Berdasarkan hakikat IPA yang telah disebutkan, maka sudah seharusnya pembelajaran IPA memiliki keempat aspek tersebut agar tujuan dari pembelajaran
IPA dapat tercapai sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD
Ruang lingkup bahan kajian untuk SDMI dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 meliputi aspek-aspek berikut.
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan b.
Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas c.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya. Praktik pembelajaran IPA di sekolah dasar harus disesuaikan dengan
perkembangan kognitif anak. Jean Piaget dalam Asrori, 2009:49-54 membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahapan, yaitu: 1 tahap Sensori Motoris
0-2 tahun, pada tahap ini anak berada pada masa pertumbuhan yang ditandai dengan kecenderungan menggunakan indera sensori dan tindakan motoris.
Anak mulai berlatih mengapresiasi impuls yang diterima lewat indera dan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya. 2 tahap praoperasional 2-7 tahun,
tahap ini ditunjukkan dengan sikap intuitif dan egosentri. Piaget mengartikan intuitif sebagai perbuatan rasional anak tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh
unsur-unsur perasaan, kecenderungan ilmiah, sikap-sikap yang diperoleh dari
orang-orang bermakna dan lingkungan sekitar. Sedangkan egosentri berarti anak cenderung sulit memahami pandangan orang lain dan lebih mengutamakan
pandangannya sendiri. 3 tahap operasional konkret 7-11 tahun, karakter anak pada tahap ini sudah mulai belajar tentang realitas konkrit sehingga mulai
berinteraksi dengan lingkungan. 4 tahap praoperasional formal 11-14 tahun, pada tahap praoperasional formal anak mulai mengembangkan pikiran formalnya
termasuk memakai logika dan berfikir menggunakan abstraksi. Berdasarkan teori perkembangan Jean Piaget tersebut, siswa sekolah dasar
berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, anak mulai berpikir secara logis.
Kemampuan berpikir
logis ini
terwujud dalam
kemampuan mengklasifikasikan objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai
dengan tata urutannya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif. Karakteristik anak SD tersebut
menuntut pembelajaran IPA di SD sebagai suatu proses yang aktif, dan menuntut guru untuk berperan sebagai fasilitator.
2.1.3 Model Pembelajaran Learning Cycle 5E