b. Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak berpindah- pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah,
bangunangedung, sumur menara dan lain sebagainya.
18
Sarana dan prasarana yang dipakai di sekolah dapat diklasifikasikan sifatnya menjadi barang-barang yang bergerak dan
tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindah tempatkan dan pastinya volume barang tersebut dapat terjangkau oleh
penggunanya. Barang yang dapat dipindahkan ini terbagi menjadi barang yang habis pakai dan barang tidak habis pakai.
Barang-barang habis pakai ini dipergunakan pada jangka waktu tertentu saja karena volumenya akan susut pada saat
digunakan dan sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Barang yang termasuk habis pakai, antara lain kapur tulis dan spidol yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Barang tidak habis pakai jangka waktu penggunaannya biasanya lebih lama dari pada barang
habis pakai, karena volumenya tidak berkurang sedikitpun hanya saja membutuhkan perawatan yang berkesinambungan dan
memerlukan anggaran biaya yang perlu diperhitungkan. Sehingga barang tersebut siap pakai pada waktu akan dipergunakan.
misalnya mesin tik, komputer yang dipergunakan dalam proses pendidikan, kendaraan sebagai alat transportasi sehingga
memudahkan pihak sekolah dalam melakukan aktivitas yang ada di sekolah, media pendidikan dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah barang yang tidak bergerak atau tidak dapat dipindah tempatkan letaknya. Secara fisik barang-barang
yang tidak bisa digerakkan ini dapat berupa prasarana atau fasilitas yang digunakan di dalam proses pendidikan. Yang termasuk
barang tidak bisa digerakkan yaitu lahan, gedungbangunan yang
18
Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, cet. 1, h. 116
didalamnya berlangsung proses pendidikan, sumur menara, dan lain sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan, Dengan menggunakan sarana dan parasarana pendidikan ini proses pembelajaran yang ada dalam
pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Fungsi sarana dan prasarana dalam pendidikan dapat dirasakan secara langsung
maupun tidak langsung, baik dari jenisnya yang dapat dibedakan secara
fisik dan
nonfisik, serta
sifatnya yang
dapat digerakandipindahkan dan tidak bergerak harus dipenuhi
kebutuhannya secara lengkap dari lahan, gedungbagunan, media pembelajaran, hingga alat peraga yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Serta perawatannya juga harus diperhatikan. sehingga sarana dan parasarana yang ada di sekolah dapat terjaga
kegunaan dan manfaatnya, sehingga pada saat dibutuhkan fasilitas atau barang tersebut dapat digunakan sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Menengah
PertamaMadrasarah Tsanawiyah
Di Indonesia, memiliki delapan standar pendidikan yang digunakan untuk meningkatan mutu pendidikan. Delapan standar
ini berfungsi sebagai tolak ukur bagi semua pihak sehingga dapat menetapkan kriteria minimum dan maksimum di setiap satuan
pendidikan. Delapan kriteria ini adalah: Standar isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana Dan
Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, dan Penilaian Pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
19
Salah satu standar yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan adalah
standar sarana dan prasarana yang ada di setiap tingkatan
19
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, h. 23
pendidikan. Di bawah ini adalah standar sarana dan prasarana pendidikan yang harus dipenuhi oleh Satuan Pendidikan Tingkat
Menengah Pertama atau Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah.
1. Satuan pendidikan
a. Satu SMPMTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombongan belajar. b. Minimum satu SMPMTs disediakan untuk satu kecamatan.
c. Seluruh SMPMTs dalam setiap kecamatan dapat menampung semua lulusan SDMI di kecamatan tersebut.
d. Lokasi setiap SMPMTs dapat ditempuh peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak
membahayakan.
2. Lahan
a. Untuk SMPMTs yang memiliki 15 sampai 32 peserta didik per rombongan belajar, lahan memenuhi ketentuan rasio minimum luas
lahan terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Lahan
20
No. Banyak
Rombongan Belajar
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta didik M2Peserta Didik
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
20
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah
SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTS, Dan Sekolah Menengah AtasMadrasah AliyahSMAMA. h.36
1 3
22,9 14,3
- 2
4-6 16,8
8,5 7,0
3 7-9
13,8 7,5
5,0 4
10-12 12,8
6,8 4,5
5 13-15
12,2 6,6
4,4 6
16-18 11,9
6,3 4,3
7 19-21
11,6 6,2
4,2 8
22-24 11,4
6,1 4,2
9 25-27
11,2 6,0
4,2
b. Untuk SMPMTs yang memiliki kurang dari 15 peserta didik per rombongan belajar, lahan memenuhi ketentuan luas minimum
seperti tercantum pada tabel di bawah. Pada Tabel yang tercantum di bawah luas minimum lahan untuk
SMPMTs yang memiliki kurang dari 15 peserta didik per rombongan belajar.
Tabel 2 Lahan
21
No. Banyak
Rombongan Belajar
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik M2Peserta Didik
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
1 3
1420 11240
-
21
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah
SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTS, Dan Sekolah Menengah AtasMadrasah AliyahSMAMA. h.36
2 4-6
1800 1310
1220 3
7-9 2270
1370 1260
4 10-12
2740 1470
1310 5
13-15 3240
1740 1360
6 16-18
3800 2050
1410 7
19-21 4240
2270 1520
8 22-24
4770 2550
1700 9
25-27 5240
2790 1860
c. Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 diatas adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun
prasarana sekolahmadrasah
berupa dan
tempat bermainberolahraga.
d. Lahan tehindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat. e. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15, tidak berada di dalam
garis sempadan sungai dan jalur kereta api. f. Lahan terhindar dari gangguan-ganguan berikut:
1. Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air.
2. Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 94MENKLH1992 tentang Baku
Mutu Kebisingan. 3. Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 02MENKL1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
g. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
KabupatenKota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintahan Daerah
setempat. h. Lahan memiliki status hak atas tanah, danatau memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu
minimum 20 Tahun.
3. Bangunan
a. Untuk SMPMTs yang memliki 15 sampai dengan 32 peserta didik per rombongan belajar, bengunan memenuhi ketentuan
rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel di bawah.
Tabel 3 Bangunan
22
No. Banyak
Rombongan Belajar
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta didik M2Peserta Didik
Bangunan satu lantai
Bangunan dua lantai
Bangunan tiga lantai
1 3
6,9 7,6
- 2
4-6 4,8
5,1 5,3
3 7-9
4,1 4,5
4,5 4
10-12 3,8
4,1 4,1
5 13-15
3,7 3,9
4,0
22
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah
SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTS, Dan Sekolah Menengah AtasMadrasah AliyahSMAMA. h.38