Definisi Operasional Faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Sehat Terpadu DD Tahun 2014

xx Lampiran 3 Output Univariat Lampiran 4 Output Bivariat 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO World Health Organization, Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna komprehensif, penyembuhan penyakit kuratif dan pencegahan penyakit preventif kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat peneilitian medik. Berdasarkan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rumah sakit berfungsi memberikan pelayanan kepada pasien mulai dari pengobatan sampai dengan tempat penelitian baik medis maupun nonmedis. Turnover perawat menjadi tantangan yang serius terhadap efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan. Hasil survey terhadap 100 orang perawat pada suatu rumah sakit besar di Singapura menunjukkan hasil bahwa turnover perawat penyebabnya antara lain adanya tekanan dalam melaksanakan pekerjaan, tidak adanya komitmen profesional yang signifikan, dan tidak adanya komitmen dari organisasi serta kepuasan kerja. Turnover perawat dapat didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan seorang perawat dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Tingginya tingkat turnover di keperawatan, merupakan tantangan yang besar bagi para manajer 2 keperawatan dalam rangka pengembangan staf. Di Amerika, penarikan diri para pekerja ini 15 kali lebih banyak di usia 35, tidak terkecuali juga terjadi pada para perawat. Tingkat presentase turnover di komunitas tenaga perawat lebih besar dibandingkan dengan pekerja wanita di lain profesi Institute of Medicine, 1983; Price and Mueller, 1981, dalam Gillies, 1994. Dengan tingkat turnover tahunan perawat rumah sakit berkisar antara 20-70 Russel 2006, RS Agung Jakarta angka turnover mencapai 26.9-40.5 pada tahun 2001, RS Harapan Bunda Batam angka turnover 13 pada tahun 2005 dan meningkat pada tahun 2006 menjadi 23. Menurut Gaurke 1977 dalam Gillies 1994 mengatakan bahwa angka optimum perpindahan tenaga pertahun untuk suatu organisasi adalah 5-10. Di Indonesia turnover perawat sering terjadi pada rumah sakit swasta, karena rumah sakit swasta adalah suatu bentuk perusahaan yang mempunyai aturan dan pedoman ataupun komitmen yang diatur secara internal yang tidak memperhitungkan unsur manfaat biaya dan efektifitas biaya bagi perawatnya. Dipihak lain tuntutan akan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat mengharuskan perawat bekerja secara profesional dengan beban kerja yang tinggi. Ada dua kategori turnover menurut Robbins 1996 yaitu turnover dengan sukarela dimana perawat tersebut pindah dari tempat kerjanya karena menikah, menjadi ibu rumah tangga, atau pindah kota. Kategori lainnya adalah turnover terpaksa seperti pensiun, meninggal atau mengikuti pekerjaan pasangannya. Menurut Benson 1976 dalam Gillies 1994 menyatakan bahwa 3 turnover rate tahunan pada industri kesehatan rata-rata 23 dari keseluruhan karyawan, dan 50nya adalah turnover. Perawat merupakan salah satu tenaga terbanyak di rumah sakit. Karena jumlahnya yang banyak, perawat merupakan salah satu tenaga medis dengan angka turnover yang tinggi pada suatu rumah sakit. Hart 2005 dalam jurnalnya yang berjudul Iklim Etnik Rumah Sakit dan Perawat Berkeinginan Pindah Bekerja menyebutkan bahwa angka turnover perawat di Rumah Sakit adalah yang tertinggi dibanding dengan pekerjaan lain yang serupa pekerjaan yang menerapkan kemampuan teknis. Masih pada jurnal yang sama, Joint Commission on Accreditation of Health Care Organizations JCAHO pada tahun 2002 menyebutkan bahwa angka turnover perawat berkisar antara 18- 26 pertahunnya. Penelitian Elizabeth 2012 mengungkapkan bahwa tingkat turnover perawat di salah satu rumah sakit X pada tahun 2008 sebesar 15,27 yang kemudian meningkat tajam pada tahun 2009 menjadi 20. Tingginya angka turnover tentunya akan menambah beban cost pada rumah sakit, karena rumah sakit harus melakukan training kepada perawat-perawat yang baru. Sebuah penelitian menujukkan bahwa rumah sakit menghadapi masalah yang serius ketika kehilangan satu dari lima perawat yang alasannya selain pensiun Aiken, Clarke, Sloane, Sochalski, dan Silber, 2002 dalam jurnal Hart, 2005. Perawat yang sudah lebih lama bekerja tentunya akan lebih mahir dan lebih berkompeten. Ketika perawat tersebut memutuskan untuk pindah, akan sulit mencari pengganti perawat yang keluar tersebut. Selain itu, keluarnya perawat yang berpengalaman, memiliki kinerja dan kompetensi yang lebih baik dari perawat lain akan mempengaruhi efektivitas rumah sakit. 4 Turnover perawat di rumah sakit memang bukan hal yang mudah. Diperlukan perhatian yang lebih karena turnover dapat merugikan organisasi, baik dari segi biaya, sumber daya, maupun efektifitas keperawatan itu sendiri. Dari segi biaya, rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk merekrut perawat-perawat baru, dan melakukan training untuk perawat-perawat baru. Dari segi sumber daya, rumah sakit kehilangan perawat yang sudah lebih lama bekerja di rumah sakit, itu berarti rumah sakit kehilangan sumber daya yang kompeten, dan tidaklah mudah untuk mencari perawat baru yang dapat menggantikan perawat kompeten yang mengundurkan diri tersebut. Turnover juga merugikan efektifitas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit. Perawat-perawat baru tentunya membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan membangun kerjasama tim yang baik dalam bekerja. Hal tersebut tentunya akan mengurangi efektifitas keperawatan itu sendiri. Di Indonesia, masalah turnover di rumah sakit sering kali terabaikan. RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa RST-DD sebagai salah satu rumah sakit swasta berbasis nirlaba diperuntukkan bagi kaum dhuafa selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya. Untuk itu RST-DD menganggap bahwa kualitas SDM merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Profesionalisme serta keahlian yang tinggi tenaga perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa berusaha dan terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya. Akan tetapi, dalam pencapaian tujuan tidak jarang muncul berbagai masalah diantaranya turnover pada perawat atau keluarnya perawat.