70
6.3 Gambaran faktor individu usia, jenis kelamin, status perkawinan,
tingkat pendidikan, lama kerja dan status pegawai 6.3.1
Gambaran hubungan usia dengan turnover intention
Usia merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan keinginan pindah kerja turnover intention yang berasal dari perawat yang
bekerja di rumah sakit. Dalam penelitian ini, usia perawat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu perawat berusia dibawah 30 tahun dan perawat
berusia diatas 30 tahun. Dari hasil penelitian diperoleh perawat dengan kategori usia dibawah 30 tahun yang berniat untuk pindah bekerja 53.5
dan perawat dengan kategori usia diatas 30 tahun yang berniat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sebanyak 53.8.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan uji statistik menunjukkan bahwa usia perawat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan turnover intention.
Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Tai, Barne dan Robbins 1998 dalam Adi dan Kristiani 2006 yang menyebutkan bahwa
usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian turnover. Usia merupakan salah satu karakteristik individu yang berhubungan
dengan keinginan perawat untuk keluar dari oganisasi dan meninggalkan pekerjaannya. Perawat lebih muda banyak memiliki niat untuk keluar dari
pekerjaannya karena harapan-harapan mereka yang tidak sesuai dengan kenyataan dan adanya keinginan untuk mencari pengalaman kerja sebanyak-
banyaknya. Berdasakan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan keinginan pindah kerja
bahwa perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
71
sebagian besar berasal dari luar daerah sehingga motivasi mereka bekerja yaitu untuk keluarga akan hal itu pekerjaan mereka menjadi tanggungjawab
untuk keluarga, perawat tidak mau kesulitan untuk berpindah-pindah pekejaan dan memulai pekerjaan dari awal lagi di tempat yang baru serta
sistem senioritas belum tentu diperoleh di tempat kerja yang baru walaupun gaji dan fasilitasnya lebih besar. Hal lainnya yang menyebabkan bahwa usia
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keinginan pindah kerja perawat dikarenakan perawat yang belum lama bekerja yaitu perawat dengan
kategori usia dibawah 30 tahun disebabkan karena masa kerja mereka masih baru sehingga belum tersirat untuk mencari suasana baru dalam dunia
pekerjaan. Berdasarkan teori Robbins 2001 studi-studi yang telah ada mengenai
hubungan karakteristik biografis dengan turnover karyawan disimpulkan bahwa karyawan yang lebih tua memiliki tingkat turnover yang lebih rendah
dari karyawan yang lebih muda. Umur adalah salah satu variabel dari karakteristik individu yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian
turnover dengan pola negatif. Dalam aspek ini, usia muda besar
kemungkinannya untuk keluar Mobley 1986 dalam Langitan 2010. Menurut peneliti usia perawat tidak memberikan alasan yang kuat
dengan keinginan pindah kerja, pekerjaan perawat tidak membedakan kelompok usia antar perawat karena perawat memiliki fungsi yang sama
namun perawat mempunyai tanggungjawab yang berbeda, dimana penanggungjawab perawat mempunyai tanggungjawab mengatur dan
72
mengakomodir seluruh perawat yang ada disetiap unit ruangan rawat rumah sakit dan biasanya hal ini hanya sebagai bentuk pengawasan.
Oleh karena itu, sebelum perawat berkeinginan untuk meninggalkan pekerjaan suatu waktu nanti, sebaiknya pihak rumah sakit memberikan
perhatian yang lebih kepada perawat dan menyejaterahkan perawat agar perawat dapat bertahan untuk tetap bekerja di rumah sakit sehingga tidak
akan terjadi proses keinginan pindah kerja turnover intention.
6.3.2 Gambaran hubungan jenis kelamin dengan turnover intention
Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin merupakan salah
satu faktor yang diduga berhubungan dengan keinginan pindah kerja turnover intention yang berasal dari perawat yang bersangkutan.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa perawat yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 perawat 44 dan perawat berjenis kelamin
perempuan sebanyak 47 perawat 56. Hasil uji statistik didapatkan bahwa perawat dengan jenis kelamin laki-laki memiliki niat untuk pindah bekerja
sebanyak 23 perawat 62.2 dan perawat perempuan yang memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
sebanyak 22 perawat 46.8 dengan P value 0,238 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan keinginan
pindah kerja turnover intention perawat. Tidak ada perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan
dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan
73
kompetitif, motivasi, sosial dan kemampuan untuk belajar. Namun studi psikologi menemukan bahwa perempuan lebih bersedia mematuhi
wewenang, sedangkan laki-laki lebih agresif dan lebih besar kemungkinan daripada perempuan dalam memiliki pengharapan untuk sukses.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Robbins 2001 yang menyatakan bahwa tingkat turnover pada karyawan wanita lebih tinggi
daripada karyawan pria. Begitu juga menurut Howards S. Rowland dan Beatrice L. Rowland 1984 menyatakan bahwa turnover rate pekerja wanita
lebih tinggi dari pada pekerja laki-laki. Disarankan kepada RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa agar
lebih ketat dalam memberikan peraturan-peraturan kepada perawat baik itu untuk perawat laki-laki maupun perawat perempuan.
6.3.3 Gambaran hubungan status perkawinan dengan turnover
intention
Status perkawinan memerlukan tanggungjawab dan membuat pekerjaan menjadi lebih berharga dan sangat penting. Perawat yang sudah
menikah mengalami pergantian yang lebih rendah dibandingkan dengan perawat yang sudah menikah. Hal ini dikarenakan bahwa perawat yang sudah
menikah memiliki tanggungjawab yang besar untuk keluarganya, berbeda halnya dengan perawat yang belum menikah. Perawat yang belum menikah
masih memiliki kebebasan untuk mencoba berpindah bekerja ke tempat- tempat lain karena belum memiliki tanggungjawab untuk keluarga.