Dampak buruk inflasi Inflasi

xxxii

5. Dampak buruk inflasi

Inflasi dapat menimbulkan beberapa dampak buruk bagi perekonomian suatu negara, di antara lain dalah sebagai berikut: a. Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. b. Tingkat bunga akan meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga terhadap pinjaman- pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat suku bunga yang akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi gairah investor untuk mengembangkan sector- sektor yang produktif. c. Inflasi menimbulkan ketidakpastian akan keadaan ekonomi pada masa depan. Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi akan sulit untuk diramalkan dengan baik. Keadaan ini juga akan membuat pengusaha enggan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi. d. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan di dalam xxxiii negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat sedangkan ekspor bertambah lambat. Keadaan ini menyebabkan aliran modal keluar akan lebih banyak daripada yang masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, dan defisit terhadap neraca pembayaran yang serius kungkin akan terjadi. e. Memperburuk distribusi pendapatan. Dalam masa inflasi nilai harta- harta tetap seperti rumah, tanah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang adakalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya penduduk yang tidak mempunyai harta dan memilioki pendapatan yang rendah maka pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat dari inflasi. f. Pendapatan riil merosot. Sebagian tenaga kerja di setiap negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian kenaikan inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran rakyat menurun. g. Nilai riil tabungan merosot. Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan pada institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan mengalami kemorosotan akibat terjadinya inflasi. Hal ini juga akan terjadi pada pemegang-pemegang uang tunai. xxxiv Apabila inflasi tidak dikendalikan maka prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk. Inflasi cenderung akan cepat meningkat apabila tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut akan cenderung menurunkan investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Inflasi yang berkepenjangan dan tak terkendali bisa mengakibatkan kinerja perusahaan menurun. Biaya produksi akan meningkat sedangkan daya beli masyarakat akan produk yang dijual perusahaan rendah, hal tersebut tentunya akan mengurangi tingkat penjualan akan produk atau jasa yang ditawarkan. Profitabilitas perusahaan yang menurun akan menyebabkan menurunnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada shareholder mereka, keadaan ini jika berlangsung lama akan membuat pemegang saham enggan untuk mempertahankan sahamnya di perusahaan dan pada akhirnya harga saham akan ikut menurun.

C. Nilai tukar rupiah kurs

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 53 85

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9