Sejarah DDC Dewey Decimal Classification DDC

7. Mempunyai badan pengawas yang bertugas memantau dan mengawasi perkembangan bagan klasifikasi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan sehingga bagan klasifikasi tersebut selalu mutakhir.

2.2 Dewey Decimal Classification DDC

DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarsikal yang menganut prinsip “desimal” dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama main classes yang diberi notasi berupa angka Arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi secara desimal menjadi 10 subkelas division. Kemudian subkelas dibagi lagi menjadi 10 seksi section, dan seterusnya. Pembagian 10 kelas utama merupakan perbaikan dari sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh W.T. Harris tahun 1870. DDC merevisi bagan dan tabelnya dalam waktu tujuh tahun sekali dan yang bertanggung jawab atas revisi tersebut adalah Decimal Classification Editorial Policy Committee.

2.2.1 Sejarah DDC

Bagan klasifikasi ini merupakan bagan klasifikasi yang paling populer yang paling banyak digunakan, termasuk di Indonesia. Bagan ini diciptakan oleh Melville Louis Kossuth Dewey yang lahir pada 10 Desember 1851. DDC dibuat berdasarkan kajiannya terhadap puluhan buku, pamflet, dan kunjungannya ke berbagai perpustakan. Maka DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di perpustakaan. Jadi, DDC bukanlah klasifikasi ilmu pengetahuan seperti banyak diduga orang. Edisi pertama berupa pamflet setebal 44 halaman, berisi kata pendahuluan, bagan untuk 10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori, serta indeks subjek menurut abjad. Terbit tahun 1876 dengan judul “A Classification and subject Index for Cataloguing And Arranging the Books and Pamphlets of a Library”. Edisi ke-2 diterbitkan tahun 1885 dengan judul Decimal Classification and Relative Index. Pada edisi ini terjadi relokasi artinya penggeseran sebuah subjek dari sebuah nomor ke nomor yang lain. Edisi ini merupakan basis pola notasi edisi selanjutnya karena pertama kalinya Dewey mengemukakan prinsip Universitas Sumatera Utara integritasangka artinya nomor dalam bagan Dewey dianggap sudah “mapan” walaupun mungkin terjadi relokasi bahkan reklasifikasi. Hal ini dipertahankan hingga edisi ke-13. Edisi ke-14 terbit pada tahun 1942, pada edisi ini terjadi sedikit perubahan dalam struktur dasar yaitu adanya perluasan hingga terdapat sekitar 31.000 entri. Namun perluasan yang terjadi tidak seimbang karena masih banyak bidang yang belum dikembangkan dan edisi ini dipergunakan sebagai edisi terstandard untuk beberapa tahun lamanya karena indeks yang tidak berhasil pada edisi ke-15 yang terbit tahun 1951. Edisi ke-15 ini tidak sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Ini terjadi mungkin karena kebijakan integritas nomor yang dipangkas sehingga menghasilkan 4700 entri. Pada edisi ke-15 ini diputuskan untuk relokasi sejumlah besar subjek. Indeks juga diperbaiki dan diringkas sedangkan ejaan yang disederhanakan yang digunakan pada edisi sebelumnya kini ditinggalkan. Hal ini dianggap terlalu berat bagi pustakwan sehingga banyak pustakawan yang tetap menggunakan edisi ke-14. Edisi ke-16 terbit tahun 1958 memulai tradisi baru dengan kebijakan siklus revisi tujuh tahunan artinya bagan Dewey akan keluar dalam edisi baru setiap tujuh tahun. Pada edisi ini diputuskan untuk kembali kepada kebijakan lama mempertahankan enumerasi terinci sambil mengambil butir inovastif dari edisi 15 seperti ejaan baku, peristilahan yang mutakhir, serta penyajian tipografi yang menarik. Tahun 1965 terbit edisi ke-17 dan edisi ke-18 yang terdiri dari 3 jilid terbit tahun 1971, serta edisi 19 terbit pada tahun 1979. Edisi ke-17 sampai edisi ke-19 masih berpegang pada kebijakan diatas. Edisi ke-20 terbit tahun 1989 dengan beberapa perubahan. Warna edisi menjadi coklat muda dan dibagi menjadi 4 jilid. Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar, jilid 2 bagan dari 000-500, jilid 3 bagan 600-900, dan jilid 4 merupakan indeks. Walaupun masih mempertahankan prinsip integritas nomor, namun prinsip tersebut sedikit dilanggar hal ini dilihat dengan terjadinya relokasi misalnya kini menempati 001 yang semula merupakan bagian elektronika. Pada tahun 1996 terbitlah edisi 21. Edisi ini muncul dengan warna biru tua. Selanjutnya pada tahun 2003 terbit edisi 22. Edisi ini adalah edisi mutakhir Universitas Sumatera Utara berwarna hijau bagian atas serta hitam pada bagian bawahnya. Di samping format tercetak, muncul juga format elektronik dalam bentuk CD ROM Compact Disc Read Only Memory. Selain edisi lengkap juga terbit edisi ringkas abridgment edition yang terbit sejak tahun 1894. Sulistyo-Basuki 1991 : 405 memaparkan, “Edisi ringkas ini memuat kira-kira 25 dari edisi lengkap. Edisi ini digunakan oleh perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum yang kecil dengan koleksi tidak lebih dari 20.000 judul”. Pada awal mulanya, edisi ringkas direvisi bila dianggap perlu. Ketentuan ini kemudian diubah, setiap ringkas diterbitkan mengikuti pola edisi lengkap. Untuk edisi lengkap 19 diterbitkan edisi ringkas ke-11. Dengan terbitnya edisi lengkap 20, diharapkan terbit edisi ringkas ke-12 sekitar tahun 1991. Dan berlanjut seterusnya sehingga pada saat terbit edisi lengkap 22, maka terbit edisi ringkas ke-14 sekitar tahun 2004.

2.2.2 Unsur-Unsur Pokok DDC

Dokumen yang terkait

Studi Komperatif Bagan Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) Edisi 21 Dan Edisi 22 : studi kasus notasi pada kelas 400 dan kelas 800.

0 41 105

Perbandingan sistem klasifikasi Islam adaptasi dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC): antara Depertemen Agama dan Perpustakaan Nasional RI

0 4 79

Sistem Informasi Perpustakaan IPDN Jatinangor Menggunkan Metode Dewey Decimal Classification

0 5 181

Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dengan Pemanfaatan Sistem telusur Elektronik pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

0 6 40

PENERAPAN SISTEM DDC (DWEY DECIMAL CLASSIFICATION) PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK ATMI SURAKARTA.

0 0 1

Implementasi universal decimal classification (udc) di Upt Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta COVER

0 0 16

KOMPARASI BAGAN SISTEM KLASIFIKASI DEWEY (1)

0 0 11

PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP SISTEM KLASIFIKASI DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION DI BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

0 1 82

Keterampilan Pustakawan dalam Mengklasifikasi Bahan Pustaka dengan Menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) di Perpustakaan SDN 168 Kessing Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 84

Analisis Klasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Berdasarkan Dewey Decimal Classification di Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 94