16
e. Puzzle transportasi
f. Puzzle logika
g. Puzzle geometri
h. Puzzle penjumlahan dan pengurangan
20
Menurut Patmonodewa Misbach, Muzamil, 2010 kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,
media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan secara bongkar pasang.
21
Berdasarkan pengertian di atas tentang puzzle, dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang merangsang
kemampuan matematika anak, yang dimainkan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Cara membuat puzzle Cara membuat puzzle yaitu:
a. Membuat polamenggambar pola
b. Menggunting pola
c. Membuat alas puzzle
d. Masukan dalam amplop
6. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata faham. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia masa kini, faham ada
lah “mengerti, tahumengetahui”.
22
Pada hakikatnya pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar. Pemahaman terbentuk dari adanya proses belajar. Menurut Fajri
dan Senja 2008 “Pemahaman berarti proses pembuatan cara memahami.”
23
Sedangkan Depdikbud 1994 menjelaskan bahwa kata paham dapat berarti: 1 pengertian: pengetahuan yang banyak, 2
pendapat, pikiran, 3 aliran; pandangan, 4 mengertian benar akan; tahu benar akan; 5 pandai dan mengerti benar.”
24
20
Ibid h. 169
21
Susi Lana Rudi, Cepi Riana 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
22
Djaka P. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surakarta: Pustaka Mandiri h. 88
23
http:ian43.wordpres.com20101217.pengertian pemahaman
24
Usman, Moh. Uzen. Menjadi Guru Profesional Bandung: PT. Remaja Rosdakarya h. 16
17
Parto Wisastro
mengemukakan empat
macam pengertian
pemahaman, yakni sebagai berikut: 1 pemahaman berarti melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama, 2 pemahaman
berarti mampu menerangkan atau melukiskan aspek-aspek, tingkatan sudut pandangan-pandangan
yang berbeda,
3 pemahaman
berarti memperkembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting, 4
berkemampuan membuat ramalan yang berasalan mengenai tingkah lakunya.
25
Menurut Sudjana 2010:24 membagi pemahaman kedalam tiga kategori, yakni: a tingkatan terendah, yaitu pemahaman terjemahan,
mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, b tingkat kedua, adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu
dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan
pokok, c pemahaman tingkat ketika, yakni pemahaman ekstrapolasi.
26
Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan, namun pemahaman ini masih terolong tingkat berpikir rendah. Untuk
meningkatkan pemahaman diperlukan proses belajar yang baik dan benar. Pemahaman siswa akan berkembang bila proses pembelajaran berlangsung
dengan efektif dan efisien.
B. Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian Purwanti Ika Yuni, yang melakukan penelitian di SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil belajar klasikal pada siklus 1 mencapai 70,6, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 88,2.
Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 mencapai 67,6, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 91,2 dari 34 siswa.
25
Parto Wisastro, Koestoer. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 1983 h. 17
26
Sudjana, Nana. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010 h. 18
18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media crossword puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
IPS siswa kelas IV B SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.
27
Menurut hasil penelitian Setiawan Arif tahun 2010, menerapkan media puzzle IPS dengan media puzzle memiliki dampak positif dalam
meningkatkan kemampuan membaca peta pada siswa SD kelas V. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi hasil belajar siswa yang terlihat dari
peningkatan nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa di setiap siklus perbaikan pembelajaran, yang awalnya siklus 1 63,16 pada siklus 2 menjadi 86,84.
28
Dari penelitian-penelitian di atas, kemudian penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam karya tulis ini dengan judul: “Efektivitas penggunaan
media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-
Qur’an di SDN Periuk 1 Kota Tangerang” diyakini pula akan dapat berdampak positif terhadap pemahaman siswa
setelah pembelajaran dilakukan di kelas 1 SDN Periuk 1 Kota Tangerang.
C. Hipotesis Penelitian
Media pembelajaran yang dipilih guru harus sesuai dengan jenis materi atau kompetensi yang hendak dicapai serta keadaan siswa. Oleh sebab itu,
penggunaan media pembelajaran hendaknya tepat penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat dapat menyebabkan pembelajaran tidak efektif
dan tidak efisien. Akibatnya, siswa merasa jenuh saat belajar dan guru pun merasa tidak nyaman membelajarkan materi itu.
Guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat, dan guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang media dengan karakteristiknya
masing-masing.
27
Purwanti, Ika Yuni. Skripsi: Penerapan Media Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Sawojajar 6 Malang: UNM: 2013
28
Setiawan, Arif. Skripsi: Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peta Buta Indonesia pada Pelajaran IPS Siswa kelas V SDN Sambi Kerep III Surabaya. Malang:
UNM, 2010.