Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Izin Poligami

Dengan alasan di atas hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk melakukan poligami. Pertimbangan hukum yang digunakan adalah: Menimbang, bahwa pemohon dan termohon telah menghadap sendiri di persidangan. Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 130 HIR Jo. Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang No 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan kedua pihak baik langsung maupun melaui mediasi, namun tidak berhasil. Menimbang, bahwa inti alasan izin poligami pemohon ingin punya anak laki-laki sedangkan termohon sudah disteril sehingga tidk mungkin dapat melahirkan anak laki-laki sedangkan pemohon masih menginginkanya dan pemohon sudah menjalin hubungan cinta dengan calon isteri yang bernama Pedih Priyatin Binti Sumarjo selama 1 tahun, pemohon berpenghasilan rata-rata Rp.15.000.000 lima belas juta. Termohon telah menyetujui pemohon melakukn poligami dengan Pedih Priyatin Binti Sumarjo. Menimbang, bahwa untuk melakukan poligami harus memenuhi salah satu syarat alternatif sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 57 ayat 2 kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa Allah SWT telah berfirman dalam Surat 4 annisa Ayat 3:                                Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. 3. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri. tidak dapat banyak melahirkan keturunan. 1061Pdt.G2013PA JS. Dengan alasan di atas hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk melakukan poligami. Pertimbang hukum yang digunakan adalah: Menimbang, bahwa majelis Hakim berusaha menasehati dan memberikan pandangan kepada pemohon dan termohon tentang konsekuensi dan resiko hidup berpoligami dan telah pula memberikan nasehat serta pandangan kepada calon isteri pemohon, namun tetap pada permohonannya. Menimbang, bahwa dalil pemohon mengajukan izin poligami pada pokoknya adalah karena selama 14 tahun pernikahan pemohon dengan termohon hanya mempunyai satu orang anakketurunan, meskipun pemohon dan termohon telah berusaha berobat namun belum juga berhasil dan maksud pemohon berpoligami adalah untuk menambah keturunan, sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat 2 huruf c Undang-undang Nomor 1 tahun1974 jo 41 huruf a peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 57 huruf c Kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, majelis hakim menilai secara yuridis permohonan izin poligami yang diajukan oleh pemohon merujuk pada ketentuan Pasal 4 ayat 1 dan 2 dan Pasal 5 Undang-undang Nomor : 1 Tahun 1974 jo Pasal 40 dan 41 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, jo Pasal 56 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tersebut di atas, maka pengadilan berkesimpulan permohonan pemohon telah memenuhi alasan sebagaimana termaktub dalam Pasal 4 dan 5 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 41 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 57 Intruksi Presden Nomor : 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, maka petitum angka dua dalam permohonan pemohon harus dikabulkan dengan memberi izin kepada pemohon untuk beristeri lagi dengan seorang wanita bernama Chairunnisa binti Syd Saleh Ahmad Calon Isteri ke-2 Pemohon. 4. Isteri sampai saat ini belum mampu memberikan keturunan untuk suami. 1114Pdt.G2013PA JS. Dengan alasan di atas hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk melakukan poligami. Pertimbang hukum yang digunakan adalah: Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 2 Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 dinyatakan “pengadilan hanya memberikan izin kepada suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila : a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibanya sebagai isteri, b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan. Menimbang, bahwa berdasarkan, fakta di persidangan terbukti termohon sampai saat ini belum mampu memberikan keturunan untuk pemohon padahal pemohon dan termohon telah menikah selama lebih kurang 9 tahun lamanya dan disisi lain pemohon dan termohon telah berusaha untuk memperoleh keturunan, dengan fakta tersebut bahwa syarat untuk berpoligami dipandang terpenuhi sebagaimana pasal 4 ayat 2 huruf c Undang- undang Nomor 1 tahun 1974. Menimbang, bahwa meskipun Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 memberi syarat berat bagi seorang pria untuk berpoligami semata-mata untuk kemaslahatan dan bilamana seorang wanita dalam hal ini isteri telah membolehkan suaminya untuk berpoligami bahwa wanita bilamana yakin bahwa suami akan berlaku adil dan berbuat maslahat terhadap dirinya, maka permohonan pemohon untuk berpoligami sepatutnya dapat dipertimbangkan. Memperhatikan ayat Al- qur‟an Surat Annisa ayat 3, yaitu:                                Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil,Maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Menimbang, bahwa ternyata berdasarkan fakta tersebut diatas, ternyata antara pemohon dan termohon telah memperoleh harta bersama, sehingga petitum angka 3 patut dikabulkan. 5. Suami merasa tidak dapat terlayani secara sempurna dari isteri terutama dalam hal pelayanan nafkah batin atau pelayanan kebutuhan biologis. 1164Pdt.G2013PA JS. Dengan alasan di atas hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk melakukan poligami. Pertimbang hukum yang digunakan adalah: Menimbang, bahwa majelis hakim adalah suami istri yang sah. Menasehati pemohon agar rukun dan membina rumah tangganya dengan perkawinan hanya seorang istri, namun pemohon tetap ingin melanjutkan permohonanya untuk menikah lebih dari seorangpoligami, demikian pula termohon merasa tidak keberatan dan setuju dengan keinginan pemohon tersebut. Pemohon dan termohon telah disampaikan pula untuk melakukan mediasi sebagaimana maksud PERMA RI. NO. 1 Tahun 2008 tentang proses mediasi di pengadilan, namun upaya tersebut tidak berhasil, maka dibacakanlah permohonan pemohon menyatakan tetap pada permohonannya. Menimbang, bahwa yang menjadi permasalahan adalah pemohon telah menikah dengan termohon, telah menjalani kehidupan sebagai suami isteri, telah melahirkan empat orang anak, namun pemohon merasa tidak dapat terlayani secara sempurna dari termohon terutama dalam hal pelayanan nafkah batin atau pelayanan kebutuhan biologis. Sedangkan pada sisi yang lain pemohon merasa perlu menjaga dan menghindar dari hal-hal yang tida k sesuai dengan syari‟at Islam. Menimbang, bahwa oleh karena itu permohonan pemohon untuk menikah lebih dari seorangpoligami dengan shinta Rahayu binti In Suwondo telah memenuhi ketentuan perundang-undangan khususnya Pasal 5 Ayat 1 huruf a Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Jo. Pasal 42 ayat 1 PP No.9 Tahun 1975, tentang pelaksanaan UU. RI. Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 58 ayat 1 huruf a Inpres No 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam.

E. Analisis Penulis Tentang Alasan Pemberian Izin Poligami

1. Isteri tidak bisa lagi melayani suami dalam hal hubungan suami isteribiologis pasca melahirkan 10 tahun lalu. Penulis setuju dengan putusan Majelis Hakim yang mengabulkan permohonan pemohon. Semua syarat mengajukan poligami telah dipenuhi oleh pemohon, seperti: telah terbukti di persidangan dengan adanya pernyataan secara lisan dari termohon, dan pemohon telah mengajukan alat-alat bukti, serta adanya keterangan para saksi. Dalam kasus ini isteri sudah bisa melahirkan anak, hanya saja setelah melahirkan, isteri tidak melayani suami dalam hal hubungan suami isteri karena trauma setelah melahirkan 10 tahun lalu. Alasan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 41 Pengadilan kemudian memeriksa mengenai: 1. Ada atau tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami kawin lagi, ialah: a. Bahwa isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri. b. Bahwa isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. c. Bahwa isteri tidak dapat melahirkan keturunan. 2. Ada atau tidaknya persetujuan dari isteri, baik persetujuan lisan maupun tertulis, apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan, persetujuan itu harus diucapkan didepan sidang pengadilan. 3. Ada atau tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak, dengan memperlihatkan: a. Surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditanda-tangani oleh bendahara tempat bekerja atau. b. Surat keterangan pajak penghasilan atau. c. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh Pengadilan. 45 Dengan demikian apabila poligami sudah menjadi keinginan semua pihak, hal ini bisa dikabulkan. 2. Suami hendak berpoligami karena beralasan ingin memiliki putra anak laki-laki yang selama ini didambakannya. Penulis setuju dengan pertimbangan yang digunakan hakim dalam mengabulkan permohonan izin poligami. Alasan yang digunakan suami melakukan izin poligami karena suami ingin punya anak laki-laki sedangkan isteri sudah disteril sehingga tidak mungkin dapat melahirkan anak laki-laki sedangkan pemohon masih menginginkanya dan pemohon sudah menjalin hubungan cinta dengan calon isteri. Perkawinan sebagai sarana halal untuk mencetak generasi-generasi baru yang akan menentukan keturunan, oleh karena itu salah satu tujuan 45 Manfiroceanscienceoflaw, “poligami menurut uu no 1 tahun 1974”, artikel diakses pada 9 Februari 2015 dari http:manfiroceanscienceoflaw.blogspot.com201201poligami-menurut-uu- no-1-tahun-1974.html. perkawinan yaitu memperhatikan dari segi reproduksi. Dalam hal ini padahal pemohon dan termohon sudah mempunyai anak perempuan, Tetapi suami sangat ingin mempunyai anak laki-laki, tentu hal ini bisa dimaklumi. Dan dalam hal ini pemohon mampu menjamin bahwa syarat kumulatif dapat dipenuhi, seperti pada pasal 5 2 huruf c Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 58 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam “Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka .” Dilihat dari segi kemanfaatan dan demi memenuhi rasa keadilan bagi kedua belah pihak, serta mengingat kaidah fiqhiyyah sebagai berikut: لاغ ة سْفملا عْفد ِ ٌق ٌةح ْ مو ٌة سْفم راعت ا إف حلا ملا بْ ج ْنم ىلْوا سافملا ءْرد ااً “Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik mashlahah dan apabila berlawanan antara yang mafsadah dan mashlahah maka yang didahulukan adalah menolak mafsadahnya”. 3. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri. tidak dapat banyak melahirkan keturunan. Penulis kurang setuju dengan adanya keinginan suami untuk melakukan poligami dengan alasan ini sehingga seyogyanya permohonan ini ditolak. Untuk alasan tidak dapat banyak melahirkan keturunan tidak boleh dijadikan seorang suami untuk berpaling kepada perempuan lain. Hal ini akan menyakitkan hati wanita yang menjadi isteri. Seorang isteri