Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

lxvii Return Saham sebesar -94,25 dari PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk pada tahun 2008. 2 Maksimum, untuk Perubahan AKO sebesar 192,2572 yang diperoleh dari PT Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2006, Perubahan AKI sebesar 455,1296 dari PT Multi Prima Sejahtera Tbk pada tahun 2007, Perubahan AKP sebesar 608,1531 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2007, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 13,33, Nilai Tukar Rupiah sebesar 8,24 pada tahun 2006, dan Return Saham sebesar 900,09 dari PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk pada tahun 2007. 3 Mean, untuk Perubahan AKO sebesar 1,3386, perubahan AKI sebesar –2,2477, Perubahan AKP sebesar 1,4078, Inflasi sebesar 9.90, Nilai Tukar Rupiah sebesar -2,35, dan Return Saham sebesar 23,71. 4 Standard Deviation, untuk Perubahan AKO sebesar 15,05, Perubahan AKI sebesar 41,57, Perubahan AKP sebesar 46,44, Inflasi sebesar 0,024 Nilai Tukar Rupiah sebesar 0,095, dan Return Saham sebesar 0,9962.

b. Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2005:110 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. lxviii Ada beberapa cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Berdasarkan analis grafik kita bisa melihat apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan melihat penyebaran titik-titik pada garis diagonal maka dikatakan data tersebut memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data tersebut tidak mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xp ect ed C u m P r o b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah Output SPSS.13 Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik kurang menyebar disekitar garis diagonal dan kurang mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengatasi permasalahan Normalitas maka dilakukan outlier terhadap pengamatan yang memiliki nilai residual yang tidak terdistrsibusi normal sehingga total pengamatan kini menjadi 232. lxix Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN Sumber: Data diolah Output SPSS.13 Dari gambar 4.2 dapat dilihat kini titik-titik telah mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal.

c. Uji Asumsi Klasik

1 Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2005:91. Untuk mendeteksi apakah terdapat gejala multikolinearitas pada model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat nilai 1 tolerance 2 variance inflation factor VIF. Suatu model regresi dikatakan terkena gejala multikolinearitas apabila nilai tolerance 0.10 dan nilai VIF 10. lxx Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas sebelum Outlier Coefficients a 1.138 .230 4.939 .000 -.003 .004 -.041 -.758 .449 .973 1.028 -.003 .001 -.125 -2.293 .023 .978 1.022 .000 .001 .009 .160 .873 .962 1.040 -8.306 2.236 -.206 -3.715 .000 .934 1.071 3.461 .571 .332 6.061 .000 .964 1.037 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUP Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RETURN a. Sumber: Data diolah Output SPSS. 13 Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai tolerance berada di atas 0.05 dan nilai VIF 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak terdapat gejala Multikolinearitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas setelah Outlier Coefficients a .427 .076 5.589 .000 -4.4E-005 .001 -.002 -.043 .966 .977 1.023 -.007 .001 -.486 -11.553 .000 .977 1.024 .001 .000 .062 1.460 .146 .968 1.033 -4.125 .735 -.244 -5.611 .000 .915 1.093 2.320 .181 .547 12.834 .000 .952 1.050 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUP Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: RETURN a. Sumber: Data diolah Output SPSS.13 Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi ini. lxxi 2 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi apakah terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu Uji Park. Menurut Ghozali 2005:107 penggunaan uji statistik akan dapat lebih menjamin keakuratan hasil. Selain itu, dengan menggunakan uji statistik kita akan dapat melihat variabel mana yang terkena gejala heteroskedastisitas yang mana hal ini tidak dapat dilakukan jika menggunakan analisis grafik plots. Uji Park dilakukan dengan meregresikan nilai residual yang telah dikuadratkan dan ditranformasi kedalam bentuk logaritma natural sebagai variabel dependen terhadap variabel independen. Persamaan Uji Park adalah sebagai berikut: LnU2i = a + 1 x 1 + 2 x 2 + 3 x 3 + 4 x 4 + 5 x 5 + e Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat gejala heteroskedastisitas. lxxii Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Park Sebelum Outlier Coefficients a -.776 .482 -1.611 .108 -.015 .008 -.113 -2.007 .046 .973 1.028 -.001 .003 -.023 -.407 .684 .978 1.022 -.006 .002 -.132 -2.347 .020 .962 1.040 -14.614 4.679 -.179 -3.123 .002 .934 1.071 5.216 1.195 .246 4.366 .000 .964 1.037 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIA Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: LnU2i a. Sumber: Data diolah Output SPSS.13 Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independent Perubahan AKO, Perubahan AKP, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah signifikan secara statistik, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi terdapat heteroskedastisitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Park setelah Outlier Coefficients a -3.865 .671 -5.762 .000 -.010 .009 -.075 -1.117 .265 .977 1.023 .000 .005 .002 .030 .976 .977 1.024 -.001 .003 -.017 -.256 .798 .968 1.033 .268 6.460 .003 .041 .967 .915 1.093 -1.415 1.589 -.060 -.890 .374 .952 1.050 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIA Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: LnU2i a. Sumber: Data diolah Output SPSS.13 Berdasarkan tabel 4.5, output SPSS menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk semua variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik. Oleh karena itu, model regresi tidak terdapat masalah Heteroskedastisitas. lxxiii 3 Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual t-1 sebelumnya. Jika terdapat korelasi, maka dikatakan dalam model regresi terdapat problem autokorelasi. Dalam penelitian ini pengujian Autokorelasi dilakukan dengan Uji Langrange Multiplier Test. Menurut Ghozali 2005:98 Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier dilakukan untuk sample di atas 100 observasi. Total observasi yang terdapat dalam penelitian ini untuk pengujian terhadap variable independent tehadap variable dependen Return y1 berjumlah 300 100. Untuk melakukan pengujian Langrange Multiplier sebelumnya kita membuat persamaan sebagai berikut: Res_1 = a + b1PerubahanAKO + b2PerubahanAKI + b3PerubahanAKP + b4Inflasi + b5Nilai Tukar Rupiah + b6Res_2 Model Regresi dikatakan terdapat problem autokorelasi jika terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel Res_2 terhadap Res_1. lxxiv Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Langrange Multiplier Test Sebelum Outlier Coefficients a -.003 .231 -.012 .991 .000 .004 -.004 -.073 .942 .965 1.036 8.94E-007 .001 .000 .001 .999 .978 1.022 1.65E-005 .001 .001 .014 .989 .962 1.040 .044 2.242 .001 .020 .984 .934 1.071 -.003 .572 .000 -.006 .995 .964 1.037 .039 .059 .039 .660 .510 .992 1.008 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH Res_2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Unstandardized Residual a. Sumber: Data diolah output SPSS.13 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Res_2 terhadap variabel Res_1, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Langrange Multiplier Test Setelah Outlier Coefficients a -.050 .088 -.566 .572 .000 .003 -.012 -.162 .872 .985 1.016 .000 .001 -.019 -.254 .800 .968 1.033 3.30E-005 .000 .007 .092 .926 .963 1.038 .430 .837 .041 .513 .609 .896 1.116 -.290 .208 -.109 -1.392 .166 .926 1.080 .048 .076 .048 .634 .527 .982 1.018 Constant PERUBAHAN AKO PERUBAHAN AKI PERUBAHAN AKP INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH Res_2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Unstandardized Residual a. Sumber: Data diolah output SPSS.13 Berdasarkan table 4.7, terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Res_2 terhadap variabel Res_1, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi. lxxv

d. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 53 85

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9