9
melangkah lebih maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan
masalahnya.
4
Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh Mortensen dan Schmuller, 1976 yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed
dan Drs. Erman Amti, “Bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu meyediakan
kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokratis”
5
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada siswa agar siswa mampu membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, serta
siswa dapat mengenal, memahami, menerima dirinya sendiri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan kehidupan sehingga mencapai
kehidupan yang bermakna baik secara personal maupun sosial dalam pengembangan dirinya secara optimal.
b. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang
dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo- Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti “menyerahkan” atau “menyimpulkan”. Konseling menurut Tolbert, 1959 yaitu “bahwa konseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
4
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, cet. 1, h. 6
5
Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet. 2, h. 94
10
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan- kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar”.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang
dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli
dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
6
Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantu di sini yaitu sebagai upaya untuk
membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu
menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan klien. Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas
hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam
menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya. Khusus di sekolah, Boy dan Pine Depdikbud, 1983: 14
menyatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa
maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri.
Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbulah pada diri siswa reorientasi positif
terhadap kepribadian dan kehidupannya.
7
6
Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet. 2, h. 99-101
7
Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntuka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005, cet. 1, h.9
11
Islam pun memandang pentingnya sebuah konseling di dalam kehidupan manusia seperti yang difirmankan Allah SWT, dalam surat
Yunus, ayat 57-58 :
⌦ ⌧
☺ ☺
⌧ ⌧
☺ ☺
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah:
Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu
adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
8
Q.S. Yunus: 57-58 Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian bimbingan dan konseling secara umum adalah proses pemberian tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing atau konselor kepada klien atau konseli secara sistematis melalui pertemuan tatap muka diantara keduanya, yang dimaksudkan agar
konseli dapat mengembangkan kemampuan atau kecakapan dalam melihat dan menemukan masalah yang dialami serta dapat memecahkan
masalahnya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya serta dapat menyesuaikan diri terhadap tuntunan hidup.
Bimbingan dan konseling selalu berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh kondisi psikis seseorang terhadap penyesuaian
dirinya di rumah atau di sekolah, serta kaitannya dengan kontak sosial ataupun pekerjaan.
8
Departemen Agama RI, Al-Hikmah, Alquran dan Terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponogoro, 2006, cet. 2, h. 215
12
c. Tujuan Bimbingan dan Konseling