Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 66, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,26. Sedangkan dari hasil perhitungan didapat nilai t tabel = 1,67. Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe match mine lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa. Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Nopriana dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa ”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas kontrol. Selain itu Spencer Kagan pun menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe match mine merupakan “communication building ”. Tipe match mine ini lebih menekankan pencapaian kemampuan komunikasi matematik siswa dan dalam prosesnya siswa mencocokkan ide dengan teman pasangannya melalui Draw What I Say dan Build What I Write. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe match mine memiliki lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional. Siswa pada kelas eksperimen dapat merefleksikan gambar, tabel dan grafik pada materi perbandingan. Sebagian besar siswa dapat menceritakan secara relevan apa yang terdapat pada grafik dan tabel perbandingan karena dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk membuat suatu gagasan dan merefleksikan gagasan dari teman dalam bentuk grafik ke sebuah cerita maupun sebaliknya. Pada proses ini, peneliti mendengarkan dan melihat penuh perhatian ide-ide yang diberikan siswa serta menyelidiki pertanyaan dan tugas-tugas yang diberikan oleh mereka. Kemampuan komunikasi matematik terkait written text, menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan secara rinci masalah matematika dengan menggunakan bahasa sendiri dalam penulisannya secara matematik. Pada pembelajaran kooperatif tipe match mine, siswa dilatih untuk mengkomunikasikan gagasan tiap siswa secara berpasangan terkait dengan membuat suatu gambar, grafik, ataupun permasalahan matematik yang berkaitan dengan konsep perbandingan. Kemudian pasangannya merefleksikan membangun apa yang telah ditulis oleh temannya build what i write. Pada proses ini, peneliti menilai kedalaman pemahaman atau ide yang dikemukana siswa. Siswa secara bergantian bertukar peran sebagai pemberi ide dan pembangun ide yang diberikan temannya. Setelah keduanya selesai menjelaskan secara tertulis dan lisan konsep yang terkait dengan apa yang temannya tulis, mereka mendiskusikanmenyamakan konsep yang ia dan pasangannya tulis. Proses diskusi yang dilakukan oleh siswa, dipantau dan dimonitori oleh peneliti sehingga peneliti dapat memberikan motivasi dan mengarahkan siswa jika terdapat siswa yang tidak menanggapi ide atau menilai yang dikemukakan temannya secara tertulis. Siswa pada kelas eksperimen memiliki keunggulan untuk memberikan gagasan yang beragam dari materi yang diberikan, siswa juga dapat membangun keterampilan sosial yang mereka miliki melalui interaksi antar anggota kelompok. Sedangkan Siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional kurang mampu merefleksikan gambar, tabel ataupun grafik terkait materi perbandingan sehingga mereka mengalami kesulitan dalam membuat cerita maupun dalam memberikan penjelasan dengan bahasa sendiri terkait permasalahan matematik. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya menerangkan materi dan melakukan tanya jawab setelah materi selesai diterangkan. Sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif dan tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengkomunikasikan gagasan ataupun ide mereka. Pada akhirnya siswa hanya menghafal materi yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk menyelesaikan soal komunikasi matematik maupun permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep perbandingan.

E. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

4 31 180

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SMP KELAS VIII.

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA SISWA SMP.

0 1 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS ipi372560

0 0 9