umpan balik
2. Sisi Positif Pemilukada
Sesungguhnya, banyak sisi positif yang diperoleh, jika pilkada dilakukan secara langsung oleh rakyat. Pertama, kepala daerah yang terpilih melalui
pemilihan langsung akan mendapat mandat dan dukungan yang riil dari rakyat sebagai wujud kontrak sosial antara pemelih dengan tokoh yang dipilih.
Disamping itu, pilkada secara langsung akan memberikan kesempatan yang luas kepada rakyat untuk menetukan pilihannya secara langsung tanpa harus
mewakilkan kepada orang lain. Sehingga rakyat dapat secara nyata mempertimbangkan sendiri kelayakan seseorang untuk untuk dipilih menjadi
pemimpin daerahnya tanpa ada penyimpangan aspirasi, sebagaiamana kelemahan dalam sistem perwakilan.
44
Kedua, pilkada secara langsung otomatis akan dapat menghindari terjadinya intrik-intrik politik dalam proses pemilihan, apalagi dengan sistem
perwakilan yang multi partai, dimana intrik politik akan dengan mudah terjadi.
45
Ketiga, Pilkada secara langsung akan akan dapat menjadi mekanisme rekrutmen politik atas calon pimpinan bangsa. Artinya, jika kinerja seorang
44
Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan Budaya, 2007, h.179.
45
Ibid, h. 180
Bupati atau Walikota piawai, mungkin saja dapat dicalonkan dalam pemilihan Gubernur.
46
3. Konflik dalam Pemilukada
Jika dicermati kerawanan yang bisa memicu sumber konflik dalam pemilihan kepala daerah, apakah itu di tingkat provinsi atau kabupaten dan kota,
dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Dampak pemekaran daerah sehingga menjadi ajang perebutan kekuasaan
di kalangan elite politik lokal. 2. Ketidakseimbangan populasi antara penduduk asli dengan para pendatang
yang relatif lebih besar jumlahnya. 3. Isu money politics disebabkan tingkat kehidupan masyarakat di daerah
relatif rendah 4. Fanatisme golongan dan keluarga sangat menonjol sehingga kadang tidak
rasional dan menimbulkan sikap siap menang, dan tidak siap kalah. 5. Kekurang pahaman terhadap metode riset ilmiah melalui quick count
sehingga cenderung menolak hasil penghitungan dengan melakuukan hasil penghitungan sendiri yang kurang di dasari keakuratan data.
6. Administrasi kependudukan yang tidak tertib sehingga menimbulkan banyak protes atas “surat panggilan pilkada”yang mereka tidak terima.
47
46
Ibid, h. 180
47
Hafied Cangra, Komunikasi Politik, Konep, Teori, dan Strategi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009. H. 263
E. Dakwah Struktural