penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang besar sehingga penulis ingin mengetahui apakah perusahaan kecil juga telah menerapkan TQM yang
berpengaruh pada usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja manajernya. Atas dasar hal tersebut di atas, penulis memilih judul “Pengaruh
Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Management pada PT Pantja Surya”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja
manajemen pada PT Pantja Surya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja manajemen pada PT Pantja Surya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1 Untuk peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pengaruh TQM terhadap kinerja manajemen.
Universitas Sumatera Utara
2 Untuk perusahaan, sebagai bahan masukan dalam melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan untuk perbaikan kinerja perusahaan
dimasa yang akan datang. 3 Untuk pihak lain, sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
tentang pengaruh TQM terhadap kinerja manajemen.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Total Quality Management TQM 1.
Pengertian Total Quality Management TQM
Total Quality Management TQM merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan
dengan berhasil pada setiap jenis organisasi. Menurut Soewarso 1996 : 1 definisi “TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk
memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi, memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan memperbaiki upaya memenuhi
kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan waktu akan datang”. TQM menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini
harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat
ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu alat yang digunakan oleh
manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan,
lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif.
Universitas Sumatera Utara
2. Perbedaan TQM dengan Metode Manajemen Lainnya
Menurut Fandy dan Anastasia 2003 : 10, ada 4 empat perbedaan pokok antar TQM dengan metode manajemen lainnya, yaitu :
a. Asal intelektualnya Sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu-ilmu
sosial. Sementara itu dasar teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM adalah Pengendalian Proses Statistikal SPC Statistical Process
Control yang didasarkan pada sampling dan analisis varians. b. Sumber Inovasinya
Bila sebagian besar ide dan teknik manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen terkemuka, maka
inovasi TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pionir yang pada umumnya adalah insinyur teknik industri dan ahli fisika .
c. Asal Negara Kelahirannya Kebanyakan konsep dan teknik dalam manajemen keuangan,
pemasaran, manajemen strategik, dan desain organisasi berasal dari Amerika Serikat dan kemudian tersebar ke seluruh dunia. Sebaliknya
TQM semula berasal dari Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang.
d. Proses Diseminasi atau Penyebaran Penyebaran sebagian besar manajemen modern bersifat hirarkis dan
top-down. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah
Universitas Sumatera Utara
selalu CEO Chief Executive Officer, tetapi seringkali malah manajer departemen atau manajer divisi.
3. Prinsip TQM
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi-spesisifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan
eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu
segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia,setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik.
Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik
dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
Perusahaan dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan feeling.
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis
Universitas Sumatera Utara
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA plan-do-check-act, yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
4. Karakteristik Total Quality Management
Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution 2005: 22.
a. Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk
atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja,
proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. b.
Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan
tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada
setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan
lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kua litas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enough’.
c.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan
dipergunakan dalam menyusun patok duga benchmark, memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
d.
Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena
itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
e.
Kerjasama Tim Teamwork
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar
Universitas Sumatera Utara
daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin
dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
f.
Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses- proses tertentu di dalam suatu sistem lingkungan. Oleh karena itu,
sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.
g.
Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu
menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era
persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental.
Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan
keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. h.
Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur
yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap
keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil
dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. i.
Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat
diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan kesepakatan antara
pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
j.
Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik,
atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan
situasi kerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus
melaksanakannya.
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan TQM
TQM merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigm manajemen tradisional, komitmen jangka panjang,
kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah hati dan harapan-harapan yang tidak realistis, ada pula
beberapa kesalahan yang secara umum dilakukan pada saat organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antara lain:
a. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya
dimulai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggung jawab tersebut
didelegasikan kepada pihak lain misalnya kepada pakar yang digaji maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar.
b. Proses Penyebarluasan Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara
berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukannya ke dalam seluruh elemen organisasi. Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut
melibatkan para manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai struktur,
penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan, dan kesadaran. c. Harapan yang Terlalu Berlebihan dan Tidak Realistis
Bila hanya mengirim karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk keterampilan mereka. Masih
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat para karyawan sadar akan pentingnya kualitas.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajemen
Kinerja dapat diartikan sebagai “penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan, bagian dari perusahaan dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya” Lubis, 2005 : 21. Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivan Cerich dalam Rivai
2005 : 15 “ kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Kinerja
dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. “Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumberdaya organisasi” Richard, 2002 : 1.
Manajemen merupakan teknik yang dilakukan dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan adalah fungsi manajemen
yang berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi dan penetapan tugas dan alokasi sumberdaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penetapan dan pengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen dan pengalokasian
sumberdaya ke berbagai departemen. Kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang melibatkan penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan meraih
sasaran organisasi. Dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pemantauan aktivitas-aktivitas karyawannya, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran-sasarannya, dan
membuat koreksi jika perlu. Tanggung jawab akhir para manajer adalah mencapai kinerja performance
yang tinggi, yang merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan menggunakan berbagai sumberdaya dengan cara yang efisien dan efektif. Para manajer
bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor dan mengintepretasikan lingkungan eksternal,
dan membuat keputusan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan tren-tren
lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 1.1