yaitu skala mata uang dan jumlah
biaya untuk pengadaan obat-
obatan yang dibutuhkan
berdasarkan harga satuan.
7 Pengadaan
Kegiatan pembelian yang
dilakukan oleh gudang farmasi
untuk persediaan obat-obatan
sesuai dengan yang telah
direncanakan. Wawancara
mendalam, Telaah
dokumen Pedoman
wawancara, dokumen
Informasi mengenai kegiatan pengadaan sediaan
obat-obatan oleh gudang farmasi RSUD Kota
Sekayu.
8 Penyimpanan
kegiatan yang dilakukan oleh
gudang farmasi untuk menyimpan
dan memelihara dengan cara
menempatkan Wawancara
mendalam, Telaah
dokumen dan
observasi Pedoman
wawancara mendalam,
Dokumen dan Check
list Informasi mengenai
kegiatan penyimpanan dan metode yang digunakan
dalam proses penyimpanan di gudang farmasi RSUD
Kota Sekayu.
obat-obatan yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik
yang dapat merusak mutu
obat. 9
Pendistribusian kegiatan yang
dilakukan oleh gudang farmasi
untuk menyalurkan
obat-obatan di unit-unit tertentu
di rumah sakit untuk pelayanan
individu. Wawancara
mendalam, Telaah
dokumen Pedoman
wawancara mendalam,
Dokumen Informasi mengenai proses
yang dilakukan oleh gudang farmasi untuk menyalurkan
obat-obatan di unit-unit pelayanan RSUD Kota
Sekayu.
10 Penghapusan
Kegiatan menghilangkan
yang dilakukan oleh gudang
farmasi RSUD Wawancara
mendalam, Telaah
dokumen Pedoman
wawancara mendalam,
Dokumen Informasi mengenai
kegiatan menghilangkan obat-obatan yang
kadaluarsa, rusak, yang dilakukan oleh gudang
Kota Sekayu terhadap obat-
obatan yang tidak terpakai karena
kadaluarsa, rusak, dan lain-lain.
farmasi RSUD Kota Sekayu.
11 Pengendalian
persediaan Kegiatan dalam
menjaga ketersediaan obat
sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangankekos
ongan obat di Gudang Farmasi
RSUD Kota Sekayu.
Wawancara mendalam,
observasi, Telaah
dokumen Pedoman
wawancara mendalam,
Pdoman Observasi,
dokumen Informasi mengenai
kegiatan yang dilakukan oleh SDM gudang farmasi
dalam menjaga ketersediaan obat sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangankekosongan
obat di Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu.
12 Keamanan dan
ketersediaan obat
Kondisi dimana tersedianya obat di
gudang farmasi RSUD Kota
Sekayu dengan kebutuhan meliputi
tepat jumlah, waktu, dan tepat
Pedoman wawancara,
telaah dokumen
Wawancara mendalam
dan dokumen Hasil
pengendaliaan obat
sesuai dengan
tujuan pengendalian
obat yang
ditetapkan Depkes,
terdiri dari :
1 Tidak terjadi kekosongan obat di gudang farmasi,
obat tersedia dengan tepat
jenis. jumlah, tepat jenis dan
tepat waktu. 2 Obat kadaluarsa dan rusak
3 Stock Opname
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan cara wawancara mendalam. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moloeng
2007, penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pengelolaan persediaan obat di gudang farmasi
RSUD Kota Sekayu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu Kota Sekayu dengan waktu penelitian mulai dari bulan September-November
2015.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian
Moleong, 2007. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Informan dalam penelitian ini ditetapkan
dengan prinsip kecukupan dan kesesuaian. Kesesuaian berarti sampel dipilih
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan obat seperti pendidikan, jabatan, lama kerja dan pengalaman.
Kecukupan berarti data yang diperoleh harus dapat menggambarkan seluruh kejadian yang berhubungan dengan logistik.
Berdasarkan prinsip diatas, terdapat 3 informan yang terkait dengan pengelolaan persediaan obat di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu
diantaranya: 1. Informan Kunci :
Informan kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Instalasi Farmasi yaitu orang yang dianggap sangat memahami permasalahan yang
diteliti. 2. Informan Utama:
Informan utama dalam penelitian ini yaitu Kepala Gudang Farmasi yaitu orang yang dianggap memahami dan terlibat langsung dalam
pengelolaan persediaan obat. 3.
Informan Pendukung Informan pendukung dalam penelitian ini yaitu Staf Pelaksana
Gudang Farmasi yaitu orang yang dianggap dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat sepenuhnya dalam permasalahan
yang diteliti.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti yang melakukan wawancara secara langsung kepada informan, selain itu peneliti juga melakukanobservasi
langsung pada kegiatan pengelolaan obat dan telaah dokumen. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara, telaah dokumen, lembar observasi, alat tulis, laptop, kamera dan alat perekam suara.
Pedoman wawancara, lembar observasi dan telaah dokumen mengacu kepada pedoman pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan Departemen
Kesehatan tahun 2010 dan beberapa referensi terkait dengan pengelolaan persediaan farmsi dan logistik obat di rumah sakit.
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam, data sekunder diperoleh
dari laporan bulanan dan dokumen yang mendukung.
F. Validitas Data
Pendekatan penelitian kualitatif memiliki sampel yang sedikit, sehingga untuk menjaga kabsahan data yang didapat dapat dilakukan dengan
triangulasi, diantaranya: 1.
Triangulasi Sumber Dilakukan dengan cara cross check data dengan fakta dari sumber
lainnya yang terkait untuk menggali topik yang sama.Seperti melakukan wawancara mendalam terhadap kepala instalasi farmasi, kepala gudang,
dan staf pelaksana gudang. 2.
Triangulasi Metode Dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data, diantaranya wawancara
mendalam, observasi dan telaah data sekunder berupa SOP daan dokumen pendukung pengelolaan persediaan obat.
G. Pengolahan Data
Hasil wawancara mendalam dalam bentuk rekaman suara dipindahkan ke dalam bentuk transkrip wawancara lengkap untuk setiap informan.
Transkrip dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel yang diteliti. Kemudian data yang terdapat dalam transkrip tidak semuanya digunakan
dalam penelitian, untuk itu dilakukan reduksi untuk menghilangkan data-data yang tidak berhubungan dengan variabel penelitian. Transkrip yang telah
direduksi, dituangkan ke dalam matriks wawancara berdasarkan variabel penelitian, untuk kemudian ditriangulasi. Transkrip dan matriks wawancara
merupakan pedoman untuk menyajikan hasil penelitian dan dengan menambahkan data-data hasil observasi dan telaah dokumen.
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menelaah dan mengurutkan data hasil observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen yang
dikatagorikan dalam kelompok input, proses, output. Kemudian hasil pengelompokan tersebut dibandingkan dengan kepustakaan.
I. Penyajian Data
Hasil penelitian disusun dan disajikan bentuk matriks dan bentuk narasi dari pengelolaan persediaan obat di RSUD Kota Sekayu dan dibandingkan
dengan teori tentang pengelolaan persediaan obat.