Sumber Keuangan Sekolah .1 Dana dari Pemerintah

Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 besar pula partisipasi Komite Sekolah dalam pembiayaan pendidikan siswa. 3. Satuan Biaya Kegunaanya yaitu untuk mengetahui tinggi rendahnya satuan biaya di suatu daerah sehingga dapat ditentukan kebijakan baru. Makin tinggi satuan biaya berarti makin tinggi biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dan diharapkan makin tinggi mutu pendidikan. 4. Rasio Siswa per Guru Kegunaannya untuk mengetahui rata-rata banyaknya siwa harus dilayani guru di suatu daerah. Makin tinggi Rasio berarti makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guru atau semakin kurang jumlah guru di suatu daerah. 5. Jumlah Sekolah dan Keadaan Infrastruktur Sekolah Kegunaannya untuk mengetahui jumlah sekolah negeri dan Keadaan fisik sekolah-sekolah negeri di suatu daerah. Adapun poin-poin yang dilihat seperti : jumlah murid, jumlah guru, jumlah sekolah, dan jumlah ruang kelas. Semakin banyak sekolah negeri serta semakin lengkap sarana pendidikan yang tersedia di suatu wilayah diharapkan makin tinggi kualitas pelayanan pendidikan. 2.8 Sumber Keuangan Sekolah 2.8.1 Dana dari Pemerintah Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 Sumber keuangan sekolah yang diperoleh dari pemerintah berupa gaji guru dan kesejahteraan pegawai yang disusun dalam anggaran rutin sekolah. Selain berupa gaji guru dan kesejahteraan pegawai, dana yang diperoleh dapat juga berupa dana bantuan yang digunakan sebagai dana pendukung, bantuan ini disebut Block Grant dan Dana Bantuan Langsung. Untuk menata kembali sistem pemerintahan maka terbentuklah otonomi daerah. Perubahan sistem pemerintahan ini telah menggeser hak dan kewenangan penyelenggaraan pendidikan. Implementasi penyelenggaraan yang berbasis kepada sekolah dan masyarakat diwujudkan melalui penerapan konsep manajemen berbasis sekolah dengan titik berat Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPBS dan partisipasi berbasis masyarakat community-based participated dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan memang bukan merupakan upaya baru. Upaya ini telah ditempuh melalui berbagai model. Pada tahun 1980-an, telah diuji coba model cara pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif CBSA. Akhir-akhir ini, dilakukan pendekatan pembelajaran ”joyful learning” atau yang lebih dikenal dengan model pembelajaran PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Dari berbagai pengalaman, apapun konsep yang diterapkan di sekolah akan sangat tergantung kepada sekolah dan seluruh stakeholder pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya maka kebijakan dan program yang sedang dan akan diluncurkan melalui upaya pemberdayaan sekolah dan masyarakat sebagai pemilik sejati pendidikan. Program ’’Bantuan Operasional untuk Manajemen Mutu Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 BOMM’’ yang telah diluncurkan sejak tahun 1999 merupakan langkah maju untuk memberikan kepercayaan secara penuh kepada sekolah dan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya. Program seperti ini akan diikuti dan dikembangkan melalui program-program lainnya. Pemerintah pusat melalui Depdiknas memandang perlu mengalokasikan sejumlah anggaran untuk membantu sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pemanfaatan dana dimaksud dikelola langsung oleh sekolah penerima bantuan tersebut, dana bantuan tersebut terdiri dari Block Grant, Dana Bantuan Langsung DBL, dan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS.  Block Grant Block Grant adalah subsidi yang diberikan dalam satu kesatuan waktu dan disalurkan langsung kepada institusisekolah. Pemberian Block Grant dikelompokkan dalam 2 jenis sebagai berikut 1. Perluasan Dan Pemerataan Pendidikan a. Bantuan Imbal swadaya Jenis bantuan ini mensyaratkan adanya Imbal swadayadana pendamping minimal sebesar 25 dari jumlah dana bantuan yang diterima dari pemerintah. Imbal swadaya tersebut sebagai bentuk kepedulian yayasansekolahmasyarakatPemda pada program perluasan daya tampung siswa. Imbal swadaya tersebut tidak harus dalam bentuk uang melainkan bisa Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 dalam bentuk material, tenaga, atau fasilitas yang belum terselesaikan penyediaannya. b. Subsidi Pendirian Unit Sekolah Baru USB Dana ini diberikan oleh pemerintah pusat untuk membantu mendirikan unit gedung baru, nilai bantuan yang diberikan sangat terbatas dan masing-masing provinsi berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi yang bersangkutan sedangkan swadaya pemerintah kabupatenkota dan masyarakat sekurang-kurangnya 25 dari nilai bantuan tersebut . 2. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan a. Bantuan Operasional Manajemen Mut BOMM Jenis Bantuan ini tidak mensyratkan adanya dana pendamping. Dana ini digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan peningkatan mutu, seperti persiapan implementasi Kurikulum dan Sistem Pengujian Berbasis Kompetensi KSPBK dan Pembekalan Kecakapan Hidup life skill, peningkatan pendayagunaan perpustakaan sekolah, laboratorium dan lain-lain. b. Bantuan Program Layanan Pendidikan Berbasis Luas Melalui Pembekalan. Jenis bantuan ini mensyaratkan adanya dana pendamping minimal sebesar 10 dari jumlah dana bantuan yang diterima dari pemerintah. Dana pendamping tersebut tidak harus dalam bentuk uang melainkan bisa dalam Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 bentuk material, tenaga, atau fasilitas yang belum terselesaikan penyediaannya. c. Bantuan Pelaksanaan Kurikulum dan Penilaian Berbasis Kompetensi KSPBK. Jenis bantuan ini tidak mensyaratkan adanya dana pendamping. Dana ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran serta pengelolaan manajemen yang efektif dalam rangka pelaksanaan KSPBK. d. Bantuan Pengembangan Teknologi Informasi TI Dana ini digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sekolah melalui pengembangan sistem informasi sekolah. Pengembangan Tekhnologi Informasi sekolah untuk membantu sistem pembelajaran dan data base administrasi sekolah. e. Dana Operasional Sekolah BOS Dana ini digunakan untuk kegiatan operasional dan pembelajaran di sekolah yang diperlukan serta diberikan secara langsung kepada sekolah-sekolah sesuai dengan jumlah murid yang ada di setiap sekolah tersebut. Dana BOS tersebut terdiri dari 2 jenis yaitu: - Dana BOS Reguler Yaitu dana bantuan langsung dalam bentuk uang yang diberikan kepada sekolah-sekolah negeri sesuai dengan jumlah Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 siswa yang ada di sekolah tersebut untuk kepentingan operasional sekolah. - Dana BOS Buku Yaitu dana bantuan langsung dalam bentuk uang yang diberikan kepada sekolah-sekolah negeri sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut dalam upaya pengadaan buku pelajaran sesuai kurikulum nasional.  Dana Bantuan Langsung DBL Program Dana Bantuan Langsung DBL ini dimaksudkan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, yang 90 dananya berasal dari utang pemerintah dari Bank Dunia. Dana Bantuan Langsung digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran siswa di dalam kelas seperti Depdiknas Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002 : 28 : a. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan di sekolah. b. Pengadaan buku teks, buku penunjang, buku perpustakaan. c. Alat dan media pembelajaran. d. Pembayaran transport untuk narasumber. e. Peralatanperlengkapan sekolah. Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 f. Perbaikan ringan fasilitas sekolah yang tidak mendapat bantuan rehabilitasiUSB. g. Kegiatan dan layanan lain yang mendukung peningkatan lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa. Dana Bantuan Langsung tidak diperkenankan untuk membiayaimembeli kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, kegiatan-kegiatan yang tidak diperkenankan itu antara lain Depdiknas Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002 : 28 : a. Membayar honorium, bonus, transport guru dan atau stafpegawai sekolah dalam melaksanakan pekerjaan rutin. b. Mensubsidi biaya pendidikan siswa. c. Membangun atau memperbaiki gedung sekolah atau kelas. d. Digunakan untuk kegiatan usaha investasi sekolah seperti disimpan di bank untuk dibungakan, dipinjamkan, membuat koperasi dan usaha lainnya. e. Pembayaran pajak.

