Bagan Struktur Organisasi Bank “X” Unit Usaha Syariah Bank “X”

3. Bagan Struktur Organisasi Bank “X”

Berdasarkan pasal 30 Anggaran Dasar Perseroan yang termuat dalam Akta No. 136 tanggal 31 Juli 1992, maka susunan organisasi dari Bank “X” adalah: KOMISARIS KOMITE AUDIT DEWAN PENGAWAS SYARIAH DIREKTUR II DIV HUKUM HUB PERUSH DIV SDM DIV MANAJEMEN RISIKO DIREKTUR I DIV PENELITIAN PERENCANAAN DIV KEPATUHAN DIREKTUR UTAMA DIREKTUR IV KANTOR CABANG DIV PENGELOLA KEBIJAKAN KREDIT DIV LOGISTIK DIREKTUR V DIV AUDIT I NTE RN DIREKTUR III Komite Personalia Pusat Komite Produk Komite Manajemen Risiko Komite Kredit Komite Kebijakan Perkreditan Komite Teknologi Komite AsetKewajiban DIV INFORMASI TEKNOLOGI DIV SYARIAH KANTOR CABANG SYARIAH DIV PENGELOLA BISNIS CABANG DIV RESTRUKT PENYELESAIAN KREDIT DIV AKUNTANSI DIV OPERASI DIV TREASURY DIV PEMASARAN RITEL RUPS Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Bank “X” Sumber : Annual Report Bank “X” tahun 2009 84 Sedangkan struktur organisasi dari Divisi Unit Usaha Syariah pada Bank “X” adalah sebagai berikut: KEPALA DIVISI BAGIAN PRODUK BAGIAN ADM. KEUANGAN PELAPORAN BAGIAN ADM UMUM BAGIAN TEKNOLOGI BAGIAN PERENCANAAN STRATEGIS SEKRETARIS BAGIAN LEGAL KEPATUHAN BAGIAN PEMBINAAN BAGIAN DANA BAGIAN PEMBIAYAAN BAGIAN BISNIS BAGIAN MANAJEMAN RISIKO BAGIAN TREASURY WAKIL KEPALA DIVISI KANTOR CABANG DIREKSI Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi Unit Usaha Syariah Sumber : Buku Struktur Bank “X” Syariah 2005:18 85 Kemudian struktur organisasi dari Kantor Cabang Syariah pada Bank “X” adalah sebagai berikut: DIREKSI FINANCING RECOVERY ACCOUNT CONTROL GENERAL BRANCH ADM FINANCING ADMINISTRATION TRANSACTION PROCESSING OPERASIONAL RETAIL SERVICE TELLER SERVICE CUSTOMER SERVICE FINANCING SERVICE ACCOUNT OFFICER DIVISI SYARIAH KEPALA CABANG SEKRETARIS Front Office Back Office Gambar 4.3 Bagan Struktur Organisasi Kantor Cabang Syariah Sumber : Buku Struktur Bank “X” Syariah 2005:20 86

4. Unit Usaha Syariah Bank “X”

Semakin tinggi minat masyarakat untuk memanfaatkan jasa perbankan dan keuangan syariah merupakan konsekuensi logis semakin membaiknya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang memberikan pedoman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Disisi lain, minat masyarakat terhadap jasa keuangan syariah ini juga disebabkan karena beberapa keunggulan yang dimiliki oleh lembaga keuangan syariah itu sendiri yang tercermin dari prinsip-prinsip yang digunakan, khususnya prinsip yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI yang mengharamkan bunga bank turut menggairahkan minat masyarakat untuk memanfaatkan bank dan jasa keuangan syariah serta mempercepat laju perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya. Dalam prakteknya, ternyata bank syariah bukan hanya diminati oleh kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non muslim, baik dalam kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah merupakan bank yang universal dan tidak semata-mata dimanfaatkan atas pertimbangan agama, tetapi juga pertimbangan ekonomis dan kemanfaatannya. Dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, Bank “X” telah membuka Unit Usaha Syariah pada tahun 2004 sesuai Risalah RUPS tanggal 16 Januari 2004. Anggaran Dasar 87 Bank Bank “X” telah diubah dengan akta No.29 tanggal 27 Oktober 2004 oleh Notaris Emi Sulistyowati,SH yang memungkinkan Bank “X” dapat melakukan berbagai kegiatan yang didasarkan prinsip syariah yang sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Berdasarkan Ketetapan Direksi No.14DIRSDYA2004 tanggal 4 Nopember 2004, Divisi syariah terbentuk berikut struktur organisasi. Sedangkan struktur organisasi kantor Cabang Syariah melalui Ketetapan Direksi No. 15DIRDSYA2004 tanggal 4 Nopember 2004. Saat bank Bank “X” telah mendapatkan izin prinsip dari Bank Indonesia untuk pembukaan unit syariah sesuai surat BI No.61350DPbS tanggal 15 Desember 2004. Untuk mendukung kegiatan perbankan syariah, pelaksanaan operasional didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah yang bertindak sebagai pengawas, penasehat, dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip syariah, khususnya memastikan bahwa seluruh produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan ketentuan syariah.

5. Kantor Cabang Syariah Bank”X”