Klasifikasi Letter of Credit

7. Bank dalam negeri sebagai negotiating bank mengirimkan dokumen ke bank pembuka LC di luar negeri dan menginstruksikan untuk membayar dan mentransfer pembayaran kepada bank yang ditunjuk. 8. Bank di luar negeri memeriksa dokumen dan menyerahkannya kepada importir untuk mengambil barang di pelabuhan tujuan. Penyerahan dokumen dilakukan setelah importir memenuhi kewajibannya. 80

5. Klasifikasi Letter of Credit

Menurut Ramlan Ginting, berdasarkan fungsinya LC terdiri dari 2dua klasifikasi yaitu LC sebagai alat pembayaran dan LC sebagai alat penjaminan. Sebagai alat pembayaran, LC memberi rasa aman kepada penerima, sedangkan LC sebagai alat penjamin, LC memberi rasa aman bagi pihak terjamin. LC sebagai alat pembayaran dapat dilaksanakan jika semua dokumen yang diminta LC telah dipenuhi oleh penerima. Sebaliknya LC sebagai alat penjamin dapat dilaksanakan jika kontrak dasar yang dijamin LC tidak dapat dilakukan oleh pihak yang dijamin. 81 a. LC Sebagai Alat Pembayaran Terdiri Dari: 1. Irrevocable LC Irrevocable LC adalah LC yang tidak dapat dibatalkan selama jangka berlaku validity yang ditentukan dalam LC tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas LC tersebut. Pembatalan hanya dapat dilakukan jika atas persetujuan semua pihak yang 80 Tjarsim Adisasmita,Op.Cit, hal.34 81 Ramlan Ginting, op.cit,hal 36. Universitas Sumatera Utara bersangkutan dengan LC tersebut. 82 Dalam UCP 600, hanya dikenal LC jenis ini sebagaimana tertera pada pasal 2 tentang definisi: ”Credit means any arrangement, however named or described, that is irrevocable and thereby constitutes a definite presentation.” 83 2. Revocable LC Revocable LC adalah LC yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh opener atau oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary. 3. Irrevocable dan confirmed LC LC ini dianggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima LC beneficiary karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas LC ini dijamin sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya yang irrevocable. 4. Confirmed LC Adalah LC yang atas permintaan Bank pembuka LC dibubuhi konfirmasipenegasan dari bank lainnya yang ditunjuk confirming bank, penegasan mana menyatakan bahwa bank tersebut ikut bertanggungjawab untuk membayar dokumen yang diserahkan sepanjang seluruh persyaratan LC dipenuhi. Confirming bank akan membubuhkan kalimat ”we confirm the 82 http:wikipedia.orgwikiletter of credit 83 Tjarsim Adisasmita,Op.cit, hal.36 Universitas Sumatera Utara credit and hereby undertake that all draft drawn and presented will be honored” dalam LC yang diadviskan ke beneficiary. 5. Clean Letter of Credit Dalam LC ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan kuitansi biasa. 6. General LC Adalah LC yang dapat dinegosiasi di bank mana saja, biasanya terdapat dalam klausul ”this credit can be negotiated at any bank in Indonesia”. 7. Restricted LC Restricted LC adalah LC yang hanya dapat dinegosir oleh bank tertentu yang ditunjuk dalam LC, biasanya terdapat klausul ”this credit negotiable with bank A only” atau ”negotiation of this credit is restricted to bank A” 8. Sight Payment LC Sight Payment LC adalah LC yang mensyaratkan adanya penyerahan sight draft dan dokumen yang disyaratkan. UCP tidak mengatur lebih lanjut mengenai sight payment LC ini. Jika bank penerbit menerbitkan sight payment LC, maka bank penerus diisntruksikan untuk melakukan Universitas Sumatera Utara pembayaran kepada penerima seketika at sight pada saat pengajuan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan LC. 84 9. Usance LC Usance LC adalah LC yang mensyaratkan adanya penyerahan wesel berjangka usance draft dan dokumen yang disyaratkan dalam LC. Bank penerbit LC akan melakukan akseptasi pada wesel berjangka sepanjang semua persyaratan LC dipenuhi dan akan melakukan pembayaran pada waktu jatuh tempo wesel on maturity date berjangka tersebut. Dalam wesel biasanya tertera kalimat”pay at 60 days after BL date”, atau kalimat serupa yang menunjukkan kapan wesel tersebut harus dibayar. 85 Usance LC disebut juga dengan acceptance LC. UCP tidak mengatur mekanisme pembayaran dengan akseptasi. Pada prakteknya akseptasi dilakukan atas wesel berjangka yang ditarik oleh penerima. Akseptasi atas wesel berjangka berarti jaminan pembayaran pada saat jatuh tempo. 86 10. Negotiation LC UCP memberikan batasan pengertian negotiation berikut ini: Negotiation means the purchase by the nominated bank of drafts drawn on a bank other than the nominated bank andor documents under a complying presentation, by advancing or agreeing to advance fund to the beneficiary on or before the banking day on which reimbursement is due to the nominated bank. 87 84 Ramlan Ginting, Op.cit, hal.39 85 Tjarsim Adisasmita, Op.cit, hal.37 86 Ramlan Ginting, Op.cit, hal.40 87 UCP No.600, artikel 2 Universitas Sumatera Utara Dari ketentuan UCP tersebut diatas dapat diartikan bahwa negotiation LC adalah LC yang pembayarannya dengan cara membeli wesel danatau dokumen-dokumen yang diajukan penerima.Tujuan negosiasi adalah untuk memberi kesempatan kepada bank untuk menegosiasi membeli wesel dan atau dokumen-dokumen dari penerima dan kemudian mengajukannya kepada bank penerbit untuk memperoleh pembayaran sesuai dengan persyaratan LC. Penerima dapat pembayaran segera dan bank penegosiasi dijanjikan untuk memperoleh pembayaran dari bank penerbit sepanjang diajukan dokumen- dokumen sesuai dengan persyaratan LC. 88 11. Transferable LC pengertian transferable LC terdapat dalam pasal 38 huruf b UCP 600 yang berbunyi sebagai berikut: ”transferable credit means a credit that spesifically states it is transferable. A transferable credit may be made available in whole or in a part to another beneficiary second beneficiary at the request of the beneficiary first beneficiary. Dengan demikian transferable LC memberikan hak kepada beneficiary untuk memindahkan atau menguasakan haknya kepada pihak lain beneficiary kedua 12. Red clause LC Red clause LC ini termasuk jenis-jenis LC yang tidak diatur dalam UCP namun berkembang dalam praktek. 88 Ramlan Ginting, Op.cit, hal.41 Universitas Sumatera Utara Red Clause LC adalah LC yang mengandung syarat bahwa beneficiary diberi hak untuk menerima sebagian atau seluruh jumlah LC sebelum pengiriman barang dibayar dimuka. 89 fasilitas pembayaran dimuka dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti dalam hal LC pada umumnya. 90 13. Revolving LC Revolving LC juga termasuk salah satu jenis LC yang tidak diatur dalam UCP. Revolving LC adalah LC yang memberikan hak kepada beneficiary untuk memakai ulang kredit yang tersedia tanpa harus mengadakan perubahan syarat khusus pada LC tersebut. Misalnya untuk jangka waktu enam bulan, kredit tersedia setiap bulannya US 1.200, berarti secara otomatis setiap bulan selama enam bulan kredit tersedia sebesar US .200, tidak persoalan apakah jumlah itu dipakai atau tidak. 91 14. Back to Back LC Adalah LC yang dibuka berdasarkan dan dijamin dengan LC yang diterima master LC. Semua persyaratan yang tertera dalam back to back LC jumlah, jenis dan kualitas barang, pelabuhan tujuan serta jenis-jenis dokumen dll sama dengan persyaratan yang diminta dalam master LC, kecuali harga yang tertera dalam wesel dan faktur tidak sama. 92 Dalam LC ini, penerima 89 Tjarsim Adisasmita, Op.cit, hal 38. 90 http:wikipedia.orgwikiletter of credit 91 Ibid. 92 Tjarsim Adisasmita, Op.cit. Universitas Sumatera Utara beneficiary biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya perantara. Oleh karena itu, penerima LC ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk membuka LC untuk pemilik barang yang sebenarnya dengan menjaminkan LC yang diterimanya dari luar negeri. 93 b. LC Sebagai Alat Penjaminan 1. Standby LC Adalah jaminan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pemohon applicant untuk menjamin kepentingan beneficiary bahwa apabila pihak yang dijamin wan prestasi maka bank penerbit akan membayarnya atas beban pemohon. 94 2. Demand Guarantee Demand guarantee adalah jaminan yang dibayar berdasarkan pengajuan dokumen-dokumen tertentu kepada bank, gunanya menjamin kewajiban penerima dan pemohon. Pembayaran demand guarantee bukan disebabkan adanya wan prestasi atas kontrak dasar,tetapi pembayaran dilakukan atas dasar pengajuan klaim dilengkapi persyaratan formal dari demand guarantee itu sendiri. 95 93 http:wikipedia.orgwikiletter of credit 94 Tjarsim Adisasmita, Op.cit. 95 Ramlan Ginting, Op.cit, hal.54. Universitas Sumatera Utara

B. LC Menurut Hukum Islam 1. LC Sebagai Salah Satu Bentuk Akad Dalam Hukum Islam

LC merupakan perjanjian yang dalam konteks hukum Islam dinamakan akad, dan akad termasuk dalam lapangan muamalat. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al Quran dan sunnah Rasul. 96 Jadi sepanjang tidak ada larangan dalam al Quran maupun dalam sunnah Rasul, segala bentuk muamalat diperbolehkan, karena hukum Islam memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. 97 Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa LC merupakan perjanjian yang mubah hukumnya, yaitu boleh dilaksanakan selama memenuhi syarat dan rukun akad, serta dalam pelaksanannya tidak mengandung hal- hal yang diharamkan. Akan tetapi mekanisme transaksi LC impor maupun LC ekspor yang merupakan salah satu jasa perbankan dinilai tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Penentuan biaya pelaksanaan LC yang kurang transparan dan adanya unsur bunga demi keuntungan bank terkait pemberian fasilitas pinjaman bagi importir yang tidak mempunyai dana yang cukup di bank merupakan suatu hal yang bertentangan dengan konsep muamalat. Maka untuk memenuhi prinsip bermuamalat tersebut, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk penerapan prinsip syariah 96 KH. Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat Hukum Perdata Islam, Yogyakarta: UII Press, 2000, hal.15 97 Ibid. Universitas Sumatera Utara dalam kegiatan bisnis, termasuk dalam perdagangan internasional kemudian muncul LC dalam perbankan syariah yang berbasis hukum syariah. 98 LC yang syar’i haruslah memenuhi prinsip-prinsip muamalat. KH. Ahzar Basyir mengemukakan prinsip-prisip muamalat sebagai berikut: 99 1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al quran dan Sunah rasul. Berdasarkan prinsip ini maka dalam perjanjian LC Syariah hukumnya adalah mubah atau boleh, namun apabila dalam perjanjian LC tersebut mengandung hal-hal yang dilarang maka hukumnya menjadi haram. 2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela tanpa adanya unsur paksaan. Berdasarkan prinsip ini maka dalam perjanjian LC harus diperhatikan kebebasan kehendak pihak-pihak yang bersangkutan. Pelanggaran terhadap kebebabasan kehendak berakibat tidak dapat dibenarkannya perjajian LC tersebut. 3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat dalam hidup masyarakat. Berdasarkan prinsip ini maka LC haruslah memberi manfaat kepada para pihak dalam perjanjian, yaitu memberikan rasa aman pada beneficiary bahwa ia akan memperoleh kepastian pembayaran demikian pula sebaliknya, pembeli importir mendapatkan 98 Alamsyah, Eksistensi Letter Of Credit dan Permasalahan Hukumnya, http:www.badilag.net. 99 KH.Ahzar Basyir, Op.Cit, hal.16. Universitas Sumatera Utara kepastian akan penyerahan barang-barangnya dan pihak bank memperoleh manfaat berupa keuntungan dari upah yang ditentukandalam perjanjian LC. 4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara unsur-unsur keadilan, menghindari unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Misalnya dalam perjanjian LC, bank tidak boleh mengambil keuntungan yang berbentuk riba yang memberatkan pembuka LC, sebagai contoh apabila importir pembuka LC tidak mampu membayar LC nya dalam jangka waktu yang ditentukan, maka hutang tersebut diubah menjadi bentuk kredit yang pembayarannya menggunakan bunga yang tidak ditentukan sebelumnya di awal perjanjian. Apabila hal ini terjadi maka LC tersebut tidak dapat dibenarkan secara syariah karena mengandung unsur penindasan. Menurut Syed Nawab Heidar Naqwi, prinsip-prinsip ekonomi Islam meliputi: 100 1. Tauhid Tauhid adalah asas filsafat ekonomi Islam yang menjadi orientasi dasar dari ilmu ekonomi dan praktek bank syariah. Nilai-nilai Tauhid ini harus diaplikasikan dalam berbagai praktek transaksi ekonomi Islam, termasuk perjanjian LC. Dengan aplikasi tauhid dalam perjanjian LC, maka para pihak harus berkeyakinan bahwa perjanjian yang mereka buat bukan hanya bertendensi duniawi namun juga ukhrawi, sehingga masing-masing pihak dalam perjanjian dituntut tanggungjawabnya untuk melaksanakan hak dan 100 Muhamad, Aspek Hukum dalam Muamalat, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, hal.82. Universitas Sumatera Utara kewajibannya, karena dengan dilandasi tauhid tentunya para pihak sadar bahwa Allah juga menjadi saksi atas perjanjian yang mereka buat bersama. 2. Keseimbangan Prinsip keseimbangan dalam ekonomi menuntut para pelaku ekonomi untuk meyakini bahwa setiap transaksi yang mereka buat memiliki fungsi sosial. Demikian dengan perjanjian LC harus berdampak bagi kemaslahatan para pihak pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan proses pelaksanaan LC yang syar’i dan profesional, diharapkan mampu mendorong laju ekspor impor yang tentunya menguntungkan bagi negara, karena dengan perdagangan yang saling menguntungkan, akan meningkatkan utility manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. 3. Kehendak Bebas Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantar manusia meyakini bahwa Allah telah menganugerahkan manusia untuk berfikir dalam memilih jalan yang baik atau yang buruk. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, tentunya banyak pilihan yang dapat ditempuh untuk mencari keuntungan, apakah dengan jalan yang halal, syubhat, maupun haram. Manusia telah dibekali Allah SWT akal fikiran untuk memutuskan bagi dirinya sendiri akan menempuh jalan yang terbaik. Demikian halnya dengan perjanjian LC, para pihak dituntut untuk lebih berhati-hati menilai LC yang syar’i, yang tidak mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan prinsip syariah. Universitas Sumatera Utara

2. Klasifikasi LC Berbasis Syariah

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pengawasan Bank Indonesia Terhadap perbankan Syariah Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Studi : Kantor Bank Indonesia Medan)

0 36 133

PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008

1 28 72

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

1 6 100

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRINSIP PRINSIP SYARIAH DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENCIPTAKAN PENGELOLAAN PERUSAHAAN YANG BAIK

0 3 9

PENERAPAN UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DALAM KONTEKS PRINSIP SYARIAH MENGENAI PRODUK PEMBIAYAAN

4 57 134

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH (STUDI DI BANK MUAMALAT CABANG SURAKARTA).

0 1 14

Pembiayaan Hunian Syariah Kongsi (PHSK) Berdasarkan Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) Dihubungkan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

0 0 10

TINJAUAN YURIDIS PRAKTIK INVESTASI EMAS DI BANK SYARIAH DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH DAN UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 1

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGADAAN UNDIAN BERHADIAH OLEH BANK SYARIAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.

0 0 1

TINJAUAN HUKUM PENGALIHAN UTANG DENGAN AKAD MURABAHAH DI BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

0 1 1