LAPORAN KP PKS SEI MANGKEI

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja praktek merupakan kewajiban setiap mahasiswa jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Medan (ITM) untuk program strata satu, yang harus dilaksanakan dengan sebaik - baiknya agar mahasiswa memperoleh penambahan pengetahuan dan pengalaman kerja praktis sebelum menyelesaikan studi.

Dengan adanya kerja pratek ini mahasiswa diharapkan, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang akan menjadi bekal mahasiswa untuk memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan studi. Serta dapat mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek pada jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Medan adalah bertujuan untuk :

1. Melihat dan mengenal lapangan kerja secara langsung serta memperdalam teori yang di peroleh selama kuliah.

2. Melatih mahasiswa bekerja disiplin dan bertanggung jawab. 3. Dapat memperoleh keterampilan dalam penguasaan pekerjaan. 4. Sebagai landasan untuk penyusunan laporan kerja praktek.

5. Mengetahui secara langsung apa yang sudah dipelajari dan dilakukan pada saat mengikuti mata kuliah dan menjalankan praktikum di laboratorium.


(2)

1.3. Manfaat Kerja Praktek

Dengan dilaksanakan kerja praktek bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, ini merupakan hal yang berguna, dimana pada saat pelaksanaan keja praktek tersebut diperlukan sikap dan tingkah laku mahasiswa agar patuh dan taat pada peraturan yang berlaku di perusahaan, baik disiplin kerja, waktu istirahat dan waktu pulang. Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa

a. Dapat memahami berbagai aspek perusahaan misalnya ;aspek teknologi, aspek teknik, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi dan aspek pemasaran.

b. Dapat memahami proses pengolahan TBS sampai menjadi CPO.

c. Memperoleh kesempatan berlatih dan bekerja di lingkungan perusahaan. d. Membandingkan teori - teori yang diperoleh pada saat mengikuti kuliah

dengan praktek di lapangan.

e. Dapat memahami cara melakukan penelitian didalam menghasilkan suatu karya ilmiah.

f. Dapat mengumpulkan data dari lapangan untuk penulisan Tugas Sarjana. 2. Bagi fakultas

a. Memperluas pengenalan jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan khususnya pada pihak perusahaan.

b. Mempererat kerja sama dengan instansi atau perusahaan, baik perusahaan negeri atau swasta.


(3)

3. Bagi perusahaan

a. Laporan kerja praktek ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau usulan perbaikan atau pemecahan masalah - masalah yang ada pada perusahaan.

b. Sebagai bahan untuk mengetahui keberadaan perusahaan dari segi pandangan masyarakat khususnya mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek.

c. Sebagai salah satu bentuk media sosial perusahaan dalam bidang pendidikan.

1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup kerja praktek yang dilaksanakan adalah :

1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan harus melakukan kerja praktek pada perusahaan atau lembaga / instansi pemerintah ataupun swasta. 2. Kerja praktek dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) PKS

SEI MANGKEI Kecamatan Bosar Maligas. Kerja praktek ini meliputi bidang - bidang yang berkaitan dengan disiplin ilmu teknik industri antara lain

a. Organisasi dan manajemen b. Proses produksi

c. Teknologi / AlatProduksi

3. Kerja praktek yang dilakukan ini harus besifat :

a. Latihan kerja yang berdisiplin dan bertanggung - jawab sesuai dengan para pekerja dalam perusahaan yang bersangkutan.

b. Mengajukan asal – usul perbaikan seperti dalam sistem kerja / proses yang dianut dalam laporan.


(4)

c. Membuat laporan kerja praktek yang harus dilegalisir oleh perusahaan atau badan yang bersangkutan.

1.5. Metodologi Kerja Praktek

Dalam usaha memperoleh manfaat kerja praktek maka dituntut kemampuan dalam mengkonversikan teori – teori yang ada di bangku kuliah menjadi suatu bentuk analisis pemikiran yang dapat memotivasi mahasiswa agar dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dalam melaksanakan kerja praktek ini ada beberapa metodologi yang dilakukan yaitu meliputi :

1. Tahap Persiapan

Mempersiapkan hal-hal yang perlu untuk kegiatan penelitian seperti pengenalan perusahaan, membuat permohonan kerja praktek pada jurusan dan perusahaan, konsultasi dengan coordinator kerja praktek dan dosen pembimbing serta membuat proposal.

2. Studi Literatur

Mempelajari buku – buku, karangan ilmiah dan majalah yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di lapangan.

3. Peninjauan Lapangan Melihat secara langsung perusahaan, pengenalan dengan pimpinan, dan karyawan.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data – data untuk menyusun laporan kerja praktek dari perusahaan data – data yang dikumpulkan yaitu mengenai aspek perusahaan, organisasi dan manajemen, tenaga kerja, proses produksi, dan data lain yang bersangkutan dengan tugas khusus.


(5)

5. Analisa dan Evaluasi

Data yang diperoleh dikumpulkan, dianalisa dan dievaluasi dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan.

6. Pembuatan Draft Laporan Kerja Praktek

Membuat penulisan draft kerja praktek sehubungan dengan data – data dari perusahaan.

7. Diskusi Dengan Pembimbing

Mengasistensikan draft kerja praktek kepada dosen pembimbing serta di diskusikan dengan coordinator kerja praktek.

8. Penulisan Laporan Kerja Praktek

Draft kerja praktek yang sudah di asistensi kemudian diketik dan dijilid.

9. Expos Laporan Kerja Praktek

Hasil laporan Kerja praktek diexpos pada Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Medan.

1.6. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Data yang diperoleh dari perusahaan dapat dikumpulkan dengan cara :

a. Wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak pabrik.


(6)

Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek masalah yang dituju dengan jalan mengamati dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan pokok permasalahan.

c. Studi Literatur/ Pustaka

Yaitu mencatat langsung data-data perusahaan secara langsung dari litratur-literatur yag berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

Data yang dikumpulkan melalui cara – cara di atas meliputi sebagai berikut :

1. Data gambaran umum perusahaan menyangkut :

- Sejarah berdirinya perusahaan

- Lokasi perusahaan

- Sarana dan prasarana perusahaan 2. Data tentang proses produksi.

3. Data tentang organisasi dan manajemen meliputi :

- Struktur organisasi perusahaan dan hubungan kerja

- Jumlah tenaga kerja dan jam kerja 1.7. Aspek – Aspek yang Ditinjau

Adapun aspek – aspek yang di tinjau adalah sebagai berikut :

1. Aspek Teknologi

Mempelajari pengetahuan – pengetahuan tentang proses pengolahan ditinjau dari sifat – sifat kimia dan fisis.

2. Aspek Teknik

Mempelajari pengetahuan – pengetahuan tentang :

- Peralatan – peralatan proses industri dan pemindahan bahan - Neraca bahan, neraca panas / energi


(7)

- Sistem pemeliharaan - Layout Pabrik

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Mempelajari struktur organisasi perusahaan, persoalan perburuhan dan lain – lain yang berhubungan dengan kemajuan perusahaan / pabrik.

4. Aspek Ekonomi

- Perhitungan Biaya Produksi - Rencana Biaya dan Anggaran 5. Aspek Pemasaran

Kegiatan pemasaran dan kemungkinan perluasan pasar.

1.8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dilakukan selama 1 minggu, yaitu pada tanggal 21 Nopember 2016 - 26 Nopember 2016. Kerja praktek ini dilakukan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas. Secara khusus kerja praktek yang dilakukan pada bagian proses yaitu Proses Pengolahan TBS sampai menjadi CPO.

BAB II

KEADAAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III ( PERSERO ) PKS SEI MANGKEI


(8)

2.1 VISI DAN MISI

Visi :

Menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dengan tata kelola bisnis terbaik.

Misi :

1. Mengembangkan Industri Hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memperlakukan karyawan sebagai aset stategis dan mengembangkannya secara optimal

4. Berupaya menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

6. Memotivasi karyawan untuk berparti sipasi aktif dalam pengembangan komunitas

7. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan

2.2 Sejarah Perusahaan

Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei adalah salah satu unit kerja PT. Perkebunan Nusantara III yang terletak di nagori Sei Mangkei Kecamatan Bosar


(9)

Maligas Kabupaten Simaungun Propinsi Sumatera Utara ± 140 km arah tenggara kota Medan.

PT. Perkebunan Nusantara III adalah salah satu badan usaha milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan ( Plantation ) dan pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial pada masa pemerintahan Hindia Belanda mulai dari :

1. NV. Rubber Cultur Matchcpij Amsterdam ( RMCA ) 2. Handels Vereeningnig Amsterdam ( HVA )

3. Vereenigde Deli Matchcpij ( VDM )

4. NV > Cultur mij`de Oekust ( CMO ) dan lainnya

Pada awal proses nasionalisasi, PTPN III dikenal sebagai peusahaan perkebunan asing ( PPA ) selanjutnya menjadi Perseoan Perkebunan Negara (

PPN ).

Langkah awal PTP Nusantara III dimulai pada tahun 1958 dengan nama perusahaan Negara baru Cabang Sumatera Utara ( PPN Baru ) berdasarkan PP No. 24/1958 JO, keputusan menteri pertanian No, 229/UM/1957 JO UU No.86/1958.

Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan hukum, sejalan dengan Undang – Undang ( UU ) dan peraturan pemerintah, maka pada tahun 1968 PPN baru menjadi Kesatuan Negara Perkebuanan ( PNP ) berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 55/KPT/OP/1968 dan pada tahun 1971 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan ( Persero )


(10)

dengan keluarnya PP No. 17/1917 dan surat keputusan Menteri Keuangan No. 258/SK/IV/3/1976. Tahun 1994 diadakan pembangunan Manajemen PT. Perkebunan III, IV dan V Persero yang dikelola oleh Direksis PT. Perkebunan III. Selanjutnya melalui peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 menjadi PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ).

PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) didirikan dengan akte Notaris Harun Kamil SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996, untuk selanjutnya mendapat pengesahan dari menteri lama kehakiman Indonesia dengan surat keputusan No. C2-8331.HT.01 tanggal 8 Agustus 1996.

Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei milik PT. Perkebunan Nusantara III telah dirintis sjak awal tahun 1996 oleh manajemen dalam pelaksanaan ( PTP V ). Dengan perubahan manajemen dari PTP V menjadi PTP III maka rencana pembangunan PKS Sei Mangkei dilanjutkan PTPN III Sei Sikambing Medan.

Setelah dilakukan survey atau calon lokasi pabrik kelapa sawit, maka akan operasi pabrik kelapa sawit tersebut akan dibangun di blok 113 afeling 2 kebun Sei Mangkei kabupaten Simalungun Sumatera Utara Pembangunan PKS kapasitas 30 ton dimulai tanggal 21 April 1997 dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT. Kesco Teguh Prakarsa dan didesain/diawasi oleh konsultan Trikarya Presindo. PKS selesai dibangun tanggal 21 Januari 1999 dan pembangunan pabrik kelapa sawit kapasitas 45 ton dilaksanakan oleh kontaraktor PT. Indiyah Karya tanggal 14 Juli 2009 Comisioning tanggal 23 Nopember 2010. Jarak tempuh PKS Sei Mangkei ke Medan ± 140 km.


(11)

PKS Sei Mangkei terletak di blok 113 afdeling III Kebun Sei Mangkei, kecamatan Bosar Maligas, kabupaten Simalungun Propinsi Sumatra Utara. PKS Sei Mangkei (DSIMA) berdiri diatas areal ± 17.50 Ha, dimana sumber bahan olah berasal dari kebun seinduk dan pihak ke III.

Keadaan topografis kebun Sei Mangkei datar, bergelombang, sampai berbukit. Jenis tanah berupa popsolid merah kuning yang sangat cocok untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Elevasi pabrik berada 18 m diatas permukaan laut dengan suhu minimum dan maksimum berkisar antara 22ºC -32ºC.

Kebun seinduk terdiri dari;

 Kebun Dusun Hulu  Kebun Bangun  Kebun Gunung Para  Kebun Pamela  Kebun Monoko  Kebun Rambutan  Kebun Sei Dadap  Kebun Selamat Kebun Pihak Ke III ;

 UD.Bensali

 CV.Longgur Mananggei  CV.Ramayana


(12)

 CV.Sama Suka  UD.Anastasia  UD.Lastari

2.4 Fasilitas dan penghargaan 1. Fasilitas :

a. SPMN ISO 9002 : 14001

Telah diaudit oleh pihak internal pada bulan oktober 2008 dan pada bulan juni 2011 oleh atas rekomendasi PT. TUV bahwa pabrik kelapa sawit Sei Mangkei berhak memperoleh “SERTIFIKAT”

b. Sistem manejemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK 3)

Telah diaudit oleh pihak internal pada bulan oktober 2008 atas rekomendasi PT, Sucopindo bahwa pabrik kelapa sawit Sei Mangkei berhak memperoleh,”SERTIFIKAT DAN BENDERAH MAS”

c. Penghargaan :

 PIAGAM PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT AWARD untuk 1.500.500 jam 01 Januari 1997 s/d 30 Desember 1999 ( sesuai SK.Manaker Nomor : /Men/2000 tanggal 25 Januari 2000).

 Kebersihaan pabrik tingkat PT. Perkebunan Nusantara III ( persero ) dengan predikat juara III yang diserahkan oleh Direksi utama PT. Perkebunan Nusantara III ( persero ) pada tanggal 17 Agustus 2004.


(13)

 Sawit Nusantara Award 2008 dengan kategori terbaik III yang diserahkan oleh kementerian badan usaha milik Neara ( BUMN ) di Jakarta.

 Sawit Nusantara Award 2010 juara II se Indonesia yang diserahkan oleh kementrian badan usaha milik Negara ( BUMN ).

 Telah diaudit oleh pihak internal pada tanggal 16September 2013 oleh PT. TUV bahwa pabrik kelapa sawit Sei Mangkei.

 Piagam penghargaan cerfikat ISO 9001 : 2008  Piagam pengharggan RSPO.

 Piagam penghargaan certifikat CSPO. 2.5 Inovasi PT. Perkebunan Nusantara III

Piagam penghargaan KREATIFITAS bidang teknik / teknologi terbaik memanfaatkan roda Lori bekas sebagai pengganti sprocket pada conveyor.

2.5.1 Pengadaan Karyawan / Operator

Calon –calon karyawan / operator telah tersedia, maka perlu diadakan pelatihan agar mereka dapat menjalankan peralatan mesin – mesin maupun keamanan manusia yang berada disekitarnya dan harus mencapai performance yang telah ditentukan antara lain yang menyangkut kapasitas, kualitas dan efesiensi.

Pelatihan tersebut akan meliputi berbagai bidang kegiatan antara lain :

 Pengenalan peralatan mesin – mesin dan instalasi pabrik

 Mendidik para operator supaya mampu menjalankan pabrik sesuai dengan norma –norma yang ditentukan WI dan IK yang ditetapkan.


(14)

 Melatih para operator supaya dapat melakukan perawatan mesin/ peralatan dan tindakan perbaikan.

 Member pelajaran teori dan praktek lapangan mulai dari persiapan operasi, pengawasan operasi termasuk penyetean mesin /peralatan, pekerjaan nalisa laboratorium dan menanamkan pengertian tentang proses produksi.

 Mendidik para karyawan teori SKM3 dan job training bakortiba dan ISO 9001:2008 dibidang teori dan praktek.

 Mensosialisasikan secara lisan dilapangan dibidang mutu produksi, lingkungan, Visi dan Misi, para digma baru dan peraturan perundang – unfangan perusahaan.

 Mendidik karyawan / diklat operator dan pembantu operator secara teori dan praktek lapangan sesuai dengan perusahaan.

2.6 Sturuktur Organisasi dan Ketenaga Kerjaan

Pimpinan tertinggi PKS berda ditangan seorang manajer yang dibantu oleh 1 orang Masinis kepala, 3 orang asisten pengolahan, 1 orang asisten teknik, 1 orang asisten tata usaha/personalia, 1orang asisten laboratorium dan 222 orang karyawan pelaksana. Adapun personalia karyawan pimpinan PKS Seimangkei adalah :

1. Manajer PSMKI : M. Malemta Sebayang, ST, QIA 2. Masinis Kepala : Obet Mula Tua Sipayung, ST,QIA

3. Asisten TU/Personalia : Pamri Parmonangan Situmorang, SE,QIA 4. Asisten teknik : Samin Sembiring


(15)

6. Asisten Pengolahan : Wendy Amin Sugianto, ST 7. Asisten Pengolahan : Lucky Imanuel Sianturi, ST 8. Asisten Pengolahan : Hendra Kusuma, ST

2.7 Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kelancaran pengoperasian pabrik kelapa sawit Sei Mangkei mempunyai tenga kerja /karyawan sebanyak 222 orang sebagai berikut :

1. Karyawan Pimpinan : 8 Orang

2. Karyawan Pengolahan ( 2 shift ) : 94 Orang 3. Karyawan Laboratorium/ Sortasi : 28 Orang 4. Karyawan Bengkel / Dinas Sipil : 51 Orang 5. Karyawan Tata Usaha : 13 Orang 6. Karyawan Bhgn. Umum/ satpam : 21 Orang 7. Karyawan Bhgn. Produksi : 8 Orang

Jumlah : 223 Orang


(16)

STRUKTUR ORGANISASI DAN

MANAJEMEM SUMBER DAYA MANUSIA

3.1. Pendahuluan

Setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan tersebut akan menjadi sangat penting bagi setiap perusahaan demi peningkatan produktivitas perusahaaannya. Oleh karena itu penyusunan organisasi sangat perlu dilakukan untuk perusahaan demi menciptakan struktur kerja yang sistematis dan tidak asal – asalan. Namun setiap orang akan memiliki kepribadian berbeda dan cirri khas masing - masing. Maka dengan demikian di perlukannya seorang pemimipin yang bijaksana dan berpengetahuan tinggi

3.2.Bentuk Organisasi

Perusahaan berbentuk badan usaha milik Negara dalam bentuk perseroan terbatas.

A. Nama, tempat kedudukan dan tanggal berdirinya perseroan

Perseroan terbatas ini bernama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang memiliki kantor Direksi di Jln SeiBatanghari.

B. Jangka waktu dan berdirinya perseroan

Perseroan ini berubah menjadi perseroan dan mendapat badan hokum dari mentri kehakiman pada tahun 1997.

3.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan di antara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung


(17)

jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya.Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi.

Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan manajerial. Wewenang ada karena ada manajer yang mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan yang bekerja untuknya, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam organisasi tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi. Jadi tanggung jawab adalah kewajiban seseorang bawahan, yang diberi tugas oleh atasannya.

Struktur organisasi perusahaan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei ini memiliki hubungan fungsional yang artinya bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya.

Pada tipe organisasi fungsi onalini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas / pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya


(18)

1. Dapat di bedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.

2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.

3. Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasinya.

4. Kordinasi menyeluruh biasanya hanya di perlukan pada tingkat atas.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:

1. Tidak terjadinya timpa tindinya dalam suatu pekerjaan.

2. Dapat di capai tingkat spesialisasi yang baik.

3. Solidaritas antara orang-orang yang menjalan kanfungsi yang samatinggi.

4. Moral serta disiplin kerja yang tinggi.

5. Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi dapat lebih mudah.

Keburukan dari organisasi bentuk fungsional adalah:

1. Inisiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.


(19)

2. Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesiali sasikan diri dalam satu bidang saja.

3. Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.

Gambaran struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei dapat dilihat pada Gambar 3.1di bawah ini :

Gambar 3.1 Struktur organisasi PKS Sei Mangkei

3.4. Wewenang dan Tanggung Jawab.

Uraian Tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari setiap anggota organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:


(20)

Tanggung jawab:

1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien untuk kelangsungan hidup perusahaan.

2. Mengawasi pekerjaan bawahan,serta memberikan saran-saran dan petunjuk yang baik.

3. Membina kemampuan bawahan melalui training,diskusi dan rapat kerja supaya di peroleh produktifitas yang tinggi demi menjamin tercapainya sasaran yang menjadi tanggung jawab.

4. Membina dan meningkatkan hubungan masyarakat, kesejahteraan sosial karyawan,staf dan keluarga.

5. Melaporkan penyimpangan yang terjadi yang di sebabkan hal-hal yang di luar kekuasaan dengan jalan menganalisa kemungkinan yang di ambil oleh direksi dengan mengemukakan beberapa alternative penyelesaian.

6. Meneliti rancangan anggaran belanja bagian atau afdeling untuk menyusun rancangan anggaran belanja unit perorangan,sehingga di capai harga pokok dan biaya investasi yang wajar.

7. Mengendalikan pemakaian biaya dengan jalan membandingkan biaya nyata yang standar, dan untuk menghindari devisiasi pengeluaran biaya yang melebihi batas toleransi yang di benarkan. Wewenang: berwenang terhadap semua yang ada di perusahaan serta terhadap semua pemakaian mesin dan peralatan yang di gunakan.

3.4.2. Masinis Kepala (Maskep)

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Membawahi Asisten Laboratorium,Asisten Pengolahan,serta Asisten teknik, bertanggung jawab kepada Manajer dan membantu Manajer/Coordinator melaksanakan tugas dan kebijakan yang telah di garis oleh perusahaan.


(21)

3.4.3.Asisten Teknik

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab kepada Manajer dan membantu Manajer/Coordinator Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah di garis oleh perusahaan.

2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah di gariskan oleh Manajer.

3. Menyediakan data dan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan Manajer dan mentaati semua peraturan.

3.4.4.Asisten Pengolahan

Tugas dan tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab kepada Manajer dan membuat rencana kerja jangka pendek dan mencegah untuk pemeliharaan dan

operasional mesin pengolahan.

2. Mengendalikan biaya operasional agar kegiatan berjalan efektif dan efisien dan memantau serta membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional.

3. Memberikan usul dan saran perbaikan kepada

Manajer/koordinator untuk pabrik yang dapat meningkatkan kinerja pabrik dan pengadaan koordinasi dengan pihak di luar perusahaan seijin Manajer operasional.

4. Menilai komoditi karyawan pimpinan dan menyusul mutasi,dominasi dan promosi.

3.4.5. Asisten Laboratorium


(22)

1. Bertanggung jawab kepada Manager dan distrik manager dan membuat rencana jangka pendek tentang operasional

laboratorium serta membuat program perawatan alat-alat laboratorium dan unit pengolahan limbah.

2. Melaksanakan analisa kontrol terhadap hasil kerja pengolahan hasil peralatan dan memriksa serta mengawasi metode

pelaksanaan dan analisa

3. Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu kimia dan pengendalian biaya laboratorium.

4. Membuat laporan sebagai informasi bagi dinas pengolahan dan data serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Manajer/direksi.

3.4.6. ATU/Asisten Personalia

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab terhadap Manajer dan distrik manajer serta mengkordinasi seluruh kegiatan administrasi perkantoran serta data yang akurat dan up to date.

2. Bersama dinas/bagian lain menyusun kerja tahunan jangka pendek. 3. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.

4. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.

5. Penyimpanan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan. 6. Melakukan inspeksi ke unit dalam lingkup pabrik

7. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan hasil kerja bidang administrasi.

3.5 Jam Kerja dan Pengupahan

3.5.1 Jam Kerja

Jam kerja pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei tidak sama untuk semua bagian/departemen. Pada masa produksi, jam kerja yang


(23)

di berlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut :

1. Karyawaan Non Shift ( Personalia, Tata Usaha dan Teknik ) Senin – Kamis

Jam Kerja : 07:00 – 16:00 WIB Jam Istirahat : 12.30 – 14.00 WIB Jum`at dan Sabtu

Jam Kerja : 07.-12.00 WIB

2. Karyawan Shirt ( Pengolahan dan Laboratorium )

1. Shift I : Pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB 2. Shift II : Pukul 19.00 WIB –07.00 WIB

Pada bagian ini waktu istirahat fleksibel dimana para pekerja harus berganti-gantian beristirahat sesuai dengan kebijaksanaan pekerja.

3.5.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei ini dibedakan menurut golongan dan jabatannya. Sistem pengupahan untuk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei adalah:

1. Gaji pokok

Gaji pokok diadaptasi dari batas upah minimum regional (UMR) yang disesuaikan dengan golongan dan jabatan karyawan.

Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan dibedakan menurut golongan dan jabatannya. Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei adalah :

1. Perumahan 2. Tunjangan Tetap


(24)

3. Tunjangan Khusus 4. Lembur

5. Anak sekolah 6. Air

7. Listrik 8. Beras 9. Pengobatan

10. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) 11. THR

12. Dapenbun 13. Bonus /premi


(25)

BAB IV

PERALATAN DAN PROSES PRODUKSI

4.1. Stasiun Penerimaan Buah Sawit

4.1.1. Jembatan Timbang ( Weight Bridge)

Jembatan timbang merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah pabrik kelapa sawit, yang mana di jembatan timbang digunakan untuk menimbang setiap truk yang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS), Kernel, Solid, Janjangan Kosong, CPO, Bahan Pembantu Produksi, dll.

Tujuan di gunakannya jembatan timbang ini adalah untuk pengawasan pengolaha, Kapasitas pabrik untuk data produksi serta untuk mengetahui jenis dan jumlah barang/bahan yang keluar masuk pabrik.

Dalam pengoperasian jembatan timbang ini harus betul-betul diperhatikan indikator penunjuk apakah betul-betul menunjukkan angka nol sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dengan akurat buah yang masuk dan produk yang keluar dari pabrik.

Untuk memastikan kebenaran dan keakuratan dalam pengukuran menggunakan jembatan timbang ini, PKS melakukan pengkalibrasian terhadap


(26)

jebatan timbang ini secara berkala (1 tahun) yang langsung dikerjakan oleh Badan Metrologi dan Geofisika. Disamping itu juga PKS selalu melakukan perawatan dan pembersihan terhadap jembatan timbang tersebut

Gambar 4.1 Weight Bridge

4.1.2.Loading Ramp

Loading ramp merupakan tempat penampungan buah sementara sebelum di olah. Lantai loading ramp memiliki kisi-kisi 10 mm dan dengan kemiringan 270. Fungsi dari kisi-kisi tersebut untuk memisahkan pasir dan sampah yang terikut dan dapat merusak instalasi pengolahan. Truk-truk yang menurunkan buah pada loading ramp harus diperhatikan karena ini erat hubungannya dengan kapasitas dikarenakan banyaknya brondolan yang tergilas oleh truk yang dapat menimbulkan kerugian pada kondensat rebusan, losses minyak pada janjangan kosong akan tinggi dan menaikkan Asam lemak bebas (ALB). Dalam pengisian buah ke dalam lori harus betul-betul penuh sesuai dengan kapasitas lori dan tidak mengganggu instalasi lainnya. Pada PKS ini, Memiliki 4 loading ramp mempunyai 15 pintu dengan kapasitas masing-masing pintu ramp 12,5 Ton TBS. Dengan demikian kedua loading ramp PKS Sei Mangkei dapat menampung 500 Ton TBS.


(27)

Gambar 4.2 Loading Ramp 4.1.3.Lori

Lori adalah alat yang berfungsi sebagai media penampung dalam rebusan

Dengan kapasitas 3,5 dan 15 Ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan system pintu hidraulik.

Sebagian besar kotoran turun / keluar melalui kisi – kisi tersebut danjuga bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah – sampah lain yang terikut.PKS Sei Mangkei memiliki 4 loading ramp, yaitu loading ramp Line I yang saling berhadapan dan line II bentuk L kapasitas lantai masing – masing loading ramp memilki 15 pintu ( bays ) dengan kapasitas 35 dan 45 ton

Gambar 4.3 Lori


(28)

Fungsi dari transfer carriage adalah sebagai berikut :

 Untuk mengarahkan lori dari rel track loading ramp ke rel trak rebusan

4.1.5. Capstan

Berfungsi sebagai penggerak dan penarik lori.

4.2.Stasiun Rebusan

4.2.1.Strilizer

Tahap pertama setelah melalui stasiun penerimaan buah, yang harus dijalani oleh buah kelapa sawit dalam rangka untuk memperoleh minyak kelapa sawit adalah proses perebusan atau lazim disebut sterilizer.

Didalam proses perebusan buah kelapa sawit diperlukan waktu 85-95 menit, dengan berada dibawah pengaruh panas dari uap air (steam) dengan tekanan sampai 2,8-3,0 Kg/cm2 dan suhu 120 – 130 0C. Setiap pabrik kelapa sawit tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaman yang rendah dan minyak yang mudah dipucatkan. Buah yang terlalu matang dari kebun, pengurasan udara yang kurang baik dari ketel rebusan, untuk perebusan terlalu lama atau tinggi mengakibatkan minyak yang diperoleh akan lebih sulit di pucatkan.

4.2.2.Tujuan Sterilisasi

Adapun dilakukannya sterilisasi adalah sebagai berikut :


(29)

Dalam buah kelapa sawit yang sudah di panen terdapat enzim lipase dan oksidasi yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara Fisika atau Kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas (ALB).Jadi ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil enzim lipase dan oksidasi. Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman(plant enzim) dan yang terkontaminasi (misal dari jamur) selama proses penanganan.

Aktifitas enzim makin tinggi apabila buah mengalami kememaran (luka).Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS agar pememaran buah dalam persentaseyang relatif kecil.Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 0C. Oleh sebab itu perebusan pada suhu 1350C akan menghentikan kegiatan enzim.

2. Memudahkan Pemipilan ( Stripping/Threshing )

Untuk melepaskan brondolan ( Spikelets Fruits ) dari tandan secara manual sebenarnya sudah cukup merebus dalam air mendidih, akan tetapi untuk melepaskan buah dari tandan dengan Thresser, perebusan cara diatas tidak memadai dan disini diperlukan uap jenuh bertekanan rendah agar diperoleh suhu yang semestinya dibagian dalam tandan buah.

Kenaikan suhu di dalam tandan buah dapat dihambat oleh adanya udara sekeliling tandan, jadi udara ini harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dimulai perebusan yang sebenarnya.Untuk ini uap masuk dikeluarkan lagi sampai


(30)

dua kali sebelum dimulai perebusan.Selama pengeluaran uap dua kali ini, sekeliling tandan buah sudah bebas udara dan pada pemasukan uap yang terakhir diharapkan suhu dalam tandan dapat bertambah.

3. Penyempurnaan dalam Pengolahan.

Selama perebusan tiga puncak kadar air dalam buah menjadi berkurang atau dengan kata lain kadar air itu sebagian telah diuapkan dari dalam buah. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah ( Pericarp ) menjadi berobah satu sama lain sehingga pengambilan minyak dari serat selama proses pengempaan dan memisahkan dari zat bukan lemak ( Non Oil Solid ) pada proses pemurnian akan lebih mudah dikerjakan.Pada waktu bersamaan sel–sel minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).

Senyawa protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang berbeda sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu proses pemurnian. Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak, akibat dari penguapan sebahagian air dalam daging buah, maka kemungkinan kehilangan minyak didalam serat maupun dalam lumpur buangan pada proses pemurnian akan menjadi lebih kecil.

