3 Memberikan penjelasan idea, konsep, atau situasi matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk penulisan secara matematik
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif telah diajarkan secara informal pada zaman Rasulullah. Nata menjelaskan bahwa prinsip Learning To
Cooperative sendiri telah diterapkan pada zaman Rasulullah.
26
Contohnya pada masa perang, Rasulullah selalu meminta pendapat dan
bermusyawarahberdiskusi dengan para sahabat tentang strategi perang yang hendak diterapkan. Sejatinya, pembelajaran kooperatif ini telah
diserukan Allah kepada umat manusia dalam Al- Qur’an yaitu Q.S. Al-
Maidah ayat 2 : .....
.............dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.
Selanjutnya, para pakar pendidikan meneliti tentang efektifitas pembelajaran kooperatif. Para ahli telah menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, membantu siswa memahami konsep yang sulit,
membantu siswa
menumbuhkan kemampuan
berfikir dan
berkomunikasi matematik. Para pakar pendidikan yang telah meneliti pembelajaran kooperatif diantaranya adalah Slavin, Sharan, Kagan,
Anita Lee, Johnson Johnson dan lain-lain. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kemampuan bekerja sama saling membantu dalam
mengkomunikasikan dan mendalami materi pelajaran.
26
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008, h.278
Seperti halnya yang diutarakan Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dimana para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu dalam memahami suatu pelajaran. Siswa dalam kelompoknya memiliki
peranan untuk berdiskusi, saling membantu, berargumen demi mengasah pengetahuan yang mereka miliki.
27
Sharan menambahkan bahwa didalam pembelajaran kooperatif terdapat partisipasi tingkat
tinggi antar anggota kelompok dalam mengambil keputusan. Partisipasi tingkat tinggi adalah tiap anggota dalam kelompoknya ikut memberikan
kontribusi tidak sekedar mengandalkan teman sejawatnya saja, melainkan tiap anggota memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kelompoknya. Demi tercapainya tujuan pendidikan, Unesco mengungkapkan
empat pilar pendidikan yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Impelementasinya dalam
pembelajaran matematika terlihat dalam pembelajaran dan penilaian
yang sifatnya learning to know fakta, skills, konsep, dan prinsip, learning to do doing mathematics, learning to be enjoy
mathematics, dan learning to live together cooperative learning in
mathematics. Spencer Kagan Miguel Kagan menjelaskan bahwa terdapat 4
prinsip mendasar dalam pembelajaran kooperatif yang biasa disingkat dengan PIES. Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu :
28
1 Positive Interdependence; dalam pembelajaran kooperatif guru
menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan. Siswa merasa kemampuan yang dimilikinya
berkembang bersama dengan teman sebayanya. Hal inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
27
Robert Slavin, Cooperative Learning : Research, Theory and Practice, alih bahasa Nurulita, Bandung : Nusa Media, 2008, Cet.II, h.4
28
Shlomo Sharan, Handbook of Cooperative Learning Methods, alih bahasa Sigit Prawoto Yogyakarta : Imperium, 2009, h.182-186
2 Individual Accountability; tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab
kepada guru dan teman sekelasnya untuk berbagi gagasan dan jawaban.
3 Equal Participation Partisipasi sejajar; Setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk mengungkapkan ide-ide, gagasan, berpartisipasi secara aktif didalam proses pembelajaran.
4 Simultaneous Interaction interaksi serentak; interaksi serentak
lebih dipilih daripada interaksi berurutan karena interaksi serentak bisa menjadikan siswa lebih banyak yang ikut berpartisipasi.
Interaksi serentak terjadi jika dalam satu waktu terdapat peserta yang aktif lebih dari satu. Sedangkan interaksi berurutan terjadi
dalam satu waktu dan hanya satu siswa yang ikut berpartisipasi.
b Pembelajaran Kooperatif Tipe Match Mine
Match mine dalam pembelajaran kooperatif di gagas oleh Spencer Kagan dalam karyanya Structural Approach to Cooperative Learning
tahun 1989. Ia menegaskan bahwa match mine merupakan pembelajaran yang dapat membangun keterampilan berkomunikasi atau
“communication building”. Secara sederhana, match mine dapat diartikan bahwa siswa mencoba menyesuaikanmenyamakan susunan
objek pada kisi-kisi siswa lain dengan menggunakan komunikasi lisan.
29
Match mine
ini dapat
membantu siswa
dalam mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan-gagasan matematika bersama
dengan pasangannya. Model pembelajaran kooperatif tipe match mine memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
ide-idenya, merefleksikan gagasan yang diberikan temannya dan berdiskusi menyamakan ide dengan temannya.
29
Shlomo Sharan, Handbook of Cooperative Learning........, h.175
Griffin menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe match mine, yaitu :
30
1 Bentuklah siswa menjadi grup-grup yang berpasangan
2 Tiap grup terdapat penghalang diantara keduanya sehingga mereka
tidak dapat melihat meja tulis mereka. 3
Tiap siswa dalam grup menerima lembar diskusi 4
Orang pertama sebagai “penyampai”. Mengacu pada lembar diskusi, ia menjelaskan sebuah gambar kepada
“penerima”, sehingga si “penerima” dapat menggambarkannya dalam bentuk
diagram, tabel dll sama dengan gambar “penyampai” tanpa
meliha t lembar diskusi milik “penyampai”.
