4. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam bentuk opini publik.
5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka
sebagai pemberi suara. 6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan
menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau pengamat politik.
7. Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflikdan ancaman berupa tindakan sparatis yang
mengancam persatuan nasional. 8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur
kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan reformasi dan demokrasi.
9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komebtar-komentar politik.
10. Menjadi watcdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good govermance yang transparasi dan akuntabilitas.
32
3. Unsur-unsur Komunikasi Politik
Seperti halnya dengan disiplin ilmu lainnya, komunikasi politik sebagai body of knowladge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni: sumber
32
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarata: PT. Rajagrafindo Persada, 2009, H. 40
komunikator, pesan, media atau saluran, penerima dan efek Nimmo: 1978, Mansfield dan Weaver: 1982 dalam Dahlan, 1990.
1. Komunikator politik Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik,
melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif dan eksekutif. Dengan demikian, sumber atau komunikator politik adalah
mereka-mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal yang dapat mengandung makna atau bobot politik, misalnya
presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU, gubernur, bupati walikota, DPRD, politisi, fungsionaris partai politik, fungsionaris
Lembaga swadaya Masyarkat LSM, dan kelompok-kelompok penekan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi jalannya
pemerintahan. 2. Pesan Politik
Ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal. Tersembunyi
maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato
pollitik, undang-undang kepartaian, pernyataan politik, artikel atau iasi buku brosurdan berita surat kabar, radio, televisi, dan internet
yang berisi usulan politik dan pemrintahan, spanduk atau baliho, iklan politik, propaganda, makna logo, warna baju atau bendera
dan semacamnya.
3. Saluran atau Media Politik Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang digunakan
oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid,
majalah. Media elektronik, misalnya film, radio, televisi, komputer, internet. Media formal kecil, misalnya leaflet, brosur,
selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruang out door media, misalnya baliho, spanduk, reklame, bendera, jumbai, pin, logo,
topi, rompi, kaos oblong, kalender, blok note atau segala sesuatunya yang digunakan untuk membangun citra immage
building. 4. Sasaran atau target politik
Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai
atau kandidat dalam pemilihan umum. 5. Pengaruh atau efek komunikasi politik
Efek komuunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemrintahan dan partai-partai politik,
dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara pada pemilihan umum.
33
4. Saluran Komunikasi Politik
33
Ibid, H. 37
a. Saluran Face-to-face Informal Saluran ini menggunakan pendekatan intimicy dimana proses
kampanye biasanya banyak menggunakan konteks komunikasi interpersonal. Dengan demikian mekanisme persuasi langsung, lobi
dan negosiasi biasanya menjadi strategi dominan dalam saluran ini. b. Struktur Sosial Tradisional
Saluran ini biasanya dengan menggunakan status sosial figur yang ada di masyarakat. Misalnya senioritas dalam hirarki organisasi,
ketokohan, figur dalam basis tradisional, politik patron client. Ini merupakan pendekatan yang mengasumsikan two step follow
communication, dimana kandidat berkempanye mempengaruhi tokoh yang secara status sosial memiliki pengaruh di masyarakat.
c. Saluran Input Merupakan saluran yang memanfaatkan berbagai pihak yang biasanya
memberikan masukan input politik. Dalam konteks ini misalnya melalui penguasaan atau hubungan baik dengan interest group seperti
organisasi NU dan Muhammadiyah, dengan pressure group seperti kalangan LSM yang mau mendukung.
d. Media Massa
Merupakan saluran yang memiliki peran signifikan. Media dengan segenap variannya dapat membentuk opini publik yang positif atau
sebaliknya menjatuhkan citra yang di bangun dengan susah payah.
34
C. Media Lini Atas Above The Line dan Media Lini Bawah Below The
Line 1.
Media Lini Atas Above The Line
Media lini atas Above the line merupakan jenis iklan yang menggunakan media, baik itu media cetak koran, majalah maupun media elektronik televisi,
radio, media bioskop, media luar ruang misalnya billboard. Pemakaian iklan ini, mengharuskan adanya komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus
mendapatkan pengakuan dari asosiasi pemilik media.
35
Berbagai media tersebut tentunya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita, karena hampir semua media tersebut sudah ada disekitar kita. Media-media
tersebut merupakan media yang dinilai oleh berbagai kalangan cukup efektif untuk memasarkan berbagai produk mereka.
34
Gun Gun Heryanto, Ksomunikasi Politik di Era Industri Citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010, H. 45
35
Frank Jefkins, Periklanan, Jakarta: Erlangga, 1997, H. 379