daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Sehingga berimplikasi pada sulitnya pendataan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta.
Berikut adalah tabel kolektibilitas pembiayaan UKM :
Tabel 4.3
NO .
TINGKAT KOLEKTIBILITAS
JUMLAH DEBITUR
TINGKAT PERTUMBUHAN
2009 2008
A. B.
C. D.
LANCAR KURANG LANCAR
DIRAGUKAN MACET
1069 190
110 25
498 28
69 23
29,3 471,4
59,4 8,6
Rata-rata : 349
155 142,2
Data sd 31 Desember 2009
Keterangan
A. LANCAR : Angsuran berjalan sesuai dengan Akad Pembiayaan
dan atau terdapat tunggakan dengan akumulasi maksimal 3 bulan. B. KURANG LANCAR : Angsuran berjalan cukup lancar dan terakumulasi
tunggakan maksimal 6 bulan.
C. DIRAGUKAN : Angsuran berjalan kurang lancar dan terakumulasi
tunggakan maksimal 27 bulan. D. MACET
: Angsuran berjalan tidak lancar dan terakumulasi tunggakan lebih dari 27 bulan.
Dari tabel diatas bahwa dapat dijelaskan bahwa : A Pada kategori lancar, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 498
orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 1069 orang atau meningkat 29,3 .
B Kategori kurang lancar, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 28 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 190 orang atau
meningkat 471,4 . C Kategori diragukan, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 69
orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 110 orang atau meningkat 59,4 .
D Kategori macet, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 23 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 25 orang atau meningkat
8,6 . Dari penjelasan diatas dan disertai penjabarannya ternyata BMT Masjid Al
Azhar dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM berdasarkan seluruh kategorinya ternyata mengalami penurunan yang kurang sehat . Misalnya pada
rata-rata kolektibilitas pembiayaan UKM tahun 2008-2009 rata-rata berjumlah 142,2 . Hal ini menunjukkan karena adanya Rasio Kolektibilitas Pembiayaan
dari tahun sebelumnya tahun 2008 yaitu untuk BDR nya 20,4 dan NPF nya 27,2 . Jika dibandingkan dengan tahun 2009 dengan Rasio BDR nya 21,9 dan
NPF nya 30,6 kurang sehat.
3. Prosedur Pengajuan Pembiayaan UKM Di BMT Masjid Al Azhar Jakarta
Gambar 4.4
Gambar di atas menjelaskan bahwa berawal dari mendaftarkan diri sebagai anggota BMT Masjid Al Azhar Jakarta, kemudian anggotacalon debitur
diharuskan untuk mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta yang harus
dipenuhinya. Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah pihak BMT Masjid Al Azhar Jakarta datang kelokasi survei ke tempat usaha anggotacalon debitur
untuk melihat jenis-jenis usaha yang digelutinya. Dengan demikian dari laporan yang diterima oleh pihak BMT yang mensurvei ke lokasi maka berkas tersebut
diserahkan kepada komite untuk dilakukan pengecekan, apakah berkas dan syarat-syarat anggotacalon debitur tersebut sudah memenuhi kriteria yang
diinginkan ataukah tidak. Jika komite menyetujuinya maka langkah berikutnya adalah melakukan akad sesuai kesepakatan yang dinginkan, dan apabila tidak
disetujui oleh komite maka pengajuan permohonan tersebut dapat dikategorikan
Anggota Mengisi
Formulir Survei
Lokasi Komite
Akad
seperti harus memenuhi kelengkapan persyaratan ataupun permohonan pembiayaan tersebut ditolak.
Selanjutnya yaitu persyaratan yang diterapkan di BMT Masjid Al-Azhar Jakarta dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM Jakarta Selatan,
diantaranya sebagai berikut:
2
1. Menyerahkan foto copy KTPSIM, KK, surat nikah, surat domisili, PBB,
rekening listriktelepon dan identitas lain. 2.
Mengisi formulir permohonan pembiayaan. 3.
Menyerahkan jaminan berupa BPKB motormobil, surat tanah, surat kios, dll.
4. Peluang dan Tantangan Pembiayaan Terhadap Pemberdayaan UKM Jakarta Selatan
Dalam memasarkan produknya dari segi pembiayaan untuk memberdayakan para UKM, BMT Masjid Al-Azhar memiliki peluang dan juga tantangan dalam
mengembangkan usaha UKM, diantaranya adalah :
a. Peluang
Peluang pembiayaan UKM yang dilakukan oleh BMT Masjid Al-Azhar Jakarta adalah sebagai berikut :
1 Meningkatnya nasabah dari tahun ke tahun yang berdasarkan pada tabel
perkembangan nasabah.
2
Brosur BMT Masjid Al-Azhar Jakarta.
2 Dalam pemberian keuntungan kepada nasabah tidak menggunakan bunga,
melainkan dengan prinsip bagi hasil. 3
Di negara Indonesia penduduknya mayoritas muslim, maka dengan hal inilah BMT Masjid Al-Azhar pun nasabahnya adalah kebanyakan muslim.
4 Para UKM Jakarta Selatan lebih menyukai pembayaran dengan cicilan
dibandingkan pembayaran tunai, karena para UKM dapat mengalihkan uangnya ke yang lain.
b. Tantangan
Selain peluang diatas BMT Masjid Al-Azhar memiliki tantangan dalam memberikan pembiayaannya kepada para UKM, diantaranya sebagai berikut :
1 Dalam mengembangkan perekonomian dengan berbasis syariah, maka
dikalangan masyarakat masih terdapat pemikiran bahwa lembaga ini hanyalah identik dengan yang bernuansa keagamaan semata seperti
penerimaan dan penyaulran ZIS Zakat, Infaq, dan Shadaqah. 2
Kejujuran para nasabah UKM dalam memberikan suatu data keuangan atau keuntungan setiap bulan dalam menentukan bagi hasil seringkali
nasabah memberikan informasi yang kurang mendukung, seperti mengatakan bahwa laporan keuntungannya kecil padahal yang
sesungguhnya keuntungan yang diterima para UKM adalah besar. 3
Berkompetisi dengan para kompetitif seperti rentenir, dalam hal ini para UKM lebih senang meminjam pembiayaan kepada rentenir dengan mudah
dan cepat, walaupun UKM dibebankan bunga sampai dengan 20.