Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu:
a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM
b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa
c. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
orientasi keberhasilan belajar diutamakan, dan d.
Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir b, tanpa mengabaikan butir d Trianto,
2010: 20. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keefektifan
pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Tingkat keberhasilan yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator ketuntasan hasil belajar siswa.
2.1.2 Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD
2.1.2.1 Hakikat IPA
Menurut Trow, IPA Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dengan segala sesuatu yang ada di alam.
Cain dan Evans 1993: 4-6 membagi 4 sifat dasar IPA, yaitu: a.
IPA sebagai produk “You are probably most familiar with science as content or product. This
componenet includes the accepted fact, laws, principals, and theories of science
”. IPA sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan teori-teori IPA. Produk ipa biasanya dimuat dalam buku ajar, buku-buku teks, artikel ilmiah dalam jurnal. Contohnya yaitu konsep erosi
adalah pengikisan tanah yang disebabkan oleh air. b.
IPA sebagai proses “As an elementary science teacher, you must think of science not as a
noun-a body of knowledge or facts to be memorized-but as verb-acting, doing, investigating; that is, science as a means to an end
”. IPA sebagai proses yaitu memahami bagaimana cara memperoleh produk IPA. IPA disusun dan
diperoleh melalui metode ilmiah, jadi dapat dikatakan bahwa proses IPA adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan
saling terkait agar mendapatkan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Tahapannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses
eksperimen atau penelitian yang meliputi: 1 observasi; 2 klasifikasi; 3 interpretasi; 4 prediksi; 5 hipotesis; 6 mengendalikan variabel; 7
merencanakan dan melaksanakan penelitian; 8 interferensi; 9 aplikasi; 10 komunikasi.
IPA sebagai proses dalam penelitian ini yaitu proses siswa memperoleh pengetahuan produk IPA tentang materi perubahan lingkungan, misalnya
saat melakukan percobaan siswa dapat mengamati dan memprediksi apakah hujan dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan fisik.
c. IPA sebagai sikap
“As a teacher, capitalize on children’s natural curiousity and promote an attitude of discovery. Focus on the students finding out for themselves how
and why phenomena occur ”. IPA sebagai sikap dimaksudkan dengan
mempelajari IPA, sikap ilmiah siswa dapat dikembangkan dengan melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan. Sikap ilmiah tersebut
adalah sikap ingin tahu dan sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamati.
IPA sebagai sikap dalam penelitian ini yaitu sikap yang muncul saat kegiatan berdiskusi dan percobaan berlangsung, misalnya melalui kegiatan
percobaan muncul sikap ingin tahu, disiplin, teliti, tanggung jawab, objektif dan terbuka.
d. IPA sebagai teknologi
“The focus emphasizes preparing our students for the world of tomorrow. The development of technology as relates to our daily lives has become a vital
part of sciencing ”. IPA sebagai teknologi bertujuan mempersiapkan siswa
untuk menghadapi dunia yang semakin lama semakin maju karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Produk IPA yang telah diuji
kebenarannya dapat diterapkan dan dimanfaatkan oleh manusia untuk mempermudah kehidupannya secara langsung dalam bentuk teknologi.
IPA sebagai teknologi dalam penelitian ini bertujuan bahwa setelah siswa mempelajari IPA, diharapkan dapat mengimplikasikannya pada kehidupan
sehari-hari dalam bentuk teknologi. Pada materi perubahan lingkungan, teknologi yang tepat misalnya terasering untuk mencegah erosi.
Berdasarkan hakikat IPA yang telah disebutkan, maka sudah seharusnya pembelajaran IPA memiliki keempat aspek tersebut agar tujuan dari pembelajaran
IPA dapat tercapai sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD