikut.PKS Sei Mangkei memiliki 4 loading ramp, yaitu loading ramp Line I yang saling berhadapan dan line II bentuk L kapasitas lantai masing – masing loading ramp memilki 15 pintu bays dengan kapasitas 35 dan 45 ton Gambar 4.3 Lori

4.1.4. Transfer carriage

27 Fungsi dari transfer carriage adalah sebagai berikut :  Untuk mengarahkan lori dari rel track loading ramp ke rel trak rebusan

4.1.5. Capstan

Berfungsi sebagai penggerak dan penarik lori. 4.2.Stasiun Rebusan 4.2.1.Strilizer Tahap pertama setelah melalui stasiun penerimaan buah, yang harus dijalani oleh buah kelapa sawit dalam rangka untuk memperoleh minyak kelapa sawit adalah proses perebusan atau lazim disebut sterilizer. Didalam proses perebusan buah kelapa sawit diperlukan waktu 85-95 menit, dengan berada dibawah pengaruh panas dari uap air steam dengan tekanan sampai 2,8-3,0 Kgcm 2 dan suhu 120 – 130 C. Setiap pabrik kelapa sawit tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaman yang rendah dan minyak yang mudah dipucatkan. Buah yang terlalu matang dari kebun, pengurasan udara yang kurang baik dari ketel rebusan, untuk perebusan terlalu lama atau tinggi mengakibatkan minyak yang diperoleh akan lebih sulit di pucatkan. 4.2.2.Tujuan Sterilisasi Adapun dilakukannya sterilisasi adalah sebagai berikut : 1. Menghentikan Aktifitas Enzim 28 Dalam buah kelapa sawit yang sudah di panen terdapat enzim lipase dan oksidasi yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara Fisika atau Kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas ALB.Jadi ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil enzim lipase dan oksidasi. Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanamanplant enzim dan yang terkontaminasi misal dari jamur selama proses penanganan. Aktifitas enzim makin tinggi apabila buah mengalami kememaran luka.Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS agar pememaran buah dalam persentaseyang relatif kecil.Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 C. Oleh sebab itu perebusan pada suhu 135 C akan menghentikan kegiatan enzim. 2. Memudahkan Pemipilan StrippingThreshing Untuk melepaskan brondolan Spikelets Fruits dari tandan secara manual sebenarnya sudah cukup merebus dalam air mendidih, akan tetapi untuk melepaskan buah dari tandan dengan Thresser, perebusan cara diatas tidak memadai dan disini diperlukan uap jenuh bertekanan rendah agar diperoleh suhu yang semestinya dibagian dalam tandan buah. Kenaikan suhu di dalam tandan buah dapat dihambat oleh adanya udara sekeliling tandan, jadi udara ini harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dimulai perebusan yang sebenarnya.Untuk ini uap masuk dikeluarkan lagi sampai 29 dua kali sebelum dimulai perebusan.Selama pengeluaran uap dua kali ini, sekeliling tandan buah sudah bebas udara dan pada pemasukan uap yang terakhir diharapkan suhu dalam tandan dapat bertambah. 3. Penyempurnaan dalam Pengolahan. Selama perebusan tiga puncak kadar air dalam buah menjadi berkurang atau dengan kata lain kadar air itu sebagian telah diuapkan dari dalam buah. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah Pericarp menjadi berobah satu sama lain sehingga pengambilan minyak dari serat selama proses pengempaan dan memisahkan dari zat bukan lemak Non Oil Solid pada proses pemurnian akan lebih mudah dikerjakan.Pada waktu bersamaan sel–sel minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan puncak ketiga. Senyawa protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang berbeda sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu proses pemurnian. Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak, akibat dari penguapan sebahagian air dalam daging buah, maka kemungkinan kehilangan minyak didalam serat maupun dalam lumpur buangan pada proses pemurnian akan menjadi lebih kecil. 4. Memudahkan proses selanjutnya Yang utama dihadapi pada proses pengolahan inti sawit adalah sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkang, dimana inti terikat kuat pada cangkangnya. Dengan proses perebusan maka kadar air dalam biji sebahagian dikurangi sehingga daya lekat inti sawit terhadap cangkangnya menjadi berkurang. 30 Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami kesulitan lagi. 4.2.3.Cara perebusan Dalam menetapkan waktu untuk satu siklus perebusan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :  Tekanan Uap Rebusan maksimum setiap puncak .  Menguras atau mengeluarkan udara dari dalam Rebusan  Waktu merebus memperoleh suhu yang baik dalam tandan  Kapasitas Rebusan 1. Tekanan Uap Rebusan Tujuan dari pada pemakaian tekanan uap tinggi adalah untuk menghemat waktu, mesikipun diketahui ada batasnya.Tekanan uap tingginya dengan sendirinya memberikan suhu yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat merusak kwalitas dari minyak sawit dan inti sawit.Pada minyak sawit harus diperhatikan tingkat pemucatannya, sedang untuk inti sawit harus dihasilkan warna inti dalam yang putih. Setelah diadakan beberapa kali percobaan perebuasan buah, maka hasil perebusan dengan tekanan uap 2,8-3,0 Kgcm2 dengan total waktu 90 sd 115 menit dinilai cukup memuaskan. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan sterilizer pada PKS Sei Mangkei. 2. Menguras 31 Sebelum dapat mengeluarkan udara dari sela – sela tandan buah, perlu sekali untuk terlebih dahulu menguras udara yang berada disekitar tandan dan yang mengisi ruang kosong Ketel Rebusan.Pengurasan udara pertama adalah saat bermulanya perebusan tandan buah. Uap dimasukkan melalui kran pemasukan Inlet Valve sementara kran pengeluaran tetap terbuka. Untuk memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan, pipa pemasukan uap dibagian atas ketel Rebusan, dilengkapi dengan pelat pembagi uap Steam Spreeder dan pipa pengeluaran Blow Down Pipe dilengkapi dengan plate berlobang saringan untuk penahan buah dan kotoran agar tidak mengganggu bekerjanya kran – kran pembuangan. 3. Waktu Merebus Untuk menguras udara keluar dari sela – sela tandan buah dipergunakan dua puncak pengurasan yang dengan cepat dapat menurunkan tekanan didalam bejana dari 2,8 – 3,0 Kgcm2 menjadi nol Kgcm2. Setelah tahap kedua pengurasan selesai, uap dimasukkan lagi untuk puncak ketiga sampai tekanan dalam Rebusan mencapai 2,8 Kgcm2. Selanjutnya buah yang berada didalam Rebusan dibiarkan berada dibawah pengaruh tekanan uap selama beberapa waktu sesuai kebutuhan. 4. Kapasitas Rebusan. Perebusan adalah langkah awal suatu proses pengolahan kelapa sawit, dan untuk itu perlu dihitung secara pasti berapa unit bejana Rebusan yang dibutuhkan untuk suatu pabrik sesuai kapasitas yang diinginkan. 32 Pada PKS Sei Mangkei dengan kapasitas 75 TonJam PKS Sei Mangkei terdapat line I dan II dengan kapasitas masing-masing isi 6 lori dan 3 Lori dan kapasitas 3,5 dan 45 ton TBS Dengan itu maka PKS ini membutuhkan rebusan dengan perhitungan sebagai berikut dimana satu siklus rebusan adalah 115 menit termasuk buka dan tutup pintu. Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada pada PKS Sei Mangkei. Kualitas perebusan di tentukan oleh tekanan uap, suhu, lama perebusan dan kualitas buah. Tekanan uap yang optimal digunakan adalah 2,5 – 2,8 kgcm 2 dengan lama perbusan 90 - 95 menit. Gambar 4.4 Sterilizer

4.3. Stasiun Pemipilan