Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan pasar modal serta banyaknya perusahaan go -public mendorong para investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan investasinya di beberapa perusahaan yang telah go-public tersebut. Dalam melakukan investasi para investor menginginkan investasinya dapat memberikan return yang tinggi serta rasa aman atas investasi tersebut. Pada dasarnya return yang akan diharapkan oleh investor atas investasinya berupa return saham dari selisih harga saham yang disebut dengan capital gain dan return yang berupa penerimaan dividen tunai dari perusahaan atas laba yang telah dihasilkan perusahaan. Terminologi dividen mengacu pada distribusi kas dari laba, laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan dividen dan penahan laba ditahan perusahaan. Bagi pemegang saham, pemberian dividen oleh perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Di lain pihak bagi manajemen perusahaan, pemberian dividen dimaksudkan untuk menunjukkan bukti bahwa perusahaan bersungguh-sungguh untuk mensejahterakan para pemegang saham mereka. Perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika ada peningkatan cash flow yang tinggi di masa depan dan menurunkan dividen apabila manajemen yakin tidak ada cash flow yang mendukung pembayaran dividen tersebut. xviii Dalam setiap return yang tinggi atas suatu investasi mengandung resiko yang tinggi pula high risk-high retrun. Untuk meminimalisasi resiko yang terkandung atas setiap investasi maka para investor biasanya akan menganalisa informasi-informasi baik informasi yang berasal dari dalam perusahaan kinerja keuangan maupun dari luar perusahaan kondisi ekonomi makro. Menurut Hirt and Block 2003:123 pada saat menilai suaru sekuritas modal, selain menganalisa kinerja perusahaan secara individual, seorang investor juga harus menganalisa faktor ekonomi yang terjadi pada suatu negara, struktur industri yang akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan dan tingkat return yang akan diterima oleh investor atas saham yang dimilikinya di perusahaan. Kondisi ekonomi yang harus dicermati oleh investor antara lain, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, Gross Domestic Bruto GDP, dan lain-lain. Setelah menganalisa kondisi ekonomi makro investor selanjutnya bisa menganalisa kinerja keuangan perusahaan secara individual yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Laporan keuangan merupakan saran pengkomunikasian informasi keuangan utama untuk pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Para investor biasanya lebih sering menggunakan arus kas dibandingkan accounting earnings dalam menilai suatu investasi. Walaupun laba bersih accounting earnings menyajikan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan dengan mengaji pendapatan dan xix beban, memberikan dasar untuk prediksi kinerja masa depan, serta membantu menilai resiko atas ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan, namun kas merupakan darah kehidupan perusahaan tanpa kas, perusahaan tidak akan bertahan. Bagi investor kas merupakan pertimbangan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup dalam pembayaran deviden. Sebagai tambahan, kita pun menyadari bisa saja perusahaan bangkrut meskipun perusahaan dalam keadaan untung laba. Menurut Kieso 2007:1211 Perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi bisa jadi sangat substansial, misalnya perusahaan W.T. Grant Company melaporkan laba bersih yang tinggi selama empat tahun berturut-turut tetapi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasinya negatif. Akhirnya delapan belas bulan kemudian W.T. Grant menyatakan petisi kebangkrutan. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan return rill yang diterima oleh pemegang saham akan menurun, tentunnya hal ini tidak disukai oleh pemegang saham atas investasinya. Perusahaan yang tidak mampu mengantisipasi pengaruh inflasi akan menderita penurunan profitabilitas, karena biaya produksi perusaahaan akan melambung yang menyebabkan harga dari produk atau jasa akan naik. Kenaikan harga tentunya akan menyebabkan penurunan dalam penjualan karena banyak konsumen atau masyarakat yang tidak mampu membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Penurunan profitabilitas perusahaan akan berimbas pada penurunan dividen tunai yang akan dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham mereka. Keadaan ini lambat laun akan membuat pemegang saham jera untuk xx mempertahankan kepemilikannya di perusahaan, sebagai dampak selanjutnya harga saham perusahaan akan mengalami penurunan. Indikator ekonomi yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati oleh investor adalah nilai tukar rupiah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan hutang perusahaan dari pihak eksternal dalam mata uang dollar Amerika akan mengalami pembengkakan. Perusahaan membutuhkan lebih banyak kas dalam bentuk rupiah untuk ditukarkan dalam mata uang dollar pada saat ingin membayar kewajibannya. Kerugian yang dakibatkan oleh selisih kurs akan menurunkan laba bersih perusahaan, keadaan ini tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan penurunan laba akan menyebabkan penurunan citra perusahaan di pasar modal, sedangkan bagi investor penurunan laba akan menyebabkan dividen tunai yang akan mereka terima akan mengalami penurunan juga. Investor mungkin akan enggan untuk lama-lama mempertahankan kepemilikannya di perusahaan dan menjual saham yang ia miliki. Investor akan mengalihkan dananya ke dalam bentuk deposito dalam mata uang dollar Amerika karena lebih menguntungkan bagi investor. Aksi jual saham oleh investor dalam skala besar akan menyebabkan penurunan nilai saham perusahaan. Penelitian yang menguji hubungan antara total arus kas dan komponen arus kas aktivitas, investasi, dan pembiayaan dengan return saham telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan berbagai hasil. Pradhono 2004 dalam penelitiannya berusaha untuk menguji pengaruh Economic xxi Value Added EVA, Residual Income, Accounting Earnings, dan arus kas aktivitas operasi terhadap return saham. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang paling signifikan dalam menentukan return saham. Berbeda dengan tolok ukur accounting earning , arus kas operasi merupakan representasi hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani oleh beban yang bersifat tunai yang benar-benar telah dikeluarkan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati dan Suhairi 2006 yang menguji pengaruh komponen arus kas aktivitas, investasi, dan pendanaan, laba kotor, dan size perusahaan total aktiva terhadap expected return. Pada penelitian Ninna Daniati dan Suhairi 2006 membuktikan bahwa secara parsial arus kas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return . Secara bersama-sama arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor, dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikan. Namun pada saat dilakukan pengujian hipotesis secara parsial arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap expected return saham.dengan nilai signifikansi lebih dari 0.05. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian, di antaranya, 1 Yuliani 2004 menguji hubungan antara Laporan Arus Kas terhadap Deviden Tunai dan Unexpected Return Saham. Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara arus kas operasi dan total kas terhadap deviden tunai. 2 Lisyanti 2005 menguji hubungan antara kurs, inflasi, volume perdagangan terhadap return saham capital gain. xxii Berdasarkan peneltian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kurs, inflasi, volume perdagangan dengan nilai adjusted R 2 = 0,524 dan dengan nilai signifikansi 0.000 terhadap return saham capital gain. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ber judul Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Capital Gain dan Dividen Tunai. Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan masalah penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 97

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 53 85

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9