24
e Mengadakan follow-up studies terhadap pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah disusun. f
Mengadakan kemungkinan perbaikan program.
3 Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di luar sekolah
dan tindak lanjut, diantaranya: a
Menilai sampai seberapa jauh dapat dikumpulkannya informasi-informasi yang dalam kegiatan bimbingan dan
konseling. b
Menilai hasil-hasil kegiatan siswa yang telah terkumpul berupa laporan kegiatan.
c Menilai sampai seberapa jauh sekolah dapat melaksanakan
orientasi atau latihan kerja bagi para siswa di instansimasyarakat.
d Memonitoring terhadap siswa yang melakukan orientasi atau
latihan kerja. e
Menilai sampai seberapa jauh dalam dimanfaatkannya sumber yang tersedia di masyarakat.
4 Penilaian program bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dan tindak lanjutnya. Kegiatan tersebut merupakan seperangkat kegiatan untuki mengetahui sampai seberapa jauh tingkat
keberhasilan keseluruhan bimbingan dan konseling dan usaha- usaha untuk mengatasinya. Biasanya penilaian dan tindak lanjutnya
diselenggarakan pada akhir masa program.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan, meskipun ini merupakan predikat yang masih umum dan luas
penggunaanya. Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang
25
menggambarkan tentang hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar, sehingga arti prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari pengertian belajar.
Oleh karena itu, akan dikemukakan pengertian dari masing-masing kedua kata tersebut.
Prestasi artinya hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan.
23
Prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai.
24
Menurut M. Ngalim Purwanto prestasi adalah merupakan “sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil belajar yang diberikan kepada siswa-
siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu”.
25
Hilgard mengatakan : “Learning is the prosses by which an activity
originates or is changed through training procedures Whether in the laboratory or in the natural environment as distinguished from changes
by factory not attributable to training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan apakah
dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang termasuk latihan, misalnya
perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar.
26
Definisi belajar mengandung pengertian bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui
pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.
27
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
23
Drs. Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: M2S, 1996, cet. 1, h. 454
24
Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988, cet. 1, h.51
25
M. Ngalim purwanto, Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Nasco, 1997,h. 6
26
Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet.2, h. 35
27
Drs. Martinis Yamin, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, cet. 2, h.99
26
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan- perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
28
Biggs dalam pendahuluan Teaching for learning mengidentifikasikan belajar dalam 3 macam rumusan, yaitu: rumusan
kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Secara kualitatif ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut
berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional ditinjau kelembagaan, belajar dipandang
sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang
menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif ditinjau mutu, ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
29
Dari berbagai pengertian belajar di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah
laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif
menetap, harus merupakan akhir dari pada proses waktu panjang. Selain
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, cet. 4, h. 2
29
Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, cet. 2, h. 90-91
27
itu, belajar juga merupakan proses perubahan dan kecakapan pada diri individu yang disadari, bukan dari hasil proses yang tidak disadari.
Dari pengertian-pengertian prestasi dan pengertian-pengertian belajar maka dapat yang disimpulkan yang dimaksud prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar yang
diperoleh tidak hanya sekedar berupa pengetahuan melainkan juga dapat berbentuk perilaku yang ditunjukkan siswa.
Prestasi belajar dapat diketahui dari penilaian guru terhadap hasil belajar siswa. Penilaian tersebut dapat berbentuk penilaian terhadap
kemampuan kognitif, afeksi dan psikomotorik siswa, tes harian, tes
semester, dan ujian akhir. Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah nilai raport siswa.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar