xxix Menurut Frank Fabozzi 2003:802 berdasarkan aktivitas perusahaan,
ternyata terdapat pola dari komponen arus kas yang terbentuk , pola-pola tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 2.1 Pola Komponen Arus Kas pada perusahaan berdasarkan aktivitas atau
siklus perusahaan.
fast growth external
fast growth
mature temporary
financial financial
downsizing cash
flow And internal
internal downturn
distress CFO
+ +
+ -
- +
CFI -
- -
+ -
+ CFF
+ -
+ or - +
- -
Sumber: Fabozzi, Frank J. “Financial Management and Analysis”, New Jersey, John WileySons, inc.,Hoboken. 2003.
Dengan mengetahui pola komponen arus kas pada berbagai perusahaan berdasarkan kondisi atau aktivitas perusahaan diharapkan akan membantu
investor pemegang saham untuk memilih investasi yang menguntungkan bagi mereka.
B. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Menurut Roger LeRoy Miller 2008:168 Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku umum dalam
sesuatu perekonomian dan berlangsung secara terus-menerus. Tingkat inflasi persentasi pertambahan kenaikan harga berbeda dari satu periode
xxx ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain
Sadono, 2000. Menurut Bradley R. Schiller 2003:130 Inflasi adalah kenaikan rata-
rata tingkat harga, bukan kenaikan harga pada barang atau jasa spesifik tertentu. Jika yang mengalami kenaikan harga hanya pada satu atau dua
barang atau jasa tertentu, maka itu tidak bisa dikatakan Inflasi.
2. Tingkat inflasi
Berdasarkan tingkat inflasi yang terjadi di suatu negara dan periode tertentu, maka inflasi dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Inflasi ringan Inflasi yang terjadi kurang dari 10 tahun.
b. Inflasi sedang Inflasi yang terjadi antara 10-30 tahun.
c. Inflasi berat Inflasi yang terjadi antara 30-100 tahun.
d. Hiper inflasi Inflasi yang terjadi pada level di atas 100, bahkan hingga beberapa
ribu persen tahun.
3. Penyebab inflasi
Pada umumnya faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi ada dua, yaitu:
a. Inflasi tarikan permintaan demand-pull inflation, inflasi tarikan permintaan terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan
xxxi cepat melayani permintaan masyarakat di pasar. Masalah kekurangan
barang akan terjadi dan ini akan mendorong kepada kenaikan harga- harga.
b. Inflasi desakan biaya cost-push inflation, Inflasi desakan biaya terjadi diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi. Pertambahan biaya produksi
akan nmendorong perusahaan untuk menaikkan harga, walaupun mereka harus menerima resiko akan menghadapi pengurangan dalam
permintaan barang-barang yang diproduksinya.
4. Cara mengukur tingkat Inflasi
Indeks Harga Konsumen merupakan alat ukur inflasi yang paling populer Bramantyo Djohanputro, 2008:146. Pengukuran tingkat inflasi
dengan Indeks Harga Konsumen dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus di bawah ini:
IHK
t
– IHK
t-1
Inflasi = IHK
t-1
Menurut Bramantyo Djohanputro 2008:148 dalam menentukan nilai Indeks Harga Konsumen Biro Pusat Statistik BPS mensurvey harga 744
komoditas di 45 kota se-Indonesia yang dirangkum menjadi tujuh 7 kategori sebagai berikut:
a. Bahan makanan. b. Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
c. Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. d. Sandang.
e. Kesehatan. f. Pendidikan, rekreasi, dan olah raga.
g. Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
xxxii
5. Dampak buruk inflasi