4. Memudahkan proses selanjutnya

Yang utama dihadapi pada proses pengolahan inti sawit adalah sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkang, dimana inti terikat kuat pada cangkangnya. Dengan proses perebusan maka kadar air dalam biji sebahagian dikurangi sehingga daya lekat inti sawit terhadap cangkangnya menjadi berkurang.


(31)

Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami kesulitan lagi.

4.2.3.Cara perebusan

Dalam menetapkan waktu untuk satu siklus perebusan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

 Tekanan Uap Rebusan ( maksimum setiap puncak ). Menguras atau mengeluarkan udara dari dalam Rebusan Waktu merebus ( memperoleh suhu yang baik dalam tandan ) Kapasitas Rebusan

1. Tekanan Uap Rebusan

Tujuan dari pada pemakaian tekanan uap tinggi adalah untuk menghemat waktu, mesikipun diketahui ada batasnya.Tekanan uap tingginya dengan sendirinya memberikan suhu yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat merusak kwalitas dari minyak sawit dan inti sawit.Pada minyak sawit harus diperhatikan tingkat pemucatannya, sedang untuk inti sawit harus dihasilkan warna inti dalam yang putih.

Setelah diadakan beberapa kali percobaan perebuasan buah, maka hasil perebusan dengan tekanan uap 2,8-3,0 Kg/cm2 dengan total waktu 90 s/d 115 menit dinilai cukup memuaskan. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan sterilizer pada PKS Sei Mangkei.


(32)

Sebelum dapat mengeluarkan udara dari sela – sela tandan buah, perlu sekali untuk terlebih dahulu menguras udara yang berada disekitar tandan dan yang mengisi ruang kosong Ketel Rebusan.Pengurasan udara pertama adalah saat bermulanya perebusan tandan buah. Uap dimasukkan melalui kran pemasukan ( Inlet Valve ) sementara kran pengeluaran tetap terbuka.

Untuk memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan, pipa pemasukan uap dibagian atas ketel Rebusan, dilengkapi dengan pelat pembagi uap ( Steam Spreeder ) dan pipa pengeluaran (Blow Down Pipe) dilengkapi dengan plate berlobang ( saringan ) untuk penahan buah dan kotoran agar tidak mengganggu bekerjanya kran – kran pembuangan.

3. Waktu Merebus

Untuk menguras udara keluar dari sela – sela tandan buah dipergunakan dua puncak pengurasan yang dengan cepat dapat menurunkan tekanan didalam bejana dari 2,8 – 3,0 Kg/cm2 menjadi nol Kg/cm2.

Setelah tahap kedua pengurasan selesai, uap dimasukkan lagi untuk puncak ketiga sampai tekanan dalam Rebusan mencapai 2,8 Kg/cm2. Selanjutnya buah yang berada didalam Rebusan dibiarkan berada dibawah pengaruh tekanan uap selama beberapa waktu sesuai kebutuhan.

4. Kapasitas Rebusan.

Perebusan adalah langkah awal suatu proses pengolahan kelapa sawit, dan untuk itu perlu dihitung secara pasti berapa unit bejana Rebusan yang dibutuhkan untuk suatu pabrik sesuai kapasitas yang diinginkan.


(33)

Pada PKS Sei Mangkei dengan kapasitas 75 Ton/Jam PKS Sei Mangkei terdapat line I dan II dengan kapasitas masing-masing ( isi 6 lori dan 3 Lori dan kapasitas 3,5 dan 45 ton TBS ) Dengan itu maka PKS ini membutuhkan rebusan dengan perhitungan sebagai berikut dimana satu siklus rebusan adalah 115 menit termasuk buka dan tutup pintu.

Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada pada PKS Sei Mangkei. Kualitas perebusan di tentukan oleh tekanan uap, suhu, lama perebusan dan kualitas buah. Tekanan uap yang optimal digunakan adalah 2,5 – 2,8 kg/cm2 dengan lama perbusan 90 - 95 menit.

Gambar 4.4 Sterilizer 4.3. Stasiun Pemipilan

4.3.1. Thresser

Pemipilan merupakan proses yang segera menyusul setelah proses perebusan dan bertujuan melepaskan buah dari tandannya. Dalam proses pemipilan telah dilakukan seefisien mungkin tetapi beberapa kerugian kadang – kadang masih juga dialami antara lain :

a. Didalam tandan yang dipipil kadang – kadang masih terdapat beberapa butiran buah yang tidak keluar, meskipun sudah lepas dari tandannya.


(34)

b. Benturan – benturan yang terjadi terhadap tandan di dalam drum threser yang mengharuskan agar semua buah terlepas dan keluar dari tandannya, tetapi hal ini ternyata juga mengakibatkan kerusakan terhadap daging buah yang telah menjadi lembek karena perebusan.

Dengan menggunakan alat pemipil yang tepat disertai cara penggunaan yang baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipil dapat dipenuhi semaksimal mungkin, agar pemipilan dengan tingkat kerugian serendah mungkin dapat tercapai.

4.3.2. Unit-Unit Mesin di Stasiun Thresser

4.3.2.1 Hoisting Crane

Hoisting crane pada PKS Sei Mangkei digunakan untuk mengangkut lori yang berisi TBS yang telah direbus untuk dituang ke hopper dan menurunkan lori kembali ke rel menuju loading ramp. Hoisting crane yang digunakan dalam PKS Sei Mangkei adalah 2 unit.

Dalam Pengoprasiannya hoisting crane mempunyai tiga jenis gerakan yaitu: 1. Gerakan turun naik (lifting)

2. Gerakan maju mundur (travel) 3. Gerakan memutar

Yang perlu diperhatikan pada pengoprasian hoisting crane adalah lamanya hoisting crane mengangkut lori untuk dituang kedalam hopper diharapkan waktu hoisting crane dalam mengangkut lori sampai meletakkan kembali lori ke rel seminimal mungkin (2 – 2,5 menit), serta keselamatan kerja dari setiap pekerja.


(35)

Gambar 4.5 Hoisting Crane dan Tripeir

4.3.2.2 Bunch Hopper

Bunch hopper Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher yang mendorong/menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum agar proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBS/jam

Gambar 4.6Bunch hopper

4.3.2.3 Auto Feeder

Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher yang mendorong/menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum agar proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBS/jam .


(36)

Gambar 4.7Bunch Auto Feeder Line I dan II

4.3.2.4 Thresser

Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke Empty Bunch Conveyor dan brondolan akan jatuh ke Fruit Conveyor melalui kisi-kisi menggunakan 2 Thresher dilene I dan Line II3 Unit

Di PKS Sei Mangkei menggunakan drum threser type shaft drum yang terdiri dari drum berkisi-kisi dengan plate pelempar pada dinding silinder yang berputar pada satu poros (As) sehingga terjadi bantingan terhadap Tandan buah yang sudah melalui proses perebusan.

Untuk memudahkan tandan bergerak keluar maka dipasang plat pengarah pada dinding silinder drum sehingga membentuk alur spiral. Pemasangan plat yang tepat menghindari pencampuran tandan yang masih penuh dengan yang telah kosong sehingga losses minyak pada janjangan dapat dihindari. Tandan yang sedang dipipil tidak boleh hanya bergiling saja pada bagian bawah dari dinding tetapi juga tidak boleh ikut melekat pada silinder drum yang berputar. Kecepatan putaran harus sedemikian rupa sehingga praktis semua tandan yang sedang diputar dapat diperoleh pemipilan yang dikehendaki.


(37)

Gambar 4.8 Thresser 4.3.2.5Conveyor dan Elevator

Janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal empty bunch conveyor, kemudian inclined empty bunch conveyor untuk selanjutnya dibawa ke bunch

Under Thesser Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah yang telah terpipil untuk diangkut dan dibawa ke bottom cross conveyor.

Bottom Cross Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah / brondolan yang terpipil untuk diangkut kedalam Top cross conveyor.  Horizontal Empty Bunch Conveyor, berfungsi untuk mengangkut JJK

untuk dipindahkan ke inclined empty bunch conveyor.

Fruit Distributing Conveyor, untuk mendistribusikan brondolan kedalam masing – masing digester.


(38)

Recycling Fruit Conveyor, untuk memindahkan kelebihan buah pada fruit distributing conveyor menuju bottom cross conveyor.

Inclined Empty Bunch Conveyor, untuk mengangkut janjangan kosong menuju hopper janjangan kosong.

Fruit Elevator, untuk mengangkat buah dari bottom cross conveyor dan menuangnya kedalam topcross conveyor.

Gambar 4.9 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor dan Bunch Hopper

4.4. Stasiun Press

4.4.1.Digester

Proses ini cukup penting dalam hal memeperoleh minyak secara optimal adalah proses pengadukan, sebab proses pengadukan yang sempurna akan menghasilkan minyak yang optimal. Tebal daging buah yang normal, berkisar antara 2 s/d 8 mm sesuai dengan jenis buah. Daging buah ini terdiri dari sel – sel yang mengandung minyak yang terbentuk titik – titik. Serabut yang tersusun memanjang dari pangkal kearah ujung buah. Bahan pengikat yang mempunyai sifat seperti pectine mengikat sel – sel antara sesamanya dan juga mengikat


(39)

serabut sehingga terbentuk suatau ikatan atau dalam hal ini kita sebut daging buah.

Untuk lebih memahami gejala – gejala yang terjadi didalam proses pengadukan perlu diketahui hal – hal sebagai berikut :

a. Suatu potongan yang tidak terlalu tipis dari buah yang matang dan masih segar yang di celupkan kedalam air dingin tidak mengalami perubahan apapun.

b. Irisan tersebut , setelah dicelupkan beberapa menit kedalam air panas yang temperaturnya 90-1000C akan terurai. Ikatan antar sel akan terputus dan sel atau gugusan sel akan tercerai berai dengan bintik – bintik minyak di dalamnya.

c. Jika percobaan dilakukan dengan daging buah yang telah terebus, maka hasilnya terjadi penguraian daging buah yang lebih cepat.

d. Pada serabut yang akan dikeluarkan dari dalam daging buah matang yang segar akan terdapat sel – sel yang mengandung minyak yang akan melekat padanya dan tidak dapat melepas dari serabut dengan hanya mencelupkannya kedalam air panas.

e. Sel – sel serabut diatas akan melepas dari serabut jika dilakukan pencelupan ke dalam air panas.

Dari hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan semen yang mengikat sel – sel pada serabut akan terlarut kedalam air karena sifatnya yang seperti pectine untuk berubah kemudian menjadi pectos yang larut dalam air panas. Didalam buah perubahan ini berlangsung selama proses pematangan, demikian juga halnya


(40)

dengan serabut dan sel minyak yang terikat pada batok/cangkang bijioleh semen yang sama tersebut di atas. Dengan demikian mudah dimengerti bahwa karena pengaruh perebusan maka ikatan antar sel, serabut dan biji menjadi lemah sekali.

Gambar 4.10 Digester

4.4.2.Press (pengempaan)

Tujuan utama proses pengempaan adalah mengeluarkan minyak dari bubur buah yang telah diaduk dari digester. Secara umum pengambilan minyak nabati dari sumbunya disebut ekstraksi minyak atau lemak. Pengambilan minyak atau ekstraksi minyak kelapa sawit dilakukan secara mekanis yaitu dengan cara pengepresan. Dimana buah kelapa sawit akan dibebaskan dari bubur dan terpisah dari serat dan biji sawit.

Jenis-jenis alat pres antara lain :

1. Kempa hidrolik (hidrolic press)

2. Kempa ulir (screw press)

Kempa ulir dalam penggunaannya lebih menguntungkan di bandingkan dengan kempa hidrolic. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara lain :


(41)

 Kapasitas olah yang tinggi

 Effisiensi pengempaan lebih tinggi (kehilangan minyak rendah)

 Pemakaian tenaga operator yag sedikit

Kelemahan pada screww press adalah tingginya persentase nut pecah dan kadang-kadang sulit untuk di monitor.

Faktor – faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengoperasian press :

1) Tekanan hidrolic cone

Semakin besar tekanan press semakin banyak minyak yang dihasilkan disamping itu juga dapat menyebabkan kernel pecah yang tinggi. Untuk itu tekanan cone di atur dari 40-60 Bar dengan tetap memantau / mengendalikan losses minyak yang terikut pada fibre(serabut).

2) Temperatur air press

Temperatur air press diatur pada 90 – 950C. Jika temperatur kurang dari temperatur tersebut akan menyebabkan minyak membeku sehingga dapat menimbulkan kemacetan pada press, selain itu juga kebutuhan air diatur jangan sampai press mencret.

3) Kecepatan screw

Kecepatan harus diatur dengan kapasitas TBS yang diolah press sehingga proses pengempaan lebih effisien.


(42)

Gambar 4.11 Kempa Press

4.4.3. Crude Oil Gutter dan Sand Trap Tank

Crude oil gutter berfungsi sebagai tempat menampung dan mengalirkan minyak dari press kesand trap tank sedangkan sand trap tank berfungsi sebagai tempat pemisahan pasir yang terikut pada crude oil dengan cara pengendapan sehinggaterjadi pengendapan berat jenis.

Prinsip kerjanya minyak crude oil dari pressan mengalir melalui crude oil gutter dan ditampung dalam sand trap tank, disini terjadi pemisahan minyak dengan pasir dengan cara pengedapan sehingga terjadi pemisan lapisan karena sand trap tank diisi terus menerus maka minyak overflow dan akhirnya mengalir ke vibrating screen

4.4.4 Vibrating Screen

Berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa serat, pasir dan lumpur.

Prinsip kerjanya : crude oil dari sand trap tank jatuh kepermukaan saringan atas. Karena adanya getaran yang tidak beraturan maka bagian yang tersaring bergerak ketepi dan jatuh ke bottom cross conveyor sedangkan minyak yang lolos saringan masuk keruang dibawah saringan dan masuk ke crude oil tank. Getaran yang


(43)

terjadi akibat pemberat / bandul dipasang pada dasar vibrating screen karena bandul tersebut dipasang tidak center pada poros maka poros berputar akan memberikan gaya centrifugal yang arahnya keluar. Pada vibrating screen terdapat 2 lapisan saringan yang masing saringan berukuran 40 mess dan 30 mess.

Gambar.4.12 Vibro separator 4.4.5. Crude oil tank.

COT (Crude oil tank) berfungsi sebagai tempat untuk menampung crude oil yang telah tersaring dari vibrating screen. Disini crude oil akan dipanaskan pada suhu 900 – 950 C dengan menggunakan steam injeksi. Disamping sebagai tempat penampungan COT juga berfungsi sebagai tempat pembentuk minyak yang siap untuk dipompakan ke VCT (Vertical Clarifier Tank).

4.5. Stasiun Klarifikasi

Hasil dari pressan yang berupa crude oil dialirkan ke dalam COT untuk dinaikkan temperaturnya. Dari COT minyak dipompakan ke dalam Vertical Clarifier Tank (VCT) untuk diendapkan, Dari VCTakan didapat dua hasil endapan yaitu oil (minyak) dan sludge. Minyak akan dialirkan ke dalam Oil Tank sedangkan sludge akan dialirkan ke Sludge Tank.


(44)

Minyak di dalam Oil Tank akan dialirkan ke Oil Purifier untuk dibersihkan dari kotoran dan menurunkan kadar airnya. Dari Oil Purifier minyak dipompakan ke dalam Vacum Dryer, disini minyak akan mengalami proses penurunan kadar air lagi dengan tekanan kerja dari bejana vakum mencapai minus 0,8 Atm sampai -1 Atm. Setelah itu minyak dipompakan ke dalam storage tank siap untuk dipasarkan.

Sedangkan sludge dari Sludge Tank dipompakan ke Buffer Tank melalui Sand Cyclone. Dari buffer tank sludge dialirkan ke Low Speed Separator, disini sludge akan diproses menjadi 2 bagian yaitu Oil dan draft buangakan diolah kembali dalam Crude Oil Tank.

Gambar.4.13 VCT (Vertical Continious Tank)


(45)

Stasiun ini berfungsi mengolah ampas presan (cake) yang terdiri dari nut dan fiber.Cake diolah menjadi bahan bakar boiler dan kernel sebagai produksi akhirnya.

Adapun tahapan pengolahannya sebagai berikut :

Ampas presan (cake) masuk ke dalam cake breaker conveyor (CBC) disini cake dicacah dan dikeringkan. Setelah dari CBC cake yang telah dicacah masuk ke dalam depericarper untuk dipisahkan dari fiber yang halus dengan menggunakan fiber cyclone, fiber yang halus lalu digunakan sebagai bahanbakar boiler. Dari depericarper nut dan fiber yang berat jatuh kedalam polishing drum, disini fiber yang masih melekat pada nut dilepaskan (polishing).

Pada ujung bagian polishing drum nut jatuh kedalam conveyor nut sedangkan fiber yang besar, batu dan besi yang terikut tersaring dan mengumpul di bagian ujung dari polishing drum.

Selanjutnya nut dihisap masuk kedalam nut silo melalui fan. Selain untuk menghisap nut, fan ini berfungsi untuk memisahkan nut dari batu atau kotoran lainnya yang lolos dari polishing drum, nut yang lebih ringan terhisap sedangkan batu atau nut yang berukuran besar dan berat jatuh ke lantai. Nut yang dihisap fan lalu masuk ke nut silountuk dikeringkan selama 14-18 jam. Tujuannya untuk mempermudah proses pemecahan nut pada ripple mill. Setelah dikeringkan maka nut dipecah dengan menggunakan alat pemecah ripple mill kemudian nut ditekan diantara dinding yang bergigi dengan rotor yang memiliki ripple plate sehingga menyebabkan nutpecah menjadi cangkang dan kernel. Setelah dipecah, kernel dan cangkang lalu diangkut melalui cracked mixture conveyor (CMC). Cangkang dan


(46)

kernel masuk kedalam LTDS tahap pertama, disini cangkang halus akan dihisap melalui shell cyclone dan menjadi bahan bakar boiler sedangkan fraksi berat yaitu cangkang berat, nut bulat/pecah dan cangkang masuk kedalam nut grading drum. Pada nut grading drum kernel bulat/pecah , cangkang yang lolos masuk kedalam tahap dua sedangkan nut nut bulat/pecah , cangkang besar yang tersaring dikembalikan kedalam polishing drum. Pada tahap dua kernel pecah atau nut pecah dan cangkang masuk kedalam pemisahan tahap ketiga yaitu clay bath dengan penambahan bahan kimia (CaCO3) atau tanah liat maka kernel pecah/nut pecah akan terpisah dengan cangkang dan cangkang tenggelam didasar sedangkan kernel pada bagian atas. Kemudian kernel tersebut dikirim ke bulk silo melalui fan dan dipanaskan kembali dengan suhu 600C – 800C selama 4 jam kemudian dikirim ke bulk silo/kernel hopper untuk menjadi kernel produksi pabrik.

Gamba. 4. 14 Stasiun Kernel


(47)

Storage tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi , sedangkan dispatch tank berfungsi untuk memblending minyak produksi untuk mencapai mutu produksi yang diinginkan. menggunakan 3storage tank yang digunakan masing – masing berkapasitas 1000 ton.

Gambar. 4.15 Storage Oil Tank 3 kapasitas 1000 ton

4.8. Stasiun Penunjang

4.8.1. Stasiun Boiler

Boiler disebut juga dengan ketel uap dan merupakan suatu alat pembangkit yang menghasilkan uap bertekanan dengan cara pemanasan air yang berada pada pipa didalam furnace ( dapur bakar ) pada tekanan konstan.

Kebutuhan akan uap di PKS ditujukan untuk tenaga penggerak turbin dalam membangkitkan listrik untuk pengolahan dan untuk sarana lainnya misalnya untuk perumahan (Domestik).

Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan unutk memenuhi kebutuhan uap pada :


(48)

1. Proses pengolahan kelapa sawit, seperti perebusan pada stasiun sterilizer dan pemanasan tangki crude oil, VCT, Oil Tank, Pemanasan pada stasiun kernel juga untuk pemanasan pada storage tank.

2. Turbin uap, untuk penggerak turbin dalam menghasilkan tenaga listrik. Air umpan dialirkan dari deaerator ke Upper drum dengan bantuan pompa. Sebelum air di pompakan sebelumnya air telah mendapat proses internal treatment untuk mendapatkan kondisi air umpan boiler yang standar. Air yang berada pada bagian atas kemudian dialirkan ke drum bawah melalui header–header melewati pipa turun (pipa yang tidak mendapat pemanasan). Dari header air dialirkan kepipa-pipa pendidih. Disini air akan mendapat pemanasan dari pembakaran bahan bakar pada dapur pembakaran. Didalam pipa-pipa pendidih air akan berubah fase dari air menjadi uap (gas).

Dari pipa pendidih air yang telah berubah fase menjadi uap naik keatas lalu masuk kedalam drum atas. Didalam drum ini akan dipisahkan antara air dengan uap.Uap akan terkumpul pada bagian atas dan air pada bagian bawah. Uap akan mengalir kepipa pendistribusian ke turbin, jika boiler memakai super heater maka terlebih dahulu uap basah dipanaskan kembali sehingga akan terbentuk uap kering.

Gas asap sisa pembakaran yang tidak digunakan panasnya dibuang melalui chimney dengan bantuan induced draft fan ( IDF ). Proses pembakaran didalam dapur pembakaran berlangsung secara kontinue. Bahan bakar yang masuk melalui rotary feeder dihembus dari bawah roaster dengan menggunakan primary air fan. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, kevakuman dari ruang bakar harus diperhatikan dengan cara mengatur IDF,SDF(Secondary Draft


(49)

Fan),FDF(Forced Draft Fan) pada furnace tidak menyembur keluar. Selain itu, untuk meratakan proses pembakaran perlu dibantu dengan cara mendorong dan meratakan umpan bahan bakar keseluruh roaster sehingga akan diperoleh uap yang berkualitas.

Boiler terdiri dari beberapa bagian peralatan pendukung antara lain : 1. Ruang bakar ( furnance )

Berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar untuk mendidihkan air sampai berubah fase menjadi uap didalam pipa didih. Ruang bakar ini alasnya terdapat susunan lempengan besi yang disebut roaster. Pada bagian bawah roaster terdapat ruang untuk pemasukan angin dari primary air fan dan sebagai tempat pembuangan abu.

2. Pipa pendidih dan pipa turun

Pipa pendidih berfungsi sebagai tempat mendidihkan air menjadi uap, pipa ini dibuat menjadi dinding ruang bakar disusun sedemikian rupa dan dibuat bersayap serta terhubung satu sama lain berfungsi untuk memperluas bidang pemanas dan mempercepat kenaikan temperatur didih. Ujung pipa bagian bawah dihubungkan pada header sedangkan pada bagian atas dihubungkan dengan drum atas.

Sedangkan pipa turun berfungsi sebagai tempat pengaliran air dari drum atas turun ke drum bawah. Pipa ini tidak mendapat pemanasan dari ruang bakar sehingga fluida yang mengalir masih berbentuk air.

3. Fan


(50)

 Induced Draft Fan ( IDF ) yang berfungsi untuk membantu hisapan gas dan abu hasil pembakaran lalu keluar melalui Chimney ( cerobong asap ). Selain itu juga membantu keberhasilan proses pembakaran bahan bakar.

 Forced Draft Fan( FDF ) yang berfungsi untuk membantu pemasukan udara keruang bakar dan mengatur agar proses pembakaran berjalan sempurna.

 Secondary Draft Fan (SDF) berfungsi untuk menambah oksigen dan udara, udara dihembuskan melalui lubang-lubang kecil pada dinding furnace.

 Carrier Air Fan berfungsi untuk menghembuskan umpan yang masuk melalui fuel feeder sehingga umpan terbakar merata keseluruh roaster/ furnace.

4. Super Heater

Berfungsi sebagai tempat pemanasan kembali uap basah sehingga didapat uap dengan temperatur yang sesuai.

5. Dust Colector

Berfungsi untuk mengumpulkan dan sebagai tempat pengaturan pengeluaran abu sehiggga tidak terbawa ke chimney. Abu yang berat akan turun kebawah sedangkan gas dan abu sangat halus terhisap oleh IDF. 6. Drum

Drum pada boiler terbagi dua yaitu drum atas dan drum bawah. Adapun fungsi dari masing-masing drum antara lain :


(51)

- Drum atas berfungsi untuk menampung air umpan sebelum dipanaskan, menampung uap yang berasal dari pipa-pipa pendidih. Uap akan berada pada permukaan drum sedangkan air berada pada bagian bawah drum. Selain itu, drum atas mengalirkan dan mendistribusikan air umpan ke drum bawah melalui pipa-pipa turun. - Drum bawah berfungsi sebagai tempat penampungan dan

pendistribusian air ke header dan pipa-pipa pendidih. 7. Header

Header merupakan bejana yang berbentuk silinder dipasang disekeliling dapur pembakaran fungsinya sebagai tempat penampungan air dan mendistribusikan ke dalam pipa pendidih untuk dipanaskan. Header dilengkapi oleh pipa drain untuk pembuangan kerak pada pipa pendidih. 8. Chimney

Berfungsi untuk tempat pengeluaran gas buang boiler ke udara. dibuat tinggi Agar gas yang keluar Tidak menimbulkan polusi udara Dan Mengganggu lingkungan sekitarnya.

9. Automatic Fuel feeder

Fungsinya untuk mengatur pemasukan bahan bakar (fiber dan cangkang) kedalam ruang bakar.

10. Panel dan peralatan kontrol

Fungsinya untuk mengontrol kondisi boiler saat beroperasi. Peralatan kontrol boiler antara lain seperti:

a. Gelas penduga yang berfungsi sebagai kontrol air umpan didalam drum atas.


(52)

b. Safety valve yang berfungsi untuk membatasi tekanan kerja, akan bekerja apabila tekanan pada drum atas telah melebihi batas tekanan yang telah di setting.

c. Continues Blow Down yang berfungsi sebagai pengatur air umpan sehingga tidak melebihi kondisi normal. Jika melebihi kadar normal air umpan maka pipa pipa boiler dapat cepat rusak akibat kerak dan korosi yang timbul pada dinding-dinding pipa.

Gambar 4.16 Boiler 4.9 STASIUN WATER TREATMENT

4.9.1 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)

Proses pengolahan air bertujuan untuk meminjam kualitas air sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pengolahan air mencakup pengoperasian, penjernihan, penyaringan dan pelunakan.

a. Raw Water Treatment

Suplai air PKS Sei Mangkei berasal dari waduk yang masih mengandung zat – zat padat yang harus dibersihkan


(53)

Gambar 4.17 BakAir dan ClarifierWaterbasin

Gambar.4.18 Anion exchanger dan Cation exchanger

Kation exchanger berfungsi untuk menukar mineral – mineral terhadap asam, sedangkan anion berfungsi untuk menukar garam terhadap hidrolisis dan menghilangkan kotoran sebelum dilakukan regenerasi menginjeksikan bahan kimia yaitu untuk kation biasanya digunakan sulfurid acid (H2SO4), sedangkan untuk anion biasanya menggunakan caustic soda (NaOH)

Dearator berfungsi untuk mengurangi gas yang terlarut dalam air (O2 dan CO2) dan memanaskan temperatur feed water. Hal ini dicapai melalui proses mekanis dan pemanasan menggunakan uap yang berada didalam pressure deaerator atau dengan vakum deaerator. Dimana air yang didalam deaerator dipanaskan sampai suhu 90 - 100ºC. Dan pada saat dialirkan ke boiler ditambahkan dengan beberapa bahan kimia sebanyak 0,7 liter/jam.


(54)

Pressure Deaerator :

Adalah suatu pressurer vessel dimana air dipompakan kedalam vessel melalui suatu sistem penyemprotan, membuat air menjadi partikel – partikel kecil, sehingga bercampur dengan uap dan air menjadi panas. Proses ini membuat gas dan cairan membesar dan lepas dari vacum, keluar dengan sistem ejector. Temperatur sebaiknya tinggi, diatas 100 0C, dan letak deaerator berada di posisi atas untuk mencegah kavitasi pada feed pump. Permukaan air pada deaerator sebaiknya dikendalikan secara otomatis termasuk aliran steamnya untuk menjaga kontinuitas aliran dan steam.

Vacum Dearator :

Alat ini hanya berfungsi untuk memurnikan sebagian dari feed water. Air dimasukkan kedalam vessel melalui nozzle penyemprot secara gravitasi.

4.10 Stasiun Effluent Treacment


(55)

Gambar. 4.19Kolam limbah dan Fat – fit


(56)

PEMBAHASAN

5.1 Bahan Baku

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan. Hal ini karena minyak yang dihasilkan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan minyak nabati lainnya, antara lain tahan lebih lama, tahan terhadap tekanan dan suhu yang relatif tinggi dan tidak cepat bau. Minyak nabati tersebut telah lama dikenal di kalangan industri dan penggunaannya telah berkembang pesat sejak abad 19.

Pengelolahan TBS (Tandan Buah Segar) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau berondolan dari TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingannya. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu:

 Minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah.  Minyak inti sawit yang dihasilkan dan ekstraksi inti sawit.

Proses kelapa sawit untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) terdiri atas beberapa tahap (stasiun) proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai jenis peralatan serta teknologi moderen.Berbagai jenis peralatan teknologi dan fungsi peralatan atau tahapan – tahapan (stasiun) pemerosesan dapat dijelaskan sebagai berikut.


(57)

5.2.1. Timbangan

Proses pengolahan dimulai dari timbangan, ini merupakan alat yang dapat memberikan data yang perlu untuk semua fungsi manejemen (organisasi yang ada) antara lain :

 Untuk bagian tanaman (Produksi)

 Untuk karyawan (Pendapatan buah/Premi)  Untuk pengolahan (Rendemen)

Timbangan adalah alat ukur berat yang berfungsi untuk menimbang hasil/mengetahui jumlah berat dari tandan buah yang akan diolah, untuk menimbang hasil produksi dan barang–barang lainnya.

5.2.2 Stasiun Penimbunan dan Pemindahan TBS (Loading Ramp)

Loading Ramp adalah tempat penimbunan sementara dan pemindahan tandan buah kedalam lori rebusan. Tandan buah dibuang pada tiap – tiap sekat dan pintu ke pintu lainnyadengan isian sesuai kapasitas

5.2.3. Lori

Lori adalah alat yang digunakan untuk mengangkut tandan segar. Pada penggunaannyalori disebut juga lori rebus karena lori merupakan keranjang pengangkut yang bermuatan TBS langsung masuk ke Sterilizer. Lori diisi penuh merata ( line I, 3,5 ton dan line II, 15 ton ) perlori dan dihindari isian jangan sampai membumbung yang mengakibatkan dinding bagian dalam tergesek buah dan buah terjatuh dalam rebusan. Hal tersebut dapat menimbulkan :

 Kerugian minyak pada air kondensat rebusan  Penyumbatan saringan – saringan pipa kondensat


(58)

 Kerugian uap (steam)

 Kerusakan alat – alat (packing pintu dan body rebusan)

5.2.4. Jaringan Rel (Rail Track)

Jaringan rel adalah jalur – jalur lori berisi tandan buah segar yang telah ditetapkan menuju perebusan (sterilizer).

Hal – hal yang harus diperhatikan mengenai keadaan dan jaringan rel adalah sebagai berikut :

 Rail Track harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jarak tetapnya adalah 60 cm.

 Jembatan rel rebusan :

a. Sewaktu digunakan harus duduk dengan tepat pada rel.

b. Sewaktu digunanakan kedudukannya harus lurus pada rebusan.

5.2.5. Pemindah Lori (Transfer Carriage)

Pemindah Lori (Transfer Carriage) berfungsi memindahkan lori dan rol antar (bollard) dimana lori diisi dengan tandan buah segar. Gantri digerakkan oleh motor – motor listrik dengan kapasitas angkut Transfer Carriege adalah 3 lori. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian gantri adalah :

 Periksa semua sistem hidrolik atau elektriknya apakah bekerja dengan baik.

 Periksa kelurusan dan kekencangan rantai dan roda-roda rantai.  Periksa sambungan rel gantri apakah ada yang rusak.

 Periksa sambungan - sambungan listrik apakah ada yang rusak.

5.3. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)


(59)

Sterilizer (perebusan) tandan merupakan perlakuan mekanis pertama bagi buah sawit. Adapun tujuan sterilisasi (perebusan):

 Mematikan enzim – enzim untuk mencegah terjadinya proses kenaikan asam lemak bebas (ALB).

 Untuk mengurangi kadar air dalam buah.  Memudahkan berondolan lepas dari tandan.

 Melunakkan daging buah agar mudah dilunakkan/digester.  Memudahkan proses selanjutnya..

5.3.2. Alat Penarik (Capstand)

Capstand adalah penarik lori keluarmasuk sterilizer (rebusan) sebelum capstand dijalankan, bollard capstand harus dalam keadaan bersih dan kering, hal ini menghindarkan tali slip yang akan digunakan. Ballard menarik lori dengan melilitkan tali secara teratur dan tidak bertindihan. Ballard dapat digunakan dua buah sekaligus (kiri & kanan), apabila dijumpai beban berat (emergency) dengan menghindari gesekan tali padaframe. Permukaan ballard harus rata, ballard harus ditempel las yang diratakan. Jika hal tersebut tidak diperhatikan akan mengakibatkan :

 Tali akan cepat rusak dan putus  Mempercepat kerusakan capstand

Capstand juga terdapat pada stasiun penimbunanbuah yang berfungsi sama yaitu untuk menarik lori kosong atau berisi sehingga memudahkan pengaturan pada tiap-tiap pintu pengisian lori.


(60)

Jaringan rel adalah jalur – jalur lori berisi tandan buah segar yang telah ditetapkan menuju perebusan (sterilizer).

Hal – hal yang harus diperhatikan mengenai keadaan dan jaringan rel adalah sebagai berikut :

 Rail Track harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jarak tetapnya adalah 60 cm.

 Jembatan rel rebusan :

c. Sewaktu digunakan harus duduk dengan tepat pada rel. d. Sewaktu digunakan kedudukannya harus lurus pada rebusan.

5.3.4. Rebusan (Sterilizer)

Ketel rebusan adalah bejana uap tekan, yang digunakan untuk merebus buah. Umumnya sterilizer dirancang dengan panjang yang memuat 6 dan 3 lori dengan tekanan kerja2,8 s/d 3.0 kg/ cm2 . Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diinginkan, rebusan tetap diberi katup pangaman (safety valve).

Untuk keperluan di atas diperlukan tekanan uap2,8-3,0 kg/ cm3 , dengan lama perebusan ±120 menit. Hal yang mempengaruhi rebusan:

 Tekanan uap dan lama rebusan  Pembuangan uap dan kondensat

5.3.5. Tekanan dan Waktu

Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil rebusan yang mempengaruhi efesien pabrik. Pengaruh tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup akan mengakibatkan:


(61)

 Buah yang kurang masak, sehingga berondolan tidak lepas dan tandan yang menyebabkan kerugian minyak dalam tandan kosong bertambah.  Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging tidak lepas dari

biji sehingga mengakibatkan kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.

Apabila karena sesuatu hal tekanan tidak bisa sampai, maka waktu perebusan dapat diperpanjang.Perebusan yang terlalu lama dapat mengakibatkan kapasitas olah menurun.

5.3.6. Pembuangan Udara dan Air Kondensat.

Udara merupakan penghantar panas yang rendah. Apabiladalam ketel rebusan tidak sempurna dikeluarkan, akan terjadi pencampuran udara dan uap (turbelensi) yang menyebabkan pemindahan panas uap kedalam buah tidak sempurna, dengan demikian udara harus benar-benar dikeluarkan dan dalam katel rebusan dengan kran air kondensat dibuka penuh.

5.4. Alat Pengangkut (Hoisting Crane)

Hoisting Crane digunakan untuk mengangkat lori berisi buah masak, menuangkan ke Autofeeder dan menurunkan lori kosong ke posisi semula.Untuk menjaga keamanan hosting crane dilengkapi dengan beberapa alat yaitu:

 Alat pengaman naik turun.  Alat pengaman maju mundur.  Alat pengaman renggangan.


(62)

Alat ini digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dan tandan dengan cara buah dan pengisi otomatis masuk kedalam drum yang berputar ±23 rpm, dengan bantuan sudu-sudu yang ada dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga buah masak (berondolan) lepas dan tandan. Melalui kisi-kisi drum buah masuk kedalam konveyor, tandan kosong terdorong keluar dan masuk kedalam konveyor tandan kosong. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

 Pengisian merata dan tidak terlalu penuh.

 Adakan pembersihan kisi-kisi setiap langkah pengolahan.

 Setiap minggu dilakukan pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh pada komponen-komponen penebah tersebut.

5.5.1. Aliran Tandan Kosong (Empty Bunch Conveyor)

Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong ke hopper janjang kosong .Hal yang harus diperhatikan:

 Baut-baut pengikat scraper terikat kuat.  Scraper tidak boleh kurang.

 Adakan penyetelan rantai apabila kendor.

 Pemeriksaan, pembersihan dan pelumasan menyeluruh dilakukan setiap hari.

5.5.2. Aliran Buah (Fruit Conveyor)

Konveyor buah adalah aliran yang berfungsi mengantar berondolan menuju ke fruit elevator. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


(63)

 Konveyor buah silang pada bagian atas timba buah, dipakai untuk menerima buah dan timba buah menghantar ke katel adukan (digaster).

5.5.3. Timba Buah (Fruit Elevator)

Timba buah adalah alat untuk mengangkat buah dari konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor pembagi.Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikatkan pada rantai yang digerakan oleh elektromotor. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoprasian:

 Baut-baut timba agar tetap kuat.  Disetel jika rantai kendor.

 Pengisian merata sesuai dengan ketentuan.

 Apabila terlalu penuh dapat mengakibatkan beban lebih pada motor penggerak.

5.6. Stasiun Penimbunan Tandan Kosong (Empty Bunch Hopper)

Tandan kosong merupakan ampas yang tidak dapat digunakan dipabrik sehingga tandan kosong ini akan diangkut ke perkebunan untuk digunakan sebagai pupuk alam. Empty bunch hopper terdiri dari 10 kompartment (pintu) yang bekerja secara hidrolik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian adalah :

 Periksa pintu-pintu apakah tertinggal oleh tandan kosong.  Periksa semua sistem hidroliknya apakah bekerja dengan baik.


(64)

Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong ke hopper janjang kosong (Empty Bunch Hopper). Pada alat ini masih terjadi bantingan yang terjadi akibat perbedaan tinggi konveyor tandan kosong (Empty Bunch Conveyor) sebagai proses bantingan akhir dalam pemisahan berondolan terhadap janjangan (tandan) dimana berondolan tersebut akan dimasukkan ke fruit elevator untuk diproses lebih lanjut,

Hal yang harus diperhatikan :

 Baut-baut timba agar tetap kuat.  Disetel jika rantai kendor.

 Pengisian merata sesuai dengan ketentuan.

 Apabila terlalu penuh dapat mengakibatkan beban lebih pada motor penggerak.

5.7. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

Stasiun buah pressan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dan buah dengan cara melumat dan mengempa. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efesiensi pengutipan minyak.

5.7.1. Katel Adukan (Digester)

Katel adukan adalah untuk melumat brondolan, daging buah terpisah dari biji. Katel pengaduk terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak, didalamnya dipasang pisau pengaduk (Stiming Arm) sebanyak 5 tingkat yang diikatkan pada poros dan digerakkan dengan motor listrik. 4 tingkat pisau bagian atas untuk mengaduk juga dipakai untuk mendorong massa keluar dari katel adukan. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan 95°C ÷ 98°C, yang diberikan dengan


(65)

cara menginjeksikan 3 Kg/ Cm3 uap secara langsung ataupun pemanasan mantel (jacked).

5.7.2. Pengempa (Press)

Dipakai untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari daging buah.Alat ini terdiri dari sebuah silinder (Press Cylinder) yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat 2 buah ulir (Screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur 2 buah kanus (Degone) yang berada pada bagian ujung pengempat, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui feed screw (sebagai minyak) keluar masuk dalam main screw untuk dikempa lebih lanjut. Minyak yang keluar dari feed screw dan main screw ditampung dalam talang minyak (Crude Oil Gutter).

Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feed screw di tambahkan air pengencer. Hal-hal yang harus diperhatikan :

 Press cake hams keluar merata disekitar kanus.  Tekanan hidrolik pada akumulator 40-50 BAR.

 Pada akhir pengoperasian ataupun terjadi gangguan kerusakan, sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama, screw press harus dikosongkan.

 Tekanan kempa terlalu tinggi mengakibatkan: a. Kadar inti pecah bertambah

b. Kerugian inti bertambah

 Tekanan kempa terlalu rendah mengakibatkan: a. Cake basah

b. Kerugian minyak pada ampas dan biji yang bertambah

c. Pemisah biji dan ampas tidak sempurna dan proses pengolahan biji mengalami kesulitan

d. Bahan bakar ampas basah, sehingga pembakaran dalam dapur tidak sempurna


(66)

 Kebersihan alat-alat dilakukan setiap hari.

 Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap minggu.

5.7.3. Vibro Sparator

Vibro sparator berfungsi untuk menyaring minyak dari serabut yang terbawa oleh minyak pada saat terjadi pressan yang kemudian diantar pada elevator untuk diproses ulang pada stasiun kempa. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada vibro sparator adalah:

 Periksa apakah ada kebocoran atau retak pada ayakan getar.

Apabila terjadi kebocoran atau retak pada ayakan getar maka ayakan dapat dihentikan untuk sementara dan digantikan dengan ayakan yang lain.

5.7.4. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dan cairan minyak kasar yang berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir dan cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan menginjeksikan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Suhu minyak kasar 850 - 950 .

 Pembuangan pasir secara rutin setiap 4 jam, hindarkan minyak jangan sampai terbawa.


(67)

Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah disaring untuk memompakan minyak kedalam tangki pemisah (Continous Setting Tank) dengan pompa minyak kasar.Untuk menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.Pembersihan secara menyeluruh (luar dan dalam) dilakukan setiap minggu akhir mengolah.

5.8. Stasiun Klarifikasi

Stasiunklarifikasi merupakan stasiun pengolah minyak kemempaan daging buah menjadi crude palm oil.Pada stasiun ini dilakukan pemisahan antara minyak dengan lumpur (sludge) yang terdiri padatan dan air. Sludge yang merupakan hasil sampingan pengolahandengan kandungan organik tinggi, pH rendah serta kuantitas limbah yang besar merupakan beban potensial untuk menurunkan kualitas lingkungan.

Berdasarkan tahapan prosesnya, peralatan pengolahan/satuan operasi pada stasiun klarifikasi dibagi atas perangkap pasir dan kotoran (crude oil tank), tangki pengumpan (balancing tank), pemisah minyak dan pemurni minyak.

Penjernihan minyak (klarifikasi) dimaksudkan untuk memisahkan minyak kasar (cruide oil) dan kotoran-kotoran yang masih ada pada minyak, yang baru dipress juga untuk menurunkan kandungan air didalam minyak.Klarifikasi dengan mengalirkan minyak hasil pengepresan ke vibrating screen yang sebelumnya dipanasi dengan uap.Hal ini untuk memudahkan pemisahan minyak dan kotoran-kotoran.


(68)

Air pengencer yang diberikan cairan yang bermanfaat untuk menurunkan viskositas cairan, sehingga zat yang memiliki BJ > 1 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ > 1 akan mengapung.

Untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak.Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak.Minyak kasar hasil stasiun pengempaan, dikirim kestasiun untuk diperoses lebih lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi.

5.8.1. Continous Tank

Pemisah pertama minyak dengan sludge dilakukan dengan cara mengendapkan terlebih dahulu minyak dan sludge pada tangki pemisah (Vertical Tank). Untuk mempermudah pemisahan, suhu dipertahankan antara 950 -980 C dengan cara sistem injeksi uap secara langsung pada ruang dan pemanas spiral.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama operasi :

 Pengutipan minyak diatur sedemikian rupa sehingga ketebalan minyak dalam ruang tetap 20 - 30cm.

Mempertahankan suhu 950 - 980 C.

 Pembuangan endapan pasir pada ruang tangki dilakukan setiap minggu.

Pada tangki pemisah (Vertical Tank), minyak (Oil) dipisahkan dengan kotoran (sludge) dimana terdapat dua pengutip minyak dan kotoran (sludge). Minyak yang masuk pada pengutip minyak akan dialirkan langsung pada tangki masakan minyak (Oil Tank) sedangkan kotoran (Sludge) akan dialirkan masuk pada masakan Sludge (Sludge Tank).


(1)

fatal akibatnya terhadap ketel dan bahkan orang-orang di lingkungan ketel/boiler tersebut.

5.12. Stasiun Pembangkit

Dengan pemanfaatan uap sebagai penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik yang selanjut nya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros.Poros yang berputar tersebut terhubung pada generator yang kemudian mengahasilkan energi listrik.Energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut dimanfaatkan untuk memutar motor-motor listrik.

5.13. Stasiun Limbah

Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dari inti kelapa sawit dangan melalui proses peleburan/perebusan, penebahan, pelumatan, pemurnian, pengeringan, dan penimbunan. Setelah pengolahan kelapa sawit selesai maka proses pengolahan limbah yang menghasilkan produk yang bersifat polutan seperti limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung di buang.

Tabel 5.1. Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komponen Persentase (%)

Kadarabu 15

Sellulosa 21

Lignin 21


(2)

Pabrik kelapa sawit standard pada umumnya mengolah 30 Ton TBS/jam sehingga limbah air yang dikeluarkan adalah 20 m3 /jam. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan PKS setelah mengalami pengutipan minyak pada bak fit dan deoling pand adalah:

Tabel 5.2. Karakteristik Limbah Cair Mentah PKS

Parameter Satuan Kisaran

Bod Mg/L 20.000-30.000

Cod Mg/L 40.000-60.000

TSS(Total Suspended Saud) Mg/L 15.000-4.0000

TS(Total Soud) Mg/L 30.000-70.000

Minyak dan Lemak Mg/L 5.000-7.000

NH3-N Mg/L 30-40

Suhu 90-140

PH 4-5

Untuk menghindari atau mencegah kerusakan lingkungan maka telah ditetapkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/10/1995 tanggal 23 0ktober 1995 tentang baku mutu limbah cair industri minyak sawit.

Tabel 5.3.Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak Sawit

Parameter Satuan Kadar Max

Bod Mg/L 250

Cod Mg/L 500

T55 Mg/L 300

Minyak dan Limbah Mg/L 30


(3)

Debit Limbah m3 /Ton 6

BODharus dibedakan dengan COD. BOD (Biological Oxigen Demand) adalah angka yang menunjukan bahan organik yang terkandung dalam air yang setara dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroba untuk mengubahnya.Semakin tinggi BOD,semakin bertambah bahaya bahan buangan tersebut.COD (Chemical Oxigen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik yang terkandung dalam bahan-bahan buangan selama aktifitas biologis. Besaran COD akan lebih tinggi dari BOD.

Untuk mengendalikan pencemaran maka diperlukan pengolahan terhadap limbah cair PKS secara biologis, kimia atau fisik.Penanganan limbah cair secara biologik lebih disukai karena dampak akhirnya terhadap pencemaran lingkungan minimal.

Degradasi limbah secara biologik merupakan proses yang berlangsung secara alamiah. Sistem biologik merupakan sistem utama yang digunakan untuk menangani limbah organik.Sistem ini mungkin menangani limbah cair atau padat, mungkin aerobik atau fakultatif. Contoh proses penanganan biologik termasuk kolom oksidasi, lagun aerasi, lagun anaerobik, digester anaerobik, pembuatan pupuk dan penimbunan lahan.

Sebagian besar sistem pengoprasian oksidasi biologik berada pada kisaran suhu messafihik yaitu antara 20- 2000 C. Suhu limbah cair yang tinggi akan meningkatkan aktifitas biologik mikroorganisme yang akan merusak peralatan sedangkan bila suhunya rendah menyebabkan efisiensi penurunan BOD.


(4)

Metode pemanfaatan limbah dengan cara land aplication perlu dipikirkan sebab dapat memecahkan 2 hal sekaligus mengendalikan limbah dan pemanfaatan nutrisi yang terkandung dalam limbah. Limbah PKS yang telah diolah memiliki kandungan bahan organik (Terutama N) yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara. Prinsip land aplication yaitu pengaliran limbah dan kolam anaerobik ke areal kelapa sawit (Afdeling) melalui pant. Jumlah aliran dan frekuensi pengaliran diatur sesuai dengan kebutuhan pupuk.

Mutu limbah cair setelah mengalami pengolahan pada kolam anaerobik yang dapat digunakan pada land aplication adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Land Aplication

Parameter Satuan Kisaran

BOD Mg/L 3500-5000

Minyak dan Lemak Mg/L 30

PH - 6

Limbah yang telah diolah ini dapat digunakan sebagai sumber air dan pupuk pada areal tanaman kelapa sawit dan tidak menimbulkan dampak negatif yang nyata, (Anomireus, 2001).


(5)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari hasil pembahasan dan pengamatan yang dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei adalah sebagai berikut:

1. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada pabrik kelapa sawit (PKS) adalah merupakan proses pengolahan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit dan Inti kelapa Sawit dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan standart perusahaan.

2. PKS Sei Mangkei mempunyai kapasitas olah sebesar 75 ton/jam ,

Dalam pengolahan kelapa sawit perlu di perhatikan titik losses minyak di beberapa stasiun penting di pabrik.

3. Dengan kerja sama maka system pengawasan, pengendalian dan perawatan dapat diterapkan secara terpadu sehingga tujuan pengolahan dapat tercapai.

4. Faktor buah juga mempengaruhi kualitas maupunk uantitas buah, oleh sebab itu harus lebih dijalin kembali hubungan yang baik dengan pihak kebun untuk mengirimkan buah kepabrik sesuai dengan yang kita inginkan 5. prosespengolahan kelapa sawit merupakan matarantai yang berkelanjutan


(6)

akan menghambat proses di stasiun berikutnya, dan apabila terjdi kerusakan maka pengolahan akan berhenti beroprasi.

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat di berikan berdasarkan pengamatan di lapangan dan kesimpulan maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Segala bagian dan tenaga perawatan hendaknya di lakukan pelatihan secara bersekala guna meningkatkan kemampuan tenaga kerja bagian perawatan.

2. Sebelum melakukan kegiatan hendaknya para tenaga perawatan melakukan pengecekan terlebih dahulu pada semua mesin dan peralatan yang mendukung proses produksi.

3. Dalam melakukan kegiatan perbaikan hendaknya para tenaga kerja memahami segala prosedur kerja perawatan dan harus diawasi oleh Kordinator ataupun asisten pengolahan .

4. Perawatan dan pergantian peralatan harus lebih ditingkatkan agar mesin – mesin dan peralatan harus lebih di tingkatkan agar mesin-mesin dan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap digunakan.

5. Koordinasi antar devisi di dalam pabrik lebih ditingkatkan lagi.

6. Pengoprasian seluruh peralatan dan mesinproduksi sebaiknya di jalankan sesuai dengan intruksi kerja yang telah di tetapkan .

7. Perlu dilakukan penembahan pencahayaan pada area pabrik

8. System perawatan pada setiap mesin produksi sebaiaknya lebih di tingkatkan.