Uji N-Gain Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Deskripsi Proses Pembelajaran

Ketentuan yang berlaku dalam uji pihak kanan adalah bila harga t-hitung lebih kec il atau sama dengan ≤ harga t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Sugiyono, 2010: 103. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa t-hitung sebesar 2.776889 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.671, maka Ha diterima yang berarti hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Krasak materi perubahan lingkungan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih besar dibanding dengan hasil belajas siswa kelas IV SDN 3 Krasak yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

4.1.7 Uji N-Gain Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan siswa kelas IV SDN 1 Krasak dan SDN 3 Krasak dengan menggunakan rata-rata hasil pretest dan posttest baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil uji N-Gain 16 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Uji N-Gain Skor Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji N-Gain Kelas skor N-Gain Kategori Eksperimen Sf 76.175 0.30942 Sedang Si 65.5 g = Kontrol Sf 66.9714 0.050197 Rendah Si 65.2259 16 Lampiran 4.10 Perhitungan Skor N-Gain Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan pada kelas ekperimen sebesar 0.30942 berada pada kategori sedang, dan pada kelas kontrol sebesar 0.050197 pada kategori rendah.

4.1.8 Deskripsi Proses Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen sehingga perlu diadakan pengontrolan variabel. Salah satu variabel yang dikontrol adalah keterampilan guru, dalam penelitian ini terdapat dua guru yang masing-masing mengajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Agar variabel terkontrol, maka peneliti memilih guru yang homogen untuk mengajar. Pada kelas eksperimen, guru menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan pada kelas kontrol guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen, guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan doa, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Sebelum pelaksanaan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa. Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 5 siswa. Setiap kelompok diberi lembar kerja untuk melakukan percobaan. Siswa diminta melakukan percobaan sesuai lembar kerja dengan anggota kelompoknya dan mengisi hasil percobaan pada lembar kerja. Setelah melakukan percobaan, siswa diminta mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas untuk ditanggapi teman-temannya. Siswa cenderung aktif dalam menanggapi hasil percobaan kelompok yang maju ke depan kelas, siswa menyetujui, menyanggah dan menambah pernyataan yang diutarakan kelompok yang maju. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan memberikan umpan balik saat siswa mengutarakan hasil percobaannya. Selanjutnya, guru memperlihatkan gambar dan melakukan tanya jawab seputar materi sesuai gambar tersebut yang merupakan penerapan dari konsep yang baru dipelajarinya. Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran dan menyimpulkan pelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, karena terdapat berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Mulai dari tanya jawab, melakukan percobaan, berdiskusi, hingga menyampaikan pendapat di depan kelas. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berupa pujian dan tepuk tangan. Yang terakhir, guru menutup pelajaran dengan salam. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol diawali dengan salam, doa, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yaitu mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menggunakan media berupa gambar dan memberikan penjelasan materi yang dipelajari. Guru meminta siswa mengerjakan lembar kerja secara individu yang kemudian dipresentasikan di depan kelas. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan menulis rangkuman, siswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami namun siswa tidak aktif mengajukan pertanyaan. Di akhir pembelajaran guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam. Pada pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ini cenderung hanya terpaku pada hasil belajar tanpa mementingkan proses belajar. Siswa hanya mendengarkan ceramah guru yang merupakan sumber informasi, dan tidak mencari pengetahuannya sendiri melalui proses berfikir maupun berdiskusi dengan temannya. Siswa menjadi malas memperhatikan penjelasan guru dan tidak berminat pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran terkesan monoton karena siswa pasif. Pada saat mempresentasikan lembar kerja, siswa tidak mau maju ke depan kelas jika tidak ditunjuk terlebih dahulu oleh guru.

4.2 PEMBAHASAN