barang yang menumpuk. Oleh karena itu petugas gudang menjadi tidak leluasa bergerak pada saat melakukan pekerjaannya.
Luas gudang yang kurang memadai tentunya sangat menghambat petugas dalam melakukan tugas penyimpanan obat di gudang tersebut.
Petugas gudang menjadi tidak leluasa bergerak pada saat akan menyusun barang atau obat-obatan yang baru diterimanya. Minimnya
luas gudang farmasi juga menyebabkan petugas terpaksa harus menumpuk kardus obat-obatan yang disimpan didalamnya. Ini tentu
menyulitkan petugas dalam melakukan pengambilan obat. Lengkap atau tidaknya suatu fasilitas atau sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh rumah sakit akan mempengaruhi terhadap kegiatan pengelolaan persediaan obat, sehingga dengan kelengkapan sarana dan
prasarana yang ada di gudang farmasi, maka dapat dinilai apakah pengelolaan persediaan obat berjalan dengan lancar atau tidak.
Kegiatan akan terlaksana dengan baik jika segala fasilitas atau sarana dan prasarana dilihat sudah cukup baik dan lengkap.
E. Prosedur
Menurut Oktaviani 2011 Standar operasional prosedur SOP adalah pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya pnetapan keputusan dan tanggung
jawab. 5.
Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. 6.
Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota- anggota organisasi.
7. Mencegah terjadinya penyimpangan
8. Membantu efesiensi, efektivitas, dan produktivitas dari suatu
organisasi. Prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan obat
sudah ada dan sudah digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan obat di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu, meskipun petugas tidak
mengingat seluruh prosedurnya secara mendetail. Prosedur pengelolaan persediaan obat terdiri dari prosedur
perencanaan, prosedur penganggaran, prosedur pengadaan, prosedur penyimpanan, prosedur pendistribusian, prosedur penghapusan, dan
prosedur pengendalian, serta tupoksi yang ada di gudang farmasi. Prosedur yang dibuat sudah cukup baik. Namun masih kurang lengkap,
karena dalam salah satu prosedur yaitu prosedur penyimpanan hanya disebutkan bahwa penyimpanan dilakukan oleh petugas gudang,
penyimpanan menggunakan sistem FIFOdan FEFO. Tapi tidak dijelaskan
seraca rinci
tentang bagaimana
pengklasifikasian penyimpanannya, bagaimana pengaturan suhunya dan kelembapan
ruangan. Sehingga petugas gudang sering mengabaikan hal tersebut. Ini didukung oleh hasil penelitian Yudha 2012 yang menyatakan bahwa