Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi LC Mekanisme Letter of Credit

penjualan tersebut. Mengenai hal ini, UCP 600 secara tegas menyatakan pada artikel 5: ”Banks deal with documents and not with goods, services or performance to which the documents may relate.” Ketentuan artikel 5 tersebut mencerminkan bahwa bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen, sedangkan barang-barang, pelayanan maupun performa yang mungkin berhubungan dengan dokumen itu sendiri, tidak menjadi urusan bagi bank yang bersangkutan.

3. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi LC

Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi LC diatur dalam pasal 2 UCP 600 tentang definisi, yaitu: 1. Applicant Applicantpemohonpembuka LC adalah pihak yang meminta dan memerintahkan kepada bank untuk membuka LC untuk keuntungan penerima LC beneficiarypenjualbarangeksportir. Dalam perintah kepada bank untuk membuka LC, pemohon menyatakan bertanggungjawab untuk membayar dokumen sepanjang semua persyaratan yang tertera di dalam LC dipenuhi. 2. Opening Bank Openingissuing Bank yaitu bank yang membuka LC untuk kepentingan beneficiary penerima LC. Di dalam LC dicantumkan persyaratan yang diminta oleh pembuka, persyaratan mana harus dipenuhi oleh beneficiary penerima LC. Universitas Sumatera Utara 3. Advising Bank Advsing Bank adalah bank yang menerima dan meneruskan LC kepada beneficiary 4. Beneficiary Beneficiary penerima LC adalah penjualeksportir yang diberi hak untuk menarik sejumlah uang yang tertera dalam LC dengan memenuhi semua persyaratan yang diminta. 5. Negotiating Bank Negotiating Bank adalah bank yang mengambil alih dokumen yang dipersyaratkan dalam LC. Menegosiasimengambil alih adalah membayar terlebih dahulu kepada beneficiary atas dokumen yang disyaratkan dalam LC dan kemudian menagih mereimburs kepada bank pembuka LC dengan mengirimkan dokumen yang telah diambil alih. 6. Confirming Bank Confirming Bank adalah bank yang ikut menjamin terhadap suatu LC atas permintaan atau otorisasi dari issuing bank. 79

4. Mekanisme Letter of Credit

Adapun mekanisme transaksi menggunakan sarana LC sebagai berikut: 1. Eksportir penjual beneficiary menandatangani kontrak jual beli sales contract dengan pembeliimportir luar negeri. 79 Uniform Customs and Practice for Documentary Credit UCP,2007 Revision, ICC Publication No.600 Universitas Sumatera Utara 2. Importir pembeliaccount meminta kepada banknya bank devisa untuk membuka suatu LC untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat ijin impor, maka bank melakukan kontrak valuta KV dengan importir dan melaksanakan pembukaan LC atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai openingissuing bank. Pembukaan LC ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di laur negeri. Koresponden bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifying bank. Advising bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan LC tersebut. Eksportir yang menerima LC disebut beneficiary. 3. Eksportir menghubungi instansi terkait dalam rangka pengirimanpengapalan barang dan pengurusan perijinan serta dokumen-dokumen yang diperlukan. 4. Eksportir menerima konosemen Bill of Lading setelah menyerahkan barang ke Carrier. 5. Eksportir menyerahkan dokumen yang disyaratkan dalam LC Wesel,Faktur, KonosemenAirway bill, Certificate of Origin, Certificate of Quality,dll kepada negotiating bank. 6. Bank membayar kepada eksportir setelah melakukan pemeriksaan dokumen yang diserahkan oleh eksportir, bahwa semua persyaratan LC dipenuhi tidak ada discrepancy Universitas Sumatera Utara 7. Bank dalam negeri sebagai negotiating bank mengirimkan dokumen ke bank pembuka LC di luar negeri dan menginstruksikan untuk membayar dan mentransfer pembayaran kepada bank yang ditunjuk. 8. Bank di luar negeri memeriksa dokumen dan menyerahkannya kepada importir untuk mengambil barang di pelabuhan tujuan. Penyerahan dokumen dilakukan setelah importir memenuhi kewajibannya. 80

5. Klasifikasi Letter of Credit

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pengawasan Bank Indonesia Terhadap perbankan Syariah Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Studi : Kantor Bank Indonesia Medan)

0 36 133

PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008

1 28 72

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

1 6 100

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRINSIP PRINSIP SYARIAH DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENCIPTAKAN PENGELOLAAN PERUSAHAAN YANG BAIK

0 3 9

PENERAPAN UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DALAM KONTEKS PRINSIP SYARIAH MENGENAI PRODUK PEMBIAYAAN

4 57 134

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH (STUDI DI BANK MUAMALAT CABANG SURAKARTA).

0 1 14

Pembiayaan Hunian Syariah Kongsi (PHSK) Berdasarkan Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) Dihubungkan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

0 0 10

TINJAUAN YURIDIS PRAKTIK INVESTASI EMAS DI BANK SYARIAH DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH DAN UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 1

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGADAAN UNDIAN BERHADIAH OLEH BANK SYARIAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 1

TINJAUAN HUKUM PENGALIHAN UTANG DENGAN AKAD MURABAHAH DI BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

0 1 1