5 Setelah selesai sebuah gambar, mereka secara bergantian bertukar
posisi. Orang per tama yang pada awal sebagai “penyampai”
menjadi “penerima”, dan sebaliknya. 6
Mereka mendiskusikan hasilnya
Gambar 2.1 Aktifitas Match Mine Siswa tingkat TK atau SD
Sumber: http:www.smithsroom.comcl.htm
30
Gina Griffin dan Evans, Kids
Say-I Wanna
talk About Me, [online],
http:mathforum.org~socha , tgl 4 September 2010 pkl 12.14
Pada gambar 2.1 aktifitas match mine yang dilakukan dikelas. Siswa secara berpasangan mencocokkan clue yang diberikan oleh
pasangannya. Kagan menjelaskan “Give a handful of objects to both
partners. Partner 1 puts up a partition and creates something with the objects. When done, partner 1 gives verbal clues to partner 2--trying to
help them recreate the same design.”
31
Miguel Kagan menjelaskan match mine yang diterapkan untuk tingkat pendidikan dasar yaitu
“penyampai” meletakkan objek pada papan yang telah disediakan, kemudian ia memberikan clue kepada
“penerima”. “Penerima” berusaha meletakkan objek pada papan yang serupa dengan
“penyampai.
32
Gambar 2.2 Aktifitas Match Mine Siswa tingkat SMP atau SMA
Sumber: http:www.smithsroom.comcl.htm Pada gambar 2.2 aktifitas match mine yang dilakukan dikelas
tingkat SMP atau SMA. Siswa secara berpasangan mencocokkan clue yang diberikan oleh pasangannya. Siswa pertama membuat suatu
31
Cooperative Learning, [Online], http:www.smithsroom.comcl.htm
, tgl pada 4 Oktober 2010 pkl. 11.40
32
Miguel Kagan, Match Mine Mathematics, Australia : Hawker Brownlow Education, 2009, h.6
gambar kemudian siswa kedua membuat gambar yang sama seperti clue yang diberikan oleh siswa 1.
“I also did this in 7th grade--with partner 1 drawing a picture and giving verbal clues to partner 2 in
order to recreate the same drawing. ”
33
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe match mine ini siswa secara aktif mengungkapkan ide-idenya, menjelaskan gagasan yang
diberikan temannya dan berdiskusi untuk menyamakan idenya tersebut. Kagan menjelaskan lebih lanjut definisi dari pembelajaran kooperatif
tipe match mine itu sendiri. Terdapat 2 aktifitas pembelajaran match mine, yaitu :
34
1 Draw What I Say; Siswa memberi suatu perintah kepada siswa
lainnya untuk menggambar apa yang dijelaskan olehnya. Siswa menyajikan matematika dengan gambardiagram berdasarkan clue
yang diberikan pasangannya. Dalam proses ini, sebelum siswa pertama menyampaikan ide atau gagasannnya, ia terlebih dahulu
menggambarkan idenya atau gagasannya. Kemudian ia sampaikan atau merefleksikan gambar ide nya secara lisan sehingga siswa
kedua dapat membuat suatu gambar yang sama atau memiliki satu gagasan yang sama dengan teman pertama. Setelah selesai,
keduanya mendiskusikan hasilnya. Sedangkan Gina Griffin menjelaskan pengertian dari Draw What I Say “Describe to them
the picture that will be shown, so they can create one to match”
35
2 Build What I Write; Didalam proses ini siswa memberikan ide-
idenya secara tertulis. Ide-ide tersebut dapat berupa gambar, grafik, tabel, permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan
33
Cooperative Learning, [Online], http:www.smithsroom.comcl.htm
, ........
34
Kagan, Cooperative
Learning :
Strategies and
Structures, [Online],
http:www.google.co.idsearch?client=firefox- arls=org.mozilla3Aid3Aofficialchannel=shl=idsource=hpq=doc+cooperative+learning+
strategies+and+structures+summarymeta=btnG=Penelusuran+Google , tgl 4 September 2010
pkl 11.00
35
Gina Griffin dan Evans, Kids
Say-I Wanna
talk About Me, [online],
http:mathforum.org~socha , tgl 4 September 2010 pkl 12.14
sebagainya. Misalnya siswa pertama memberikan suatu gambar kepada pasangannya kemudian teman pasangannya atau siswa
kedua membangun ide yang diberikan oleh temannya kemudian menjelaskannya secara rinci maksud dari ide yang diberikan oleh
temannya dengan bahasa lisan atau tertulis kepada siswa pertama. Siswa mengkomunikasikan secara matematik berdasarkan apa
yang di gambar oleh pasangannya dalam bentuk tabel, diagram dll. Setelah selesai, keduanya berdiskusi untuk menyamakan ide
yang dimaksud tersebut.
Proses pembelajaran kooperatif tipe match mine dengan cara menyamakan suatu gambar, grafik ataupun tabel ini erat kaitannya
dengan kemampuan komunikasi matematik. Siswa dapat menjelaskan ide atau konsep yang erat kaitannya dengan permasalahan matematik
dengan menggunakan gambar, grafik, tabel ataupun sebaliknya. Siswa dapat merefleksikan gambar, tabel dan grafik kedalam ide-ide
matematik. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe match mine merupakan pembelajaran
matematika dengan siswa berpasangan dan mencocokkan apa yang ada dalam fikiran mereka dengan bahasa matematis, baik secara lisan
maupun secara tulisan. Model pembelajaran kooperatif tipe match mine ini dapat membantu siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide
matematik. Komunikasi matematik sendiri bisa diterapkan dengan tulis maupun dengan lisan.
3. Pembelajaran Konvensional