Uji Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

3. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen tes kemampuan komunikasi matematik ini digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian data hasil uji coba tersebut dianalisis untuk mengetahui karakteristik setiap butir soal yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. Hal ini diuraikan sebagai berikut: a Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir. Untuk mengukur kriteria valid atau tidaknya tiap butir soal, penulis menggunakan korelasi Product Moment Pearson, apabila tabel hitung r r  , maka butir soal tersebut dikatakan valid. Harga tabel r dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya menggunakan rumus df = n – 2 pada taraf signifikansi 5. Adapun rumus Product Moment Pearson dinyatakan sebagai berikut: 2            2 2 2 2            Y Y n X X n Y X XY n r xy Keterangan: xy r : koefisien korelasi yang menyatakan validitas N : banyaknya siswa x : skor item y : skor total xy : hasil perkalian skor item dan skor total x 2 : hasil kuadrat dari skor item y 2 : hasil kuadrat dari skor total ∑X 2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor item 2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, Cet.XIII, h.171 ∑Y 2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor total Dari hasil perhitungan uji instrumen tes kemampuan komunikasi matematik siswa dengan 15 soal uraian dengan nilai  = 0,05 dan tabel r = 0,344, didapat 13 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4 terlalu sulit dan soal nomor 11 terlalu mudah lampiran 8. b Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif dan dapat dipercaya tingkat ketelitiannya. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu: 3                 2 2 11 1 1 t i n n r   dengan Keterangan: 11 r = reliabilitas yang dicari n = banyaknya butir pernyataan yang valid 2 i   = jumlah varians skor tiap-tiap item 2 t  = varians total Dari hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematik, diperoleh hitung r sebesar 0,72 sehingga 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet.X, h. 109.   n n X X     2 2 2  instrumen tes kemampuan komunikasi matematik ini layak dan tepat mengukur apa yang seharusnya diukur lampiran 9. Dengan demikian, instrumen tes kemampuan komunikasi matematik tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik. c Pengujian Daya Pembeda Soal Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu tes membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk perhitungan daya pembeda soal, peneliti mengambil seluruh siswa dengan pembagian 50 siswa dengan kemampuan tinggi dan 50 siswa dengan kemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: 4 maks S n S S DP B A    2 1 Keterangan : DP : Daya pembeda S A : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah S B : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah n : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah Skor maks : skor maksimal soal yang bersangkutan Setelah diperoleh perhitungan daya pembeda butir soal, dilakukan interpretasi terhadap tiap butir soal, dengan kriteria : 4 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Pressindo, 2008, Cet. I, h 189 Tabel 3.3 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal DP  0,0 Sangat Jelek 0,0 DP  0,2 Jelek 0,2 DP  0,4 Cukup 0,4 DP  0,7 Baik 0,7 DP  1,0 Sangat Baik Berdasarkan hasil perhitngan daya pembeda butir soal, diperoleh 2 soal dengan kriteria baik, 6 soal dengan kriteria cukup dan 6 soal dengan kriteria jelek dan 1 soal dengan kriteria sangat jelek lampiran 10. d Uji Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal apakah soal tersebut tergolong sukar, sedang ataukah mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut: 5 maks xskor n S S TK B A   Keterangan: TK : Tingkat kesukaran A S : Jumlah skor kelompok atas B S : Jumlah skor kelompok bawah n : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah Skor maks : skor maksimal soal tersebut Setelah diperoleh perhitungan taraf kesukaran butir soal, dilakukan interpretasi terhadap tiap butir soal, dengan kriteria : 5 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran................. h. 182 Tabel 3.4 Intrepretasi Taraf Kesukaran Butir Soal P  0,0 Sangat Sukar 0,0 IK  0,3 Sukar 0,3 IK  0,7 Sedang 0,7 IK  1,0 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran butir soal, diperoleh 2 soal dengan kriteria sukar, 9 soal dengan kriteria sedang dan 4 soal dengan kriteria mudah lampiran 11. Setelah dilakukan perhitungan validitas, daya pembeda butir soal serta taraf kesukaran butir soal, diperoleh rekapitulasi hasil analisis butir soal sebagai berikut : Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Taraf Kesukaran dan DayaPembeda No.Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1a Valid Sedang Baik Digunakan 1b Valid Sedang Cukup Digunakan 2 Valid Mudah Jelek Digunakan dengan perbaikan 3 Valid Sedang Jelek Digunakan dengan perbaikan 4 Tidak Valid Sulit Sangat Jelek Tidak digunakan 5 Valid Sedang Cukup Digunakan 6 Valid Sedang Cukup Digunakan 7 Valid Sedang Jelek Digunakan dengan perbaikan 8 Valid Sedang Cukup Digunakan 9a Valid Sulit Baik Digunakan 9b Valid Sedang Cukup Digunakan 10 Valid Mudah Jelek Digunakan dengan perbaikan 11 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak digunakan 12a Valid Mudah Jelek Tidak digunakan 12b Valid Sedang Cukup Digunakan Dari 15 butir soal, diperoleh 13 soal yang valid tetapi instrumen yang dipergunakan hanya 12 soal. Soal nomor 12a tidak dijadikan soal karena soal tersebut tergolong mudah dan tidak mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Kemudian, terdapat 4 soal dengan kriteria daya pembeda soal jelek namun tetap dipergunakan dengan perbaikan. Perbaikan pada soal dengan daya pembeda jelek dengan merubah angkanya menjadi lebih kompleks dan merubah satuannya. Perbaikan pada soal nomor 2 dilakukan dengan membuat variasi angka pada kubus dan balok serta variasi satuan pada kubus dengan tidak merubah jawaban instumen. Soal nomor 3 dan 10 dengan memvariasikan angka pecahan atau perbandingannya, dan soal nomor 7 merubah satuan yang ditanyakan. Perubahan dengan membuat angka lebih kompleks dan memvariasikan satuannya bertujuan agar soal tersebut dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

E. Uji Prasyarat Analisis

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

4 31 180

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SMP KELAS VIII.

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA SISWA SMP.

0 1 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS ipi372560

0 0 9