1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari keseharian manusia di berbagai bidang, termasuk dalam aktivitas politik. Berbagai fenomena
modern menunjukkan kepada kita, peran dan fungsi komunikasi politik yang semakin penting.
1
Politik merupakan salah satu kegiatan penting bagi manusia, karena suatu negara yang memiliki masyarakat yang beragam atau bermacam-macam
kebudayaan, suku, dan bahasa seperti Indonesia ini, dituntut untuk memiliki struktur organisasi kepemimpinan yang langsung.
Pemilihan umum telah dilakukan berulang kali di Indonesia. Tetapi proses yang dilaluinya dalam rentang waktu sejak orde lama, orde baru, hingga orde
reformasi, tampak memperlihatkan kualitas komunikasi politik yang bervariasi.
2
Ketika mantan Presiden BJ. Habibie pertama kali mengeluarkan gagasan agar bangsa Indonesia perlu melakukan pemilihan presiden secara langsung,
disusul pemilihan gubernur dan kepala daerah, di situlah kelak rakyat benar-benar akan mempergunakan hak dan kedaulatannya. Kini pemilihan secara langsung
Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota benar-benar sudah terjadi. Ada orang
1
Heryanto. Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010, H. 3
2
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, H. 145
2
yang kecewa dan ada orang yang bergembira, itu wajar. Tetapi yang penting bangsa Indonesia sudah selangkah lebih maju dalam praktek demokrasi.
3
Pemilihan kepala daerah Pilkada langsung merupakan momentum politik dan bagian dari “sejarah masa depan” demokrasi Indonesia. Keputusan
penyelenggraan pilkada langsung tidak dapat dilepaskan dari serangkaian keputusan politik penting di era reformasi. Bahwa hajatan politik demokrasi
langsung tidak berlaku di tingkat nasional terkhusus pemilihan presiden pilpres secra langsung, tetapi terjadi juga di daerah-daerah.
Seorang kepala daerah seperti halnya gubernur, bupati dan walikota adalah pejabat eksekutif yang memegang peranan yang amat penting di suatu
daerah. Ia bertindak bukan hanya sebagai pengambil keputusan eksekutif, melainkan juga sebagai inovator atau pencipta kebijakan baru untuk menunaikan
semua tugasnya. Begitu pula, ia adalah pengendali utama dalam memutar roda organisasi pemerintah daerah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan,
serta dalam menghadapi konflik, gejolak, problem pemerintah di daerah.
4
Demam Pilkada kini telah menyebar hampir merata di berbagai kota, kabupaten ataupun provinsi yang menyelenggarakan perhelatan demokrasi di
tingkat lokal ini. Dimana masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan pentingnya pilkada lagsung sebagai momentum politik yang amat strategis.
3
R. Siti Zuhro. Dkk, Jurnal Demokrasi dan HAM, Demokrasi dan Pilkada, H. 3
4
. Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan Budaya, 2007, H.178
3
Indonesia boleh jadi adalah negara yang punya kehebohan sendiri di banding negara-negara lain di dunia. Siapa sangka kalau pilkada di negeri ini
merupakan yang terbanyak dan terepot di negeri mana pun yang melakukan sejenis pilkada.
5
Di tahun 2010 kemarin, tidak kurang dari 227 pilkada berlangsung di tingkat propinsi maupun kabupaten dan walikota. Belum lagi jika terjadi sengketa,
pilkada pun akhirnya diulang. Ini berarti, hampir setiap hari berlangsung pilkada. Menariknya, dari ratusan pilkada itu, 74 persennya bermasalah. Artinya, sebanyak
74 persen itu pilkada berujung ke pengadilan Mahkamah Konstitusi. Ada yang diputus tanpa pilkada ulang, ada juga yang akhirnya diulang.
6
Antusiasme masyarakat menyukseskan pilkada, biasa dipahami terutama dalam konteks sosio-politis dan psiko-politis masyarakat. Secara sosio-politis,
pilkada merupakan momen hstoris bagi Bangsa Indonsia, diamana para kepala daerah dipilih secara langsung. Ini merupakan hajatan baru yang akan menentukan
nasib penanganan daerah-daerah di masa mendatang. Model birokrasi daerah yang selama ini elitis dan menutup akses dari partisipasi rakyat, mau tidak mau harus
tunduk pada kedaulatan rakyat. Peran besar yang diberikan kepada rakyat untuk menentukan kepala daerah mereka masing-masing inilah yang menciptakan
atmosfir kesemarakan.
7
5
www.eramuslim.com , diakses hari Selasa, 4 April 2011.
6
Ibid
7
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010, H. 159
4
Sementara secara sosio-politis, ada semacam rising expectation dari masyarakat pada penyelenggaraan pilkada sebagai efek domino dari proses
demokratisasi di tingkat nasional. Bangsa Indonesia telah melewati Pemilu Legislatif dan Pemilu Prseiden secara langsung. Pengalaman ini, menumbuhkan
harapan munculnya kepala-kepala daerah yang bisa sejalan dengan keinginan mereka.
8
Sesungguhnya banyak sisi positif yang diperoleh jika Pilkada dilakukan secara langsung oleh rakyat, misalnya saja seorang kepala daerah yang terpilih
melalui pemilihan langsung akan mendapat mandat dan dukungan yang lebih riil dari rakyat sebagai wujud kontrak sosial antara pemilih dan tokoh yang dipilih.
9
Di samping itu, pilkada secara langsung akan memberikan kesempatan yang luas kepada rakyat untuk menentukan pilihannya secara langsung tanpa
harus mewakilkan pada orang lain. Dan pilkada secara langsung juga akan dapat menghindari terjadinya intrik-intrik dalam proses pemilihan.
10
Satu hal yang penting untuk dielaborasi berkaitan dengan posisi komunikasi politik dalam pemilu adalah kaitannya dengan marketting politik.
Bagaimanapun saat proses komunikasi terjadi di publik, selalu ada pasar market dan nilai tukar exchange value.
11
8
Ibid
9
. Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan Budaya, 2007, H.179
10
Ibid, h.180
11
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010, H. 16
5
Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan, kontestan membutuhkan suatu metode yang dapat memfasilitasi
mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik pemimpin partai, dan program kerja partai kepada
masyarakat. Agar suatu kontestan memenangkan pemilihan umum, ia harus dapat membuat pemilih berpihak dan memberi suaranya. Marketing dapat bermanfaat
bagi partai politik dan calon presiden untuk membangun hubungan dengan pemilih.
12
Harga sebuah produk tidak secara langsung dapat dipakai dalam politik, karena hal itu baru sebuah proposisi nilai politis yang sedang ditawarkan kepada
warga dan pemilih. Kandidat tidak dijamin manang, tetapi beberapa kandidat dengan uang cukup dan strategi pasar yang benar merupakan jaminan audiens
akan mendengar apa yag dia katakan hingga memiliki kesempatan besar meraih kemenangan.
Marketing politik sebagai suatu aktivitas formal yang diakui memang secara konsep masih tergolong baru di Indonesia. Namun, pada kenyataannya,
sudah sejak lama rakyat Indonesia melaku prinsip-prinsip marketing politik. Perlahan dan pasti, kehadiran marketing politik mendapatkan sambutan yang
positif, baik dari politikus, konsultan, ataupun akademisi. November 2010 lalu adalah bulan yang penting bagi pemerintah Kota
Tangerang Selatan, pasalnya di bulan tersebut Kota Tangerang Selatan
12
Firmanzah, Marketing Politik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008, H. XXXVIII
6
mengadakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota untuk pertama kalinya dalam sejarah. Bahkan jauh sebelum dimulainya pesta demokrasi tersebut hampir
disemua daerah yang termasuk administrasi kota Tangsel sudah dipenuhi oleh spanduk, baliho, famplet maupun brosur para bakan calon Walikota, yang
jumlahnya tak kurang dari lima orang. Hal itu tentu saja semakin membuat ramai persingan antar bakal calon Walikota yang satu dengan yang lainnya.
Guna mensukseskan kegiatan pemilihan kepala daerah Pilkada ulang Kota Tangerang Selatan Tangsel jajaran KPUD Tangsel memperbarui jumlah
Data Pemilih Tetap DPT untuk pemungutan suara ulang PSU yang dilakukan pada 27 Februari 2011. Jumlah daftar pemilih tetap DPT pada pilkada Tangsel
mencapai 732.195 jiwa.
13
Pilkada Tangsel yang dilaksanakan pada tanggal 13 November dan diulang pada 27 Februari lalu, salah satu kandidat Walikota dan Wakil walikota
tersebut adalah pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dengan mengusung tema “Mari Menata Tangsel”. Pasangan calon Walikota dan Wakil
Walikota tersebut didukung oleh partai-partai besar, yakni: Partai Demokrat, partai Golongan Karya Golkar, Partai Keadilan Sejahtera PKS, Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Damai Sejahtera PDS, Partai Penegak
Demokrasi Indonesia PPDI yang mendeklarasikan dukungannya pada 14 Agustus tahun 2010.
13
www.poskota.co.id , di akses hari Kamis, 7 April 2011.
7
Airin mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Tangsel karena beliau merasa terpanggil untuk menjadikan Tangsel sebagai rumah bagi warganya.
Sebuah kota dimana pelayanan publik yang bersifat fisik dan sosial budaya bertujuan untuk menguatkan nilai – nilai keluarga yang tinggal di dalamnya.
Tangsel harus menjadi kota yang mandiri, damai, dan asri dimana seluruh warga dapat bekerja, beraktivitas, belajar, dan berkarya. Sebuah rumah yang memberi
suasana aman, nyaman, dan kondusif untuk mereka yang tinggal di dalamnya. Visi yang sama juga dimiliki oleh Benyamin Davnie, pasangan Airin,
calon Wakil Walikota Tangsel yang merupakan birokrat dan administratur andal. Pasangan Airin – Benyamin memiliki komitmen untuk menjadikan Tangsel
sebagai rumah kita bersama. Berdasarkan hal di atas, Pilkada kota Tangsel merupakan pilkada yang
pertama kali diselenggarakan di wilayah tersebut. Wilayah Tangsel merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Tangerang. Menariknya, walaupun baru
pertama kali diselenggarakan, pilkada tersebut banyak menarik perhatian masyarakat. Hal itu disebabkan diantara keempat pasang kandidat yang bersaing,
dua diantaranya adalah merka yang tidak asing lagi dimata masyarakat tangsel. Mereka adalah kubu Airin dan Benyamin yang notabene adalah wajah lama di
wilayah Tangerang, karena sebelumnya Airin penah mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Tangerang namun gagal meraih kesuksesan. Sementara dikubu
Arsyid dan Andre, tidak kalah populer karena sosok Andre adalah seorang artis yang dikenal masyrakat luas.
8
Dalam setiap pemilihan kepala daerah, tentunya masing-masing pasangan calon kandidat memiliki strategi yang berbeda antara pasangan yang satu dengan
pasangan yang lain. Demikian pula dengan pasangan Airin dan Benyamin. Strategi tersebut diperlukan agar pasangan ter\sebut mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Strategi dilakukan melalui berbagai cara untuk mempromosikan diri. Untuk itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti dan menulisnya dalam sebuah skripsi yang berjudul: “Komunikasi Politik Pasangan Hj. Airin Rachmi Diani dan H. Benyamin Davnie Dalam
Pilkada Tangsel 2010” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sesungguhnya banyak
permasalahan yang bisa di bahas dalam Pilkada ini, namun penulis tertarik pada strategi komunikasi politik pasangan Airin dan Benyamin dalam
Pilkada Tangsel 2011. Dan penulis membatasinya pada strategi melalui Media Lini Atas Above Line Media dan strategi melalui Media Lini Bawah
Below Line Media. 2. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat rumusan permasalahan yang akan diangkat dari objek pelitian. Adapun
rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
9
a. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Pasangan Airin dan Benyamin melalui Media Lini Atas Above Line Media pada Pilkada Tangsel
tahun 2011? b. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Pasangan Airin dan Benyamin
melalui Media Lini Bawah Below Line Media pada Pilkada Tangsel tahun 2011?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi komunikasi media lini atas above the line dan media lini bawah below the line dalam
mendukung kemenangan pasangan Airin dan Benyamin pada Pilkada Tangsel tahun 2011?
d. Bagaima proses strategi komunikasi politik menurut model kampanye Ostergaard?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian