Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Asuransi Kesehatan Fasilitas Kesehatan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Belawan.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era Jaminan Kesehatan Nasional JKN di Puskesmas Belawan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional. 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam mendukung fungsi utama puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional. 3. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Belawan dalam upaya peningkatan pelayanan promotif dan preventif melalui pengoptimalan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. 4. Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat terutama di bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era Jaminan Kesehatan Nasional. 5. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Insurance 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi menurut Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian adalah sebagai berikut “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan UU RI No. 2 Tahun 1992 .” „Penanggung‟ dalam definisi itu adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU No. 21992 Darmawi, 2000.

2.1.2 Manfaat Asuransi

Asuransi mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai berikut: 1. Asuransi melindungi risiko investasi. 2. Asuransi sebagai sumber dana investasi. 3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit. 4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran. 5. Asuransi mengurangi biaya modal. Universitas Sumatera Utara 6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan. 7. Asuransi dapat meratakan keuntungan. 8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional. 9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian. 10. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan Darmawi, 2000. 2.1.3 Asuransi Komersial dan Sosial Asuransi komersial adalah asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta atas keikutsertaan masyarakat secara sukarela. Bentuk program yang dilayani tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan tertanggung yang ditentukan dalam perjanjian. Dalam bidang asuransi kesehatan, seseorang dapat mengikuti suatu program yang biayanya akan dibebankan atau dibayar kembali oleh perusahaan. Besarnya pertanggungan sesuai dengan pilihan tertanggung dan premi yang dibayar tertanggung setiap bulan atau setiap tahunnya. Untuk menjadi anggota tertanggung seseorang harus memenuhi persyaratan tertentu Darmawi, 2000. Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi Kemenkes, 2014. Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya UU SJSN No. 40 Tahun 2004. Berbeda dengan asuransi komersial, asuransi sosial hanya mencakup perlindungan dasar yang biasanya ditentukan dalam peraturan perundangan Universitas Sumatera Utara Darmawi, 2000. Kelebihan sistem asuransi sosial dibandingkan dengan asuransi komersial antara lain: Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial Asuransi Sosial Asuransi Komersial Kepesertaan bersifat wajib kepesertaan bersifat sukarela Non profit Profit Manfaat komprehensif Manfaat sesuai premi yang dibayarkan Sumber: Kementerian Kesehatan 2014

2.2 Asuransi Kesehatan

Salah satu masalah yang perlu kita antisipasi adalah pembiayaan kesehatan di masa depan. Beberapa alasan dapat dikemukakan, antara lain pertimbangan aspek pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan demand masyarakat, teknologi kedokteran serta pertumbuhan “industri” kedokteran sendiri, di mana peranan swastaPMDNPMA akan semakin berat, sementara subsidi pemerintah semakin menurun, sehingga kenaikan biaya pelayanan kesehatan pasti akan menjadi beban yang semakin berat bagi sebagian besar masyarakat Sulastomo, 2000. Asuransi kesehatan merupakan pilihan satu-satunya dalam pengembangan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Alasannya, biaya kesehatan terutama di masa depan akan mencapai jumlah yang besar. Dengan demikian, biaya kesehatan tidak akan mungkin dibebankan kepada pemerintahperusahaan saja, tetapi juga harus diorganisir berdasar kegotong-royongan masyarakat dan pemerintah. Masyarakat yang kuat dan sehat harus membantu yang lemah atau sakit Sulastomo, 2000. Universitas Sumatera Utara Asuransi kesehatan adalah asuransi yang memberikan penggantian biaya kesehatan. Yang termasuk biaya kesehatan ada tiga, yaitu: 1. Pemeliharaan kesehatan. 2. Perawatan. 3. Pengobatan. Asuransi kesehatan tidak mengganti biaya pemeliharaan kesehatan, melainkan hanya mengganti biaya perawatan dan pengobatan Senduk, 2009.

2.3 Sistem Jaminan Sosial Nasional

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Kemenkes, 2014.

2.3.1 Pengertian Jaminan Sosial

Menurut ILO 1998, Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk masyarakat melalui seperangkat kebijaksanaan publik terhadap tekanan tekanan ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan sistem jaminan sosial akan menimbulkan hilangnya sebagian pendapatan sebagai akibat sakit, persalinan, kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, cacat, hari tua dan kematian dini, perawatan medis termasuk pemberian subsidi bagi anggota keluarga yang membutuhkan Soekamto, dkk., 2006. Pengertian jaminan sosial menurut ILO tersebut masih bersifat universal sehingga dalam implementasinya harus disesuaikan dengan berbagai pendekatan yang berlaku di setiap negara Soekamto, dkk., 2006. Menurut Purwoko 1999, Universitas Sumatera Utara pengertian jaminan sosial sangat beragam. Dilihat dari pendekatan asuransi sosial, maka berarti jaminan sosial sebagai teknik atau metoda penanganan risiko hubungan industrial yang berbasis pada hukum bilangan besar law of large numbers. Dari sisi bantuaan sosial , maka jaminan sosial berarti sebagai dukungan pendapatan bagi komunitas kurang beruntung untuk keperluan konsumsi. Karena itu, maka jaminan sosial berarti sebagai: a. salah satu faktor ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan subsidi atau koneksi untuk redistribusi pendapatan; b. instrumen negara untuk redistribusi risiko sosial-ekonomi melalui tes kebutuhan means-test application, yaitu tes apa yang telah dimiliki peserta baik berupa rekening tabungan maupun kekayaan ril; c. program pengentasan kemiskinan yang ditindak-lanjuti dengan pemberdayaan komunitas; dan d. sistem perlindungan dasar untuk penanggulangan hilangnya sebagian pendapatan pekerja sebagai konsekuensi risiko industrial Soekamto, dkk., 2006.

2.3.2 Fungsi Jaminan Sosial

Jaminan sosial memiliki tiga pilar jaminan sosial yang terdiri dari: 1 Bantuanpelayanan sosial. Sistem ini didanai dari sumber pajak oleh negara atau sumbangan dari pihak yang mempunyai status ekonomi yang kuat. Universitas Sumatera Utara 2 Tabungan wajib. Setiap orang diwajibkan menabung untuk dirinya sendiri provident fund sebagaimana dilaksanakan dalam Jaminan Hari Tua Jamsostek atau sebagian jaminan pensiun Taspen. 3 Asuransi sosial. Dimana setiap orang mengiurberkontribusi atau membayar premi yang sifatnya wajib. Bisa juga premiiuran dibayarkan oleh pihak lain atau eleh pemerintah bagi mereka yang miskin. Sistem asuransi sosial ini paling baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling banyak digunakan di dunia Soekamto, dkk., 2006. Sebagai sistem perlindungan dasar untuk masyarakat pekerja termasuk masyarakat luas yang mengalami musibah atau kemalangan baik yang disebabkan karena peristiwa hubungan industrial atau di luar hubungan industrial seperti kemiskinan, manfaat jaminan sosial mencakup: a. Santunan tunai untuk dukungan pendapatan pencari nafkah utama; b. Kompensasi finansial untuk korban kasus kecelakaan kerja dan kematian dini; c. Manfaat pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu Soekamto, dkk., 2006.

2.4 Jaminan Kesehatan Nasional JKN

2.4.1 Pengertian Jaminan Kesehatan

Definisi jaminan kesehatan dalam bahasa Indonesia mempunyai beberapa pengertian karena kata jaminan dapat berasal dari guanrantee atau warranty dan Universitas Sumatera Utara dapat berasal dari terjemahan bahasa inggris insurance atau asuransi Soekamto, dkk., 2006 “Jaminan kesehatan adalah sebuah sistem yang memungkinkan seseorang terbebas dari beban biaya berobat yang relatif mahal yang menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar hidup lain makan, sekolah, bekerja, dan bersosialisasi ” Soekamto, dkk, 2006.

2.4.2 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional JKN

Jaminan Kesehatan Nasional JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib mandatory berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak Kemenkes, 2014.

2.4.3 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional JKN

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 dua jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan Kemenkes, 2014. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis Kemenkes, 2014. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN berikut: 1 Prinsip kegotongroyongan Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong-royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2 Prinsip nirlaba Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari laba for profit oriented. Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. 3 Prinsip portabilitas Universitas Sumatera Utara Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4 Prinsip kepesertaan bersifat wajib Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN dapat mencakup seluruh rakyat. 5 Prinsip dana amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta. 6 Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar besar kepentingan peserta Kemenkes, 2014.

2.4.5 Beberapa Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional

Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam Peraturan Universitas Sumatera Utara Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan .” Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan kesehatan perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan .” Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1. Administrasi pelayanan; 2. Pelayanan promotif dan preventif; 3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; 6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi. Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FTKP milik Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana kapitasi JKN di FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud Universitas Sumatera Utara meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang- kurangnya 60 enam puluh persen dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial membuat Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang menjelaskan kepesertaan, iuran kepesertaan jaminan kesehatan, penyelenggara pelayanan, peningkatan mutu dan penambahan manfaat jaminan kesehatan, kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta pelaporan dan utilization review.

2.5 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, danatau Masyarakat. 1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik tingkat pertama meliputi pelayanan rawat jalan dan Universitas Sumatera Utara rawat inap. Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah: 1 Rawat Jalan Tingkat Pertama a. Puskesmas atau yang setara; b. praktik dokter; c. praktik dokter gigi; d. klinik Pratama atau yang setara termasuk fasilitas kesehatan tingkat pertama milik TNIPOLRI;dan e. Rumah sakit Kelas D Pratama atau yang setara. 2 Rawat Inap Tingkat Pertama Fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan fasilitas rawat inap BPJS, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. 2. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus. 2.6 Puskesmas 2.6.1 Definisi Puskesmas

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 2

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 15

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 22

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 37

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 4 3

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Belawan Tahun 2014

0 0 13