Pernyataan Informan tentang Bentuk Kegiatan Pomotif dan Preventif

4.3.7 Pernyataan Informan tentang Bentuk Kegiatan Pomotif dan Preventif

yang Dilakukan Serta PencatatanPelaporan Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Bentuk Kegiatan Pomotif dan Preventif yang Dilakukan serta PencatatanPelaporan Informan Pernyataan Informan 3 Penyuluhan, baik di posyandu maupun di poli gigi. Ada SPT- nya untuk pengurusan dana. Kalau penyuluhan di poliklinik tidak dibukukan. Selain itu, kami melakukan UKGMD untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi. Informan 4 Yaa paling penyuluhan di posyandu. Home visit TB mangkir dan gizi burukgizi kurang. Selain itu, kami melakukan pembinaan pustu. Dicatat aja untuk laporan tiap bulan ke Dinkes. Kader posyandu dapet dana, sebelum dan sesudah posyandu. Informan 5 Penyuluhan di kelompok ibu-ibu hamil. Ada 6 kelompok bumil. Kami juga melakukan pembinaan kesehatan ibu dan anak di KPKIA, penyuluhan kesehatan balita di posyandu balita, dan sosialisasi HIVAIDS pada ibu hamil. Ada pencatatan hanya untuk laporan. Informan 6 Penyuluhan, bisa juga inform consent. Kalau UKP di ruang konseling. Peningkatan pengetahuan ibu hamil, kader kesehatan, dan kepling. Kemudian kami melakukan PSN DBD rutun peninjauan epidemiologi DBD, penyuluhan UKS, pembinaan sanitasikantin sekolah, pelatihan dokter kecil di sekolah, pembinaan hygine dan sanitasi di rumah-rumah makan, pembinaan pustu, sosialisasi bahaya narkoba, sosialisasi keluarga sadar gizi, sosialisasi HIVAIDS pada ibu hamil dan anak-anak sekolah, sosialisasi sanitasi dan kesehatan lingkungan, dan penyuluhan penyakit menular. Laporan ada. Untuk pengurusan dana ada, sekalian laporan SPT. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa bentuk kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan tenaga kesehatan yaitu penyuluhan kesehatan dan bisa juga inform consent. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di posyandu balita, posbindu, sekolah-sekolah, tempat-tempat makan, dan di ruang konseling puskesmas. Pelayanan promotif dan preventif yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan KIA, imunisasi, dan pemantauan gizi buruk di posyandu balita, peningkatan pengetahuan ibu hamil, kader kesehatan, dan kepling di KPKIA dan ruang konseling Universitas Sumatera Utara puskesmas, sosialisasi HIVADIS pada ibu hamil dan anak-anak sekolah, sosialisasi keluarga sadar gizi, sosialisasi bahaya narkoba pada anak-anak sekolah, pelatihan dokter kecil, penyuluhan UKS, pembinaan sanitasikantin sekolah, pembinaan hyginesanitasi di tempat-tempat makan, UKGMD untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi, PSN DBD rutin, melaksanakan peninjauan epidemiologi DBD, pembinaan pustu, penyuluhan penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta sosialisasi sanitasi dan kesehatan lingkungan. Untuk kegiatan penyuluhan selalu dibuat laporan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Selain itu, Upaya Kesehatan Perorangan UKP yaitu home visit TB mangkir, home visit gizi burukgizi kurang, serta konseling pengetahuan masyarakat tentang penyakit tidak menular di POSBINDU. Jika ada Surat Perintah Tugas SPT, maka dapat dibuat laporan untuk pengurusan dana. 4.3.8 Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang dapat Mengganggu Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang dapat Mengganggu Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Informan Pernyataan Informan 2 Lebih enak dengan adanya JKN, lebih mudah memanggil orang dan bersosialisasi. Informan 3 a Minimnya SDM. b Kalau dari eksternalnya, ada masyarakat yang apatiscuek terhadap kesehatan gigi. Informan 4 Kalau tantangannya itu biasanya dari masyarakatnya. Kadang ada pasien yang tidak terdaftar peserta JKN di Puskesmas Belawan, tapi ingin berobat disini. Kemudian si pasien tidak terima jika diarahkan ke puskesmas di wilayah tempat dia tinggal. Aku pun masih kurang ngerti tentang BPJS, masih bingung, masih kurang jelas. Informan 5 a Tantangannya internalnya, SDM-nya masih kurang. Kita penyuluhnya hanya beberapa. Universitas Sumatera Utara b Wilayah kerja yang cukup luas, sehingga kadang-kadang kita sulit, jauh, dan suka banjir. Biasanya banjir pasang, karena keadaan geografisnya itu kan. Informan 6 a Tantangan internal, pada saat mau keluar, ada kerjaan yang tetap harus di-handle. Kan di Puskesmas Belawan tenaga kesehatan gak begitu banyak, jadi tumpang tindih. Dia yang nyuntik dan mengobati, dia juga yang menyuluh. Satu orang itu dipadah-padahin. b Tantangan eksternal? Hmm.. apa ya.. paling soal jarak yang mau ditempuh. Kan Belawan jauh, ujung-ujung gitu. Daerahlokasi yang mau dituju sulit dijangkau, sulit kendaraan, aksesnya sulit mesti naik RBT berkali-kali karena ke palung-palung. Terus kalau kita menyuluh, masyarakatpasien sering bilang “beluum..” melakukan yang sudah kami informasikan berkali-kali. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tantangan internal yang dihadapi adalah kurangnya kualitas SDM kesehatan, sehingga pekerjaan menjadi tidak proporsional akibat terbenturnya jadwal penyuluhan dengan jadwal kerja di puskesmas. Tantangan eksternal yang dihadapi yaitu wilayah Belawan yang cukup luas, seringnya terjadi banjir pasang karena keadaan geografis yang dekat dengan laut, dan kesulitan akses ke daerahlokasi penduduk untuk mengadakan penyuluhan atau home visit. Selain itu, tantangan eksternal datang dari pasien atau masyarakat yang sulit menangkap informasi kesehatan yang diberikan oleh penyuluhtenaga kesehatan dan sulit mengubah perilaku kesehatan masyarakat agar hidup bersih dan sehat. Selain itu, tantangan eksternal yang dihadapi Puskesmas Belawan adalah belum semua peserta JKN berobat sesuai di FKTPpuskesmas tempat peserta terdaftar. Universitas Sumatera Utara 4.3.9 Pernyataan Informan tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Internal dan Eksternal Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Internal Dan Eksternal Informan Pernyataan Informan 2 Menyediakan uang transport. Biasanya jika ada yang diberi, masyarakat banyak yang datang ke penyuluhan. Informan 3 Meminta SDM ke Dinas Kesehatan, ehmm terus berusaha mengumpulkan masyarakat agar datang pada saat posyandu. Informan 4 Pelan-pelan memberitahukan pasien, sabar dalam memberikan penjelasan. Informan 5 Kalau misalnya ada banjir, waktunya diundur. Kerjasama dengan kader, kader kan perpanjangan tangan kita. Kalau untuk SDM sedang sekolah menjalani pendidikan. Informan 6 Yaa seperti umpamanya kadang kalau kita mau minta tolong kepada nakes untuk menyuluh, kita siapkan folder-folder untuk penyuluhan. Agar nakes yang mau berangkat tahu apa yang harus disampaikan. Untuk mengatasi kendala eksternal, harus tetap berjuang, harus ditempuh jalan yang susah itu, memang kita harus kesitu jalannya, Belawan memang seperti itu, dan gak bosen-bosen ngasih info ke masyarