Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
pendekatan perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
a Metode konsumsi Yaitu metode yang paling mudah bila terdapat data yang
akurat. Tidak memerlukan data epidemiologi dan standar pengobatan. Dengan metode ini dapat menghitung perkiraan
kebutuhan: •
Pemakaian nyata pertahun yang merupakan hasil perhitungan dari stok awal ditambah
dengan penerimaan dikurangi sisa stok dan dikurangi jumlah hilang atau rusak atau kadaluarsa.
• Pemakaian Pertahun
Merupakan jumlah obat yang dikeluarkan ditambah dengan perkiraan kebutuhan saat kosong selama setahun.
• Perkiraan Kebutuhan Tahun Depan
Dengan menghitung perkiraan kenaikan jumlah kunjungan •
Kebutuhan Selama Lead Time Pemakaian rata-rata perbulan dikalikan waktu tunggu dalam
bukan. •
Kebutuhan Buffer Stock Kebutuhan pelayanan kesehatan akan logistik obat dapat
dihitung dengan pendekatan ini, berdasarkan persediaan barang yang masih tersedia pada akhir tahun, kebutuhan tahun lalu dan
kecendrungan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
b Metode Epidemiologi Dengan menggunakan metode ini perkiraan kebutuhan
mendekati realisasi, karena menggunakan standar terapi dapat menunjang usaha perbaikan. Kebutuhan obat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan epidemiologi yang dilakukan dengan menghitung jumlah kunjungan dan jenis kebutuhan yang
dilakukan dengan menghitung jumlah kunjungan dan jenis penyakit yang dilayani pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal
ini data tentang jenis penyakit, standar terapi BOR, ALOS, untuk masing-masing penyakit sangat menentukan. Perhitungan
diperoleh dengan cara mengalikan antara standar terapi dosis obat dengan ALOS dan jumlah pasien yang menggunakan obat
tersebut selama 1 tahun. c Metode Kombinasi
Yaitu menggunakan gabungan antara metode konsumsi dengan metode epidemiologi.
Beberapa cara untuk mengklasifikasikan persediaan yaitu: a.
Analisis ABC Seto, 2004 Menurut Seto 2004,
sistem ABC, semua obat dalam persediaan digolongkan menjadi salah satu dari kategori:
1 Kelompok A, Persediaan yang memiliki nilai volume
tahunan rupiah yang tinggi. Kelas ini mewakili sekitar 70 dari total nilai persediaan, meskipun jumlahnya hanya
sedikit, bisa hanya 20 dari seluruh item. Persediaan yang
termasuk dalam kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi dalam pengadaannya karena berdampak biaya yang tinggi
serta pengawasan harus dilakukan secara intensif. 2
Kelompok B, Persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 20 dari
total nilai persediaan tahunan, dan sekitar 30 dari jumlah item. Disini diperlukan teknik pengendalian yang moderat.
3 Kelompok C, Barang yang nilai volume tahunan rupiahnya
rendah, yang hanya mewakili sekitar 10 dari total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50 dari jumlah item
persediaan. Disini diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, pengendalian hanya dilakukan sesekali saja.
Kelompok A merupakan obat yang cepat laku dan dalam beberapa kasus obat merupakan obat yang sangat mahal. Hanya ada
sedikit kelompok A dalam persediaan apotik. Tetapi karena kelompok tersebut sangat tinggi permintaannya, merupakan obat yang berputar
dengan cepat atau karena obat itu sangat mahal, kelompok A merupakan mayoritas penjualan apotik. Kelompok A seharusnya
dimonitor dengan hati-hati, angka pemesanan ulang dan EOQ-nya seharunya dihitung Seto, 2004.
Kelompok B dan C merupakan agak lambat lakunya. Kelompok B mempunyai penjualan rata-rata dan perputaran inventaris. Kelompok
C adalah obat yang paling lambat lakunya, obat produk yang paling kurang diminta. Karena kelompok B dan C merupakan jumlah yang
jauh lebih besar dan merupakan proporsi penjualan yang lebih kecil, tidak perlu dan tidak efisien untuk memonitor obat-obat tersebut seketat
kelompok A. Kelompok B dan C biasanya dapat cukup dikendalikan dengan menggunakan kartu stok gudang dan kartu stok di ruang
peracikan dan penjualan eceran Seto, 2004. Pengelola secara periodik seharusnya memonitor kelompok C
untuk menentukan apakah obat tersebut semestinya disingkirkan dari persediaan. Menyingkirkan kelompok C yang lambat lakunya
merupakan metode praktis mengurangi jumlah obat dan investasi dalam persediaan, tapi memberikan pengaruh yang kecil pada penjualan dan
biaya kehabisan persediaan Seto, 2004. b.
Sistem VEN Depkes RI, 2008 Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
dana obat yang terbatas adalah dengan mengkelompokkan obat yang didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan.
Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan kedalam 3 tiga kelompok berikut:
1 Kelompok V
Adalah kelompok obat-obatan yang harus tersedia Vital karena dipakai untuk tindakan penyelamatan hidup manusia,
atau untuk pengobatan penyakit yang menyebabkan kematian. Obat yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, life
saving drugs, obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat
untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian terbesar.
2 Kelompok E
Adalah kelompok obat-obatan esensial yang banyak digunakan dalam tindakan atau dipakai diseluruh unit di
Rumah Sakit, biasanya merupakan obat yang bekerja secara kausal atau obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit.
3 Kelompok N
Merupakan obat-obatan penunjang atau pelengkap yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa digunakan untuk
menimbulkan kenyamanan atau mengatasi keluhan ringan. 4.
Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
a Menetapkan rancangan stok akhir periode yang akan datang.
Rancangan stok akhir diperkirakan sama dengan hasil perkalian antara waktu tunggu estimasi pemakaian rata-ratabulan
ditambah stok penyangga. b
Menghitung rancangan pengadaan obat peiode tahun yang akan datang.
c Perancangan pengadaan obat tahun yang akan datang dapat
dirumuskan sebagai berikut, yaitu: a = b + c + d + e + f. Keterangan:
a : Rancangan pengadaan obat tahun yang akan datang. b: Kebutuhan obat untuk sisa periode berjalan Januari-
Desember.
c : Kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang. d : Rncangan stok akhir.
e : Stok awal periode berjalanstok per 31 Desember Gudang Obat
f : Rencana penerimaan obat pada periode berjalan. d Menhitung rancangan anggaran untuk total kebutuhan obat
dengan cara: 1 Melakukan analisis VEN
2 Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian 3 Menyusun prioritas kebutuhan dasar dan penyesuian
kebutuhan berdasar data 10 penyakit terbesar.