berupa resep atau perbekalan farmasi bebas, Kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi adalah:
1 Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan
sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh Instalasi Farmasi
2 Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan
sistem resep perorangan oleh Apotek Rumah Sakit. 3 Pendistribusian perbekalan farmasi di luar jam kerja merupakan
kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar jam kerja yang diselenggarakan oleh:
• Apotek rumah sakitsatelit farmasi yang dibuka 24 jam
• Ruang rawat menyediakan perbekalanfarmasi emergensi.
f. Penghapusan
Penghapusan merupakan
kegiatan penyelesaian
terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu
tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Tujuan pengahapusan adalah untuk mrnjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan
standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi penggunaan obat yang
sub standar Depkes RI, 2008. Dalam PerMenKes No 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit menyebutkan bahwa penghapusan dilakukan untuk Obat-obatan, Alat Kesehatan dan bahan habis pakai
jika: 1 Produk tidak memenuhi persyaratan mutu.
2 Telah Kadaluarsa. 3 Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan 4 Dicabut izin edarnya.
Dalam PerMenKes No 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit juga menyebutkan beberapa tahapan
penghapusan obat terdiri dari: 1 Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis
pakai yang akan dimusnahkan. 2 Menyiapkan berita acara penghapusan.
3 Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempatpemusnahan kepada pihak terkait.
4 Menyiapkan tempat pemusnahan.
5 Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
g. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangankekosongan obat di unit-unit pelayanan. Pengendalian
persediaan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara
persediaan dan permintaan. Oleh karena itu, hasil stock opname harus seimbang dengan permintaan yang didasarkan atas satu kesatuan waktu
tertentu, misalnya satu bulan atau dua bulan atau kurang dari satu tahun Aditama, 2007. Rangkuti 2002 menyebutkan bahwa sistem
persediaan bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam jumlah dan waktu yang tepat serta dapat
meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan dilakukan secara optimal. Tujuan lain dari pengendalian
persediaan adalah: a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan
b. Agar pembentukan persediaan stabil c. Menghindari pembelian kecil-kecilan
d. Pemesanan yang ekonomis Kegiatan pengendalian persediaan mencakup Depkes RI, 2008 :
1 Memperkirakanmenghitung pemakaian rata-rata periode tertentu.
2 Menentukan:
- Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangankekosongan.
- Stok pengaman adalah jumlahstok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya
karena keterlambatan pengiriman. - Menentukan waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan dari
mulai pemesanan sampai obat diterima. Pengendalian persediaan sangat penting bagi semua perusahaan
terutama bagi rumah sakit atau apotek. Persediaan obat merupakan harta paling besar bagi sebuah rumah sakit atau apotek. Karena begitu
besar jumlah yang diinvestasikan dalam persediaan, pengendalian persediaan obat yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung
terhadap perolehan kembali atas investasi rumah sakit atau apotek Seto, 2004.
H. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan oleh peneliti adalah Depkes RI 2008. Teori ini cocok digunakan untuk melihat gambaran pengelolaan
persediaan obat. Dalam teori ini, pengendalian persediaan di pengaruhi oleh fungsi-fungsi manajemen yang merupakan suatu siklus kegiatan
yang saling berhubungan yaitu perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan penghapusan. Dari fungsi-fungsi
tersebut, keseluruhannya saling berhubungan satu sama lain secara tidak langsung. Adapun Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut: