639.27.29 Shell fish and other marine creatures. Classed preferably at
639.4.6 Artinya notasi kelas untuk jenis ikan yang bertubuh keras, kerang-kerangan dan
makhluk laut lain harusnya diklasifikasi pada notasi 639.4.6, tetapi dengan pecahan notasi yang sama jika dikehendaki dapat saja diklasifikasikan pada notasi
639.27.29 dengan syarat harus konsisten untuk semua dokumen, ditetapkan dipakai hanya salah satu saja.
5. Petunjuk “Use” Petunjuk ini merupakan perintah untuk tidak memakai notasi yang
tercantum, tetapi harus memilih dan menggunakan notasi lain yang berlaku sebagaimana yang tertera setelah kata “Use”. Seperti yang terdapat pada notasi
639.95 Aviaries, etc sangkar burung hias, dan lain-lain. Use 636.68.083. Jadi berdasarkan perintah Use, pustakawan harus menggunakan notasi 636.68.083
untuk pengganti notasi 639.95. Jika diuraikan, notasi 636.68.083 terdiri atas dua notasi yang dipadu
menjadi satu notasi majemuk. Kedua notasi yang merupakan unsur notasi majemuk tersebut ialah:
636.68 Ornamental birds. Aviaries, dan
636.83 Shelter, cara dan perlinungan.
Notasi 636.083 ini sendiri adalah sebuah notasi majemuk yang merupakan panduan dari notasi pokok 636 dengan notasi tambahan khusus notus .083.
Notus yang terdiri atas kode.08.09 ini hanya berlaku di deretan notasi-notasi yang termasuk dalam kelas 636.
2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan UDC
2.3.4.1 Keunggulan Menurut Lalleman 2005 : 57 UDC mempunyai keunggulan antara lain:
1. Vast support: The UDC is an international classification system. Therefore the UDC has a vast support and a lot of documentation for guidance.
2. Flexibility: The UDC is very flexible. Due to this, it can cover all the different categories that can cover all the information needs.
3. Specificity: The UDC makes it possible, through symbols, to keep the semantic and syntactical relations. This leads to high qualified and accurate subject
retrieval.
Universitas Sumatera Utara
4. Complexity: When implementing metadata to the web-based information resource too, the UDC code can be formulated less complicated.
5. Different options: The UDC has the option to implement it as a simple UDC, or as a synthetic structured index.
Dari pendapat di atas diambil pengertiannya sebagai berikut: 1. Dukungan luas. UDC merupakan sebuah sistem klasifikasi internasional yang
dapat digunakan oleh siapa saja untuk dijadikan sebagai petunjuk. 2. Fleksibel. Maksudnya UDC terdiri dari semua kategori disiplin ilmu yang
berbeda yang dapat mencakup semua kebutuhan informasi. 3. Kekhususan. UDC membuat kekhususan tersebut yaitu dengan menggunakan
simbol-simbol yang ada untuk menjaga hubungan semantik dan sintaksis. Hal ini penting untuk hasil yang baik dan penemuan kembali subjek yang akurat.
4. Mengurangi kerumitan. Ketika memasukkan metadata ke dalam sumber informasi berbasis web, kode UDC dapat di formulasikan menjadi tidak rumit.
5. Pilihan yang berbeda. UDC mempunyai pilihan dalam pengimplementasiannya yaitu sebagai UDC yang sederhana, atau sebagai
sebuah indeks yang berstruktur. UDC mempunyai tingkat fleksibilitas yang luas karena dari dalamnya
tersedia alat-alat notasi tambahan yang bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian. Pertama, berupa tambahan umum common auxiliaries yang bisa
diterapkan pada semua kelas, dan yang kedua adalah tambahan khusus special auxiliaries yang mempunyai makna berbeda dengan yang pertama, dan hanya
bisa diterapkan pada bidang-bidang tertentu pada bagan UDC. UDC mempunyai sifat hospitalitas kesediaan menerima tamu secara
baik. Hal ini tampak dengan adanya tanda hubungan berkaitan, perluasan, dan tanda perluasan berangkai, yakni + tambah, garis miring, : titik ganda atau
colon, = sama dengan, 19 untuk tanda-tanda tempat, [ ] kurung besar dan masih banyak lagi notasi-notasi tambahan umum yang lain.
UDC memiliki lebih dari seratus ribu divisi pada tabel utama bagan utama, terutama jika dibandingkan dengan DDC yang memiliki sekitar sebelas
ribu divisi. Melihat jumlah itu saja bisa dibayangkan bahwa jenis klasifikasi UDC lebih memungkinkan untuk mengklasifikasikan dokumen dengan sangat rinci
Yusup, 2002 : 37.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan Menurut Lalleman 2005 : 57, UDC juga mempunyai kelemahan, antara
lain: 1. Complexity:
The different categories are growing enormously. Due to this, the classification system is
unclear for web site developers, who are indexing the codes in the web-based information
resources. 2. Revising:
In the past, the UDC was not updated frequently enough to redefine the system based on
new knowledge. 3. Maintenance:
When implementing the UDC, because of its aim to describe the content of web-based
information resources to the highest level of specificity, it can produce unmanageable and
undesirable results. This is a result of the enormous amount of categories in an analyticosyntactical
classification [Slavic, 2003].
4. Implementation: When using the synthetics structured way of the UDC, a lot
of discussion will arise on issues like ‘what is the main subject, and what are
the determinations’. This leads to different code combinations for the same
subject. Dari pendapat di atas diambil pengertiannya sebagai berikut:
1. Kerumitan. Kategori-kategori pengetahuan yang berbeda berkembang sangat pesat sehingga sistem klasifikasi menjadi tidak jelas dalam membangun
website yang mengindeks kode-kode ke dalam sumber informasi berbasis web.
2. Revisi. Dahulu, UDC tidak diupdate secara teratur untuk menetapkan kembali sistem didasarkan ilmu pengetahuan baru sehingga notasi yang seharusnya
bertambah tidak tampak. 3. Pemeliharaan. UDC digunakan karena tujuannya untuk mendeskripsikan isi
dari sumber informasi berbasis web menuju level tertinggi dari kekhususan, itu dapat menghasilkan permintaan yang tidak diinginkan dan tidak
termanajemen. 4. Pelaksanaan. Ketika menggunakan struktur UDC, banyak diskusi yang terjadi
dalam menentukan hal seperti ‘apa yang menjadi subjek utama’ dan ‘apakah ketetapannya’.
Selain itu, UDC tidak mengulang notasinya secara lengkap, maka untuk melengkapinya diberikan petunjuk-petunjuk untuk ditambahkan kepada notasi
utama melalui tabel tambahanpembantu.
Universitas Sumatera Utara
Sejak edisi tahun 1961, khususnya edisi ringkas dalam bahasa Inggris, Kelas utama 4 UDC untuk bahasa tidak digunakan lagi secara berdiri sendiri,
melainkan digabungkan dengan kelas 8. Oleh karena itu, pembagian pada kelas 4 hanya dipakai untuk membentuk notasi gabungan yang kepalanya diambil dari
notasi lain, sehingga ada penambahan subdivisi khusus yaitu .07.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat komparasi. Menurut Nazir 2003:58 “Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang
ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu”.
Aswarni Sudjud dalam Arikunto 2002: 236 menyatakan bahwa : “Penelitian komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap
suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara,
terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide”.
Sedangkan menurut pendapat Sugiyono 1998 : 6, “Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan”. Dari ketiga pendapat di
atas maka dapat diketahui bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan tentang orang, benda dan hal lainnya dengan cara menganalisis
persamaan dan perbedaan yang ada dari objeksubjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan proses kuantitatif sehingga untuk menganalisis datanya dilakukan
dengan instrumen penelitian.
3.2 Unit Analisis
Pada umumnya setiap peneliti selalu berhubungan dengan masalah populasi dan sampel. Di samping itu masih ada unit analisis sebagai bagian dari
populasi dan sampel. Arikunto 2002 : 121 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah “satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian”. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa “yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian adalah benda atau manusia”. Berawal
dari pendapat tersebut maka penulis mengambil subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah bagan DDC edisi ke-22 dan bagan UDC edisi
tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara