c. Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang
dan penerimaan. d.
Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial.
e. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati,
membimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.
18
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap moral individu yang terbentuk melalui serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.
2. Ciri-ciri Disiplin
Salah satu ciri dalam mengajarkan kedisiplinan pada anak seperti mengormati aturan. Ia akan belajar melaksanakannya karena ia merasa
wajib berbuat yang demikian sekalipun tugasnya tidak mudah. Pembiasaan diri semacam itu tidak dapat dipenuhi secara lengkap dalam keluarga,
maka untuk melanjutkannya harus dibebankan pada lembaga pendidikan. Dengan demikan, ada sejumlah kewajiban yang harus dibebankan pada
lembaga pendidikan. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk disiplin anak, melalui praktek disiplin inilah kita akan dapat menanamkan
semangat disiplin. Hasan Nanggulung mengatakan, sepintas bila kita mendengar kata
“disiplin” makna yang selalu terbayang ialah usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal sebenarnya tidak demikian, sebab dalam
kamus yang kita jumpai makna disiplin selain dari pada yang tersebut adalah melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Dengan kata
18
Elizabeth B. Hurlock Alih Bahasa: dr. Med Meitasari Tjandrasa, Perkembangan...., h. 83
lain disiplin tidak hanya terkandung makna sekatan, tetapi juga pendidikan dan latihan.
19
Samarmomo mengatakan, disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib
dilakukan, yang boleh dilakukan dan yang tak sepatutnya dilakukan. Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap
atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban.
20
Sesuai dengan peringkat manusia individu, kelompok masyarakat, bangsa, Samarmomo juga mengatakan, ciri disiplin dapat dipilah dalam
tiga kategori, yaitu : a.
Disiplin pribadi sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari kepatuhan atas aturan-aturan yang mengatur perilaku individu.
b. Disiplin kelompok sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari sikap
taat, patuh terhadap aturan-aturan hukum dan norma-norma yang berlaku pada kelompok atau bidang-bidang kehidupan manusia.
c. Disiplin nasional yakni wujud disiplin yang lahir dari sikap patuh
yang ditunjukkan oleh warga Neagara terhadap aturan-aturan, nilai yang berlaku secara nasional.
21
Maurice J. Elias, mengatakan, Pada dasarnya ciri disiplin muncul dari hubungan keseluruhan antara orang tua dan anak, cara rumah tangga
dikelola dan nilai-nilai yang ditekankan oleh orang tua. Jika menginginkan anak tumbuh dengan rasa disiplin, bertanggung jawab dan bertenggang
rasa, orang tua harus memberi mereka kesempatan untuk membuat pilihan dan mematuhi batasan.
22
19
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995, Cet. Ke-3, h. 400.
20
Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, CV. Mini Jaya Abadi, 1997, Cet. Ke-1, h. 20.
21
Somarmo, Pedoman Pelaksanaan ….., h. 22
22
Maurice J. Elias, Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja: Mengasuh dengan Cintam Canda dan Disiplin, Bandung: Kaifa, 2003, Cet. Ke-2, h. 66-67.
Maka untuk selanjutnya penegakan disiplin anak harus dibebankan pada sekolah. Dengan demikian, ada sejumlah kewajiban yang harus
dipikul oleh siswa. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk disiplin sekolah. Melalui praktek disiplin sekolah inilah kita akan dapat
menanamkan semangat disiplin dalam diri siswa. Adapun ciri-ciri kedisplinan menurut Emil Durkim, yang ada di sekolah, yaitu sebagai
berikut:
23
a. Patuh pada peraturan sekolah
Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat menjalankan kedisiplinan dengan baik. Indikator dari peraturan tersebut meliputi:
mengenakan pakaian seragam sekolah sesuai dengan ketentuan, tidak memakai perhiasan yang berlebihan, tidak merokok, mengikuti
upacara bendera, membayar SPP.
b. Melaksanakan tugasnya, yaitu: belajar
Tugas siswa yang paling utama adalah belajar. Baik belajar dirumah maupun disekolah Indikator dari pelaksanaan belajar dapat
dilakukan dengan membaca buku baik buku paket, buku tambahan maupun
buku-buku di
perpustakaan, mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan dari guru, keluar kelas ketika guru sedang
memberikan penjelasan dari guru, keluar kelas ketika guru sedang memberikan penjelasan dan mengerjakan tugas yang diberikan.
c. Teratur masuk kelas
Indikator dari perilaku teratur masuk kelas yaitu siswa berada di kelas ketika jam pelajaran akan di mulai agar kegiatan belajar
mengajar dapat diraulai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, melapor kepada guru piket jika datang terlambat dan tidak
membolos.
d. Disiplin waktu
Waktu yang baik siswa tiba di sekolah sebelum bel masuk berbunyi agar siswa dapat mempersiapkan kelengkapan belajar
sebelum proses belajar mengajar di mulai selain itu siswa masuk dan pulang sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Tidak membuat masalah di kelas
23
Emile Durkheim Alih Bahasa: Drs, Lukas Ginting, Pendidikan Moral; Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologis Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 1990, h. 106.
Indikatornya yaitu tidak bercanda dengan teman kegiatan belajar mengajar berlangsung, berkelahi dengan teman, membaca buku yang
porno, membawa VCD porno, dan tidak menggunakanmemakai handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
f. Mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika di sekolah diberikan pekerjaan rumah PR sebaiknya siswa
langsung mengerjakannya
di rumah
atau tidak
mengerjakannya di sekolah, agar dapat dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian, diharapkan kedisplinan yang ada di sekolah akan membentuk kedisiplinan diri anak walaupun tanpa aturan tertulis.
Sehingga dimanapun dan kapanpun disiplin diri akan selalu tertanam pada pribadi anak, karena dengan kesadaran yang timbul dari diri sendirilah
disiplin yang sebenarnya.
3. Macam-macam Disiplin
Pendidikan memegang peranan kunci dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Untuk
menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata
tertib sangat dibutuhkan agar dapat terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Piet A. Sahertian disiplin dapat terbagi dalam tiga macam, diantaranya yaitu:
a. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan,
menghukum, mengawasi, memaksan dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.
b. Disiplin Modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang
memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga peserta
didik mengembangkan kemampuan dirinya.