2.8.2 Dana dari Non PemerintahKomite Sekolah

Sumber keuangan sekolah yang diperoleh dari non pemerintah seperti dari orang tua siswa, donatur swastayayasanperorangan. Pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan mutu pendidikan tergabung di dalam Komite Sekolah. Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 Pembentukan Komite Sekolah ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas No.044U2002 yang merupakan amanat dari UU No.25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 2000-2004. Komite Sekolah adalah badan yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan satuan pendidikan maupun lembaga pemerintahan lainnya. Pembentukan Komite Sekolah bertujuan yaitu Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003 : 11 : a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di satuan pendidikan. b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntable dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Untuk menjalankan peranan Komite Sekolah memiliki fungsi yaitu Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003 : 12 : a. Mendorong timbulnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. b. Menampung dan menganalisis aspirasi, pandangan, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang bermutu. Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 c. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah DaerahDPRD dan kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru dan kepala satuan pendidikan, kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan. d. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan dan menggalang dan masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Adapun peranan Komite Sekolah adalah Komite sebagai Badan Pertimbangan advisory Agency, Badan Pendukung Supporting agency, Badan Pengawas Controling Agency, dan Badan Mediator Mediator Agency a. Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan Advisory Agency Komite sekolah dalam fungsi perencanaan memiliki peran mengidentifikasi sumber daya pendidikan di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam menentukan RAPBS. Komite Sekolah sebagai badan penasehat berperan penting dalam memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah-sekolah termasuk proses pembelajarannya. b. Komite Sekolah Sebagai Badan pendukung Supporting Agency Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 Komite sekolah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Komite sekolah akan memberdayakan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah melalui sumber daya yang ada di masyarakat. c. Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol Controling Agency Komite Sekolah berfungsi sebagai pengontrol dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah termasuk kualitas kebijakan yang sudah ada. Mengontrol pelaksanaan program di sekolah disamping alokasi dan dan sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut. d. Komite Sekolah Sebagai Badan Mediator Mediator Agency Komite Sekolah menjadi penghubung sekolah dengan masyarakat atau antar sekolah dengan Dinas Pendidikan. Komite Sekolah sebagai mediator dapat secara transparan dalam memperlihatkan pelaksanaan program sekolah sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.

2.8.3 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah MPMBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah siswa, kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 nasional. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. MPMBS memiliki tujuan antara lain adalah Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2001 : 4 : a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua siswa, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya. d. Meningkatkan kompetisi sekolah yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. Konsep dasar MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Sedangkan pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan yang terbuka dan demokratis, dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan. Jadi sekolah merupakan unit utama pengelolaan proses Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 pendidikan, sedang unit-unit diatasnya Dinas Pendidikan KabupatenKota, Dinas Pendidikan Provinsi merupakan unit pendukung dan pelayan sekolah khususnya dalam pengelolaan peningkatan mutu. MPMBS memiliki karakteristik yang mendasarkannya pada input, proses dan output. Adapun karakteristik MPMBS tersebut adalah Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2001 : 12-20 : 1. Output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Output diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik dan non akademik. Output bersifat akademik seperti NEM, lomba karya ilmiah remaja, lomba matematika, cara berfikir. Sedangkan output non akademik seperti keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerja sama yang baik, solidaritas, prestasi olah raga maupun kesenian. 2. Proses Sekolah yang efektif memiliki karakteristik proses sebagai berikut : • Proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi. • Kepemimpinan sekolah yang kuat. • Lingkungan sekolah yang aman dan tertib. • Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. • Sekolah memiliki budaya mutu. Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 • Sekolah memiliki kerja sama ”team work” yang kompak, cerdas, dan dinamis. • Sekolah memiliki kewenangan kemandirian. • Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat. • Sekolah memiliki keterbukaan transparansi manajemen. • Sekolah memiliki kemauan untuk berubah. • Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. • Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan. • Komunikasi yang baik. • Sekolah memiliki akuntabilitas. 3. Input Pendidikan Sekolah yang efektif memiliki karakteristik input pendidikan sebagai berikut : • Memiliki kebijakan, sasaran dan tujuan mutu yang jelas • Sumber daya tersedia dan siap • Staf yang berkompeten dan berdedikasi tinggi • Memiliki harapan dan prestasi yang tinggi • Fokus pada pelanggan khususnya siswa Fauzi Ridwan : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan Sekolah Negeri Di Kota Tanjung Balai, 2009. USU Repository © 2009 • Input manajemen Adapun aspek-aspek yang dapat dikelola sekolah dalam rangaka MPMBS adalah perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengelolaan kurikulum, pengelolaan proses belajar mengajar, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan peralatan dan perlengkapan, pengelolaan keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan pengelolaan iklim sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN