∑ : jumlah kuadrat skor total Arikunto, 2012: 87
Selanjutnya nilai diinterpretasikan menggunakan tabel nilai “r”
Product Moment dengan taraf signifikansinya adalah 5. Jika maka
alat ukur dikatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas menggunakan rumus product moment diketahui soal yang valid sebanyak 9 soal, hasil uji validitas soal
pilihan ganda disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Uji Validitas Soal Uraian
3.6.2 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalau mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya Arikunto, 2012: 222. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran difficulty index. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi symbol P
. singkatan dari kata “proporsi”. Rumus mencari P:
P =
No Validitas
No. Soal 1 Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2 Tidak Valid
1
Keterangan: P = Indeks Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arikunto, 2012: 223 Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan
sebagai berikut. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Arikunto, 2012: 225 Setelah dilakukan uji tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda, diketahui
terdapat tiga kategori tingkat kesukaran yaitu mudah, sedang, dan sukar. Soal yang mempunyai kategori mudah yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 12, 13, 16, 20, 22,
24, 28, 29, 31, 36, 37, 44, 47, 48, 49. Soal yang mempunyai kategori sedang adalah soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 23, 25, 26, 27, 30, 32, 34, 35, 38,
39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 50. Dan soal dengan kategori sukar adalah soal nomor 2, 4, 14, 21, 33.
Sedangkan untuk soal uraian, terdapat dua kategori yaitu sedang dan sukar. Soal dengan kategori sedang adalah soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan
soal dengan kategori sukar adalah soal nomor 1.
3.6.3 Daya Pembeda Soal
Arikunto 2012: 226 mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
D = -
Keterangan: D = Indeks Kesukaran
J = jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Arikunto, 2012: 228.
Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00
– 0,20 : jelek poor D : 0,21
– 0,40 : cukup satistifactory D : 0,41
– 0,70 : baik good D : 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2012: 232.
Setelah dilakukan uji daya beda, soal yang mempunyai daya pembeda jelek adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 10, 11, 14, 15, 19, 21. Soal yang mempunyai
daya pembeda cukup adalah soal nomor 5, 12, 13, 18, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 38, 42, 44, 46, 47, 48, 50, dan soal yang mempunyai daya pembeda baik
adalah soal nomor 7, 9, 16, 17, 20, 27, 34, 35, 37, 39, 40, 41, 43.
3.6.4 Reliabilitas