Prinsip-prinsip Pembiayaan Syariah Pembiayaan 1. Definisi Pembiayaan

Untuk kriteria usaha menengah: 1 Untuk sektor industri, memiliki total asset paling banyak Rp. 5 miliar, dan 2 Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar. Secara normatif, moral filosofis sistem ekonomi kerakyatan sebenarnya sudah tercantum dalam UUD 45, khususnya pasal 33. yang jika disederhanakan bermakna bahwa perekonomian bangsa disusun berdasarkan demokrasi ekonomi dimana kemakmuran rakyat banyaklah yang lebih diutamakan dibandingkan kemakmuran orang perorang. Bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah pokok-pokok atau sumber-sumber kemakmuran rakyat, maka hal tersebut berarti harus dikuasai dan diatur oleh negara sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. 37 Usaha Kecil dan Menengah UKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM merupakan sektor penting dalam perkembangan struktur industri dan pondasi ekonomi di Negara-negara sedang berkembang. Dalam konteks Indonesia, pembangunan dan pengembangan usaha kecil mempunyai arti strategis, yaitu untuk memperluas kesempatan kerja dan berusaha serta meningkatkan derajat distribusi pendapatan. 38 37 Thohir Luth, Bank Syariah dan Prospek Perkembangan di Indonesia di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005h. 16. 38 Marzuki Usman, Kiat Pengusaha Kecil, Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter dan Institusi Bankir Indonesia, 1998, h. 1. 50

BAB III GAMBARAN UMUM BMT MASJID AL AZHAR

A. Sejarah Berdiri

KS-BMT Masjid Al Azhar berdiri pada tanggal 26 Agustus 1995 M 29 Rabiul Awal 1416 H yang diresmikan oleh Bpk. Aries Mufti, SE, SH Direktur Bank Muamalt Indonesia dan Bapak Camat Pasar Minggu yang dalam hal ini diwakili oleh Bpk. Drs. H. Moch. Syarief Hasan Wk. Camat Pasar Minggu. Adapun pendiri dan penggagas berdirinya KS-BMT Masjid Al Azhar adalah dari pengurus dan pembina Masjid Al Azhar Pasar Minggu yaitu Bp. H. Moh. Ali Moe’is, Bp. DR. KH. Mas’ud Saiful Alam dan Bp. Arifin yang disupervisi oleh praktisi BMI yaitu Bp. H. Aries Muftie, SE. SH dan Bp. Wiroso serta mendapat dukungan dari seluruh jama’ah pengajian Majelis Ta’lim Al Azhar Pasar Minggu. Pada awal operasinya September 1995 KS-BMT Masjid Al Azhar hanya memiliki Asset sebesar Rp. 34.284.950,- dengan modal dasar pendirian sebesar Rp. 19.965.000,- yang merupakan setoran modal awal dari dari pemegang saham perdana, yaitu : 1. Bp. H. Moh. Ali Moe’is Rp. 12.965.000,- 2. Bp. Arifin QQ-Kas Masjid Al Azhar Rp. 3.500.000,- 3. Bp. A. Aziz Lutfi Rp. 3.500.000,- Pada saat itu KS-BMT Masjid Al Azhar sebelum memiliki Badan Hukum yang resmi, hanya berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dibawah