Stasiun Pemipilan LAPORAN KP PKS SEI MANGKEI

Pada PKS Sei Mangkei dengan kapasitas 75 TonJam PKS Sei Mangkei terdapat line I dan II dengan kapasitas masing-masing isi 6 lori dan 3 Lori dan kapasitas 3,5 dan 45 ton TBS Dengan itu maka PKS ini membutuhkan rebusan dengan perhitungan sebagai berikut dimana satu siklus rebusan adalah 115 menit termasuk buka dan tutup pintu. Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada pada PKS Sei Mangkei. Kualitas perebusan di tentukan oleh tekanan uap, suhu, lama perebusan dan kualitas buah. Tekanan uap yang optimal digunakan adalah 2,5 – 2,8 kgcm 2 dengan lama perbusan 90 - 95 menit. Gambar 4.4 Sterilizer

4.3. Stasiun Pemipilan

4.3.1. Thresser

Pemipilan merupakan proses yang segera menyusul setelah proses perebusan dan bertujuan melepaskan buah dari tandannya. Dalam proses pemipilan telah dilakukan seefisien mungkin tetapi beberapa kerugian kadang – kadang masih juga dialami antara lain : a. Didalam tandan yang dipipil kadang – kadang masih terdapat beberapa butiran buah yang tidak keluar, meskipun sudah lepas dari tandannya. 33 b. Benturan – benturan yang terjadi terhadap tandan di dalam drum threser yang mengharuskan agar semua buah terlepas dan keluar dari tandannya, tetapi hal ini ternyata juga mengakibatkan kerusakan terhadap daging buah yang telah menjadi lembek karena perebusan. Dengan menggunakan alat pemipil yang tepat disertai cara penggunaan yang baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipil dapat dipenuhi semaksimal mungkin, agar pemipilan dengan tingkat kerugian serendah mungkin dapat tercapai.

4.3.2. Unit-Unit Mesin di Stasiun Thresser

4.3.2.1 Hoisting Crane

Hoisting crane pada PKS Sei Mangkei digunakan untuk mengangkut lori yang berisi TBS yang telah direbus untuk dituang ke hopper dan menurunkan lori kembali ke rel menuju loading ramp. Hoisting crane yang digunakan dalam PKS Sei Mangkei adalah 2 unit. Dalam Pengoprasiannya hoisting crane mempunyai tiga jenis gerakan yaitu: 1. Gerakan turun naik lifting 2. Gerakan maju mundur travel 3. Gerakan memutar Yang perlu diperhatikan pada pengoprasian hoisting crane adalah lamanya hoisting crane mengangkut lori untuk dituang kedalam hopper diharapkan waktu hoisting crane dalam mengangkut lori sampai meletakkan kembali lori ke rel seminimal mungkin 2 – 2,5 menit, serta keselamatan kerja dari setiap pekerja. 34 Gambar 4.5 Hoisting Crane dan Tripeir

4.3.2.2 Bunch Hopper

Bunch hopper Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher yang mendorongmenghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum agar proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBSjam Gambar 4.6Bunch hopper

4.3.2.3 Auto Feeder

Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher yang mendorongmenghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum agar proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBSjam . 35 Gambar 4.7Bunch Auto Feeder Line I dan II

4.3.2.4 Thresser

Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke Empty Bunch Conveyor dan brondolan akan jatuh ke Fruit Conveyor melalui kisi- kisi menggunakan 2 Thresher dilene I dan Line II3 Unit Di PKS Sei Mangkei menggunakan drum threser type shaft drum yang terdiri dari drum berkisi-kisi dengan plate pelempar pada dinding silinder yang berputar pada satu poros As sehingga terjadi bantingan terhadap Tandan buah yang sudah melalui proses perebusan. Untuk memudahkan tandan bergerak keluar maka dipasang plat pengarah pada dinding silinder drum sehingga membentuk alur spiral. Pemasangan plat yang tepat menghindari pencampuran tandan yang masih penuh dengan yang telah kosong sehingga losses minyak pada janjangan dapat dihindari. Tandan yang sedang dipipil tidak boleh hanya bergiling saja pada bagian bawah dari dinding tetapi juga tidak boleh ikut melekat pada silinder drum yang berputar. Kecepatan putaran harus sedemikian rupa sehingga praktis semua tandan yang sedang diputar dapat diperoleh pemipilan yang dikehendaki. 36 Gambar 4.8 Thresser

4.3.2.5 Conveyor dan Elevator

Janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal empty bunch conveyor, kemudian inclined empty bunch conveyor untuk selanjutnya dibawa ke bunch  Under Thesser Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah yang telah terpipil untuk diangkut dan dibawa ke bottom cross conveyor.  Bottom Cross Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah brondolan yang terpipil untuk diangkut kedalam Top cross conveyor.  Horizontal Empty Bunch Conveyor, berfungsi untuk mengangkut JJK untuk dipindahkan ke inclined empty bunch conveyor.  Fruit Distributing Conveyor, untuk mendistribusikan brondolan kedalam masing – masing digester. 37  Recycling Fruit Conveyor, untuk memindahkan kelebihan buah pada fruit distributing conveyor menuju bottom cross conveyor.  Inclined Empty Bunch Conveyor, untuk mengangkut janjangan kosong menuju hopper janjangan kosong.  Fruit Elevator, untuk mengangkat buah dari bottom cross conveyor dan menuangnya kedalam topcross conveyor. Gambar 4.9 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor dan Bunch Hopper 4.4. Stasiun Press 4.4.1.Digester