Indikatornya yaitu tidak bercanda dengan teman kegiatan belajar mengajar berlangsung, berkelahi dengan teman, membaca buku yang
porno, membawa VCD porno, dan tidak menggunakanmemakai handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
f. Mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika di sekolah diberikan pekerjaan rumah PR sebaiknya siswa
langsung mengerjakannya
di rumah
atau tidak
mengerjakannya di sekolah, agar dapat dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian, diharapkan kedisplinan yang ada di sekolah akan membentuk kedisiplinan diri anak walaupun tanpa aturan tertulis.
Sehingga dimanapun dan kapanpun disiplin diri akan selalu tertanam pada pribadi anak, karena dengan kesadaran yang timbul dari diri sendirilah
disiplin yang sebenarnya.
3. Macam-macam Disiplin
Pendidikan memegang peranan kunci dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Untuk
menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata
tertib sangat dibutuhkan agar dapat terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Piet A. Sahertian disiplin dapat terbagi dalam tiga macam, diantaranya yaitu:
a. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan,
menghukum, mengawasi, memaksan dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.
b. Disiplin Modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang
memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga peserta
didik mengembangkan kemampuan dirinya.
c. Disiplin Liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin yang
diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.
24
Macam-macam disiplin selama usia sekolah Conny R. Semiawan meliputi disiplin dalam waktu dan disiplin dalam belajar sementara Nur
Uhbiyati menambahkan disiplin dalam bertata krama. a.
Disiplin dalam waktu. Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan
sehari-hari. Pengaturan waktu ini menurut Conny R. Semiawan bisa bermula dari perbuatan kecil seperti, tepat waktu berangkat ke
sekolah dan tepat waktu dalam belajar.
25
b. Disiplin dalam belajar. Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam
belajar adalah siswa yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di rumah, seperti dalam mengerjakan tugas dari guru
dan membaca pelajaran. Dalam hal motivasi belajar ketika siswa berada di rumah seyogyanya orang tua dapat mengadakan
lingkungan yang karya simulasi mental dan intelektual dengan mengusahakan suasana dan sarana belajar yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk secara spontan dapat memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di
dalam lingkungannya.
26
c. Disiplin dalam bertata krama. Adapun maksud dari disiplin dalam
bertata krama adalah kedisiplinan yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan
lingkungan. Ibnu Sina berpendapat bahwa untuk mendidik disiplin dalam bertata krama hendaknya dilakukan sedini mungkin dengan
membiasakan bertingkah laku yang terpuji sebelum tertanam sifat yang buruk.
27
Menurut Karl S. Bernhardt “Discipline is control, but more important is the principle that discipline is training for self-control. A scheme of
24
Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, Cet. Ke-1, h. 127
25
Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada AnakJakarta: PT. Prenhalindo, 2008, Cet. Ke-10, h. 95.
26
Conny R. Semiawan, Penerapan pembelajaran ….., h. 85.
27
Nur Uhbiyati, Ilmu Pnedidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998, Cet. Ke-2, h. 135
discipline with children is only partially succesful is all it does is to keep children in order.
”
28
Disiplin adalah kendali, tapi yang lebih penting adalah prinsip bahwa disiplin adalah sebuah pelatihan untuk pengendalian diri. Skema disiplin
pada anak-anak hanya sebagian yang sukses jika semua itu dilakukan untuk membuat anak-anak tetap patuh pada peraturan. Disiplin terjadi dan
terbentuk sebagai hasil dari dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di
sekolah sebagai tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang. Jenis atau macam disiplin yang harus diperoleh ialah disiplin diri.
Dengan disiplin diri, anak akan mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang berlaku baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal tersebut
disebabkan dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang sosiologis dan
psikologis disiplin ialah suatu proses belajar dimana individu mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat.
4. Unsur-unsur disiplin
Menurut Elizabeth B. Hurlock, disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Disiplin mempunyai empat unsur pokok, yaitu: Peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi.
29
a. Peraturan
28
Karl S. Bernhardt, Discipline and Child Guidance, New York: Mc. Graw-Hill, 1964, h. 308.
29
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 1992, h. 85
Peraturan biasanya ditetapkan oleh orang tua di rumah, guru di sekolah, masyarakat di lingkungan sekitar bahkan teman bermain
baik di rumah maupun di sekolah. b.
Hukuman Hukuman mempunyai tiga fungsi, yaitu: menghalangi agar
seseorang tidak melakukan hal-hal atau perbuatan yang tidak diinginkan, mendidik seseorang agar dapat membedakan antara
tindakan yang benar dan yang salah serta memberikan motivasi. c.
Penghargaan Bentuk penghargaan tidak perlu berupa materi selain itu juga
dapat berupa pujian, senyuman bahkan dapat berupa tepukan di punggung. Fungsi penghargaan ada tiga yakni: medidik, memberi
motivasi dan membedakan perilaku yang benar dan yang salah. d.
Konsistensi Konsistensi merupakan bentuk keseragaman dalam pemberian
peraturan, hukuman dan penghargaan. Fungsi dari konsistensi ini adalah mendidik, memberikan motivasi dan mempertinggi
penghargaan. Unsur-unsur kedisiplinan di atas merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan penerapan kedisiplinan dan harus ada ketika menerapkan kedisiplinan pada siswa. Karena dengan adanya beberapa unsur yang
disebutkan di atas pendidik dapat mengetahui tujuan dan fungsi dari unsur- unsur tersebut yaitu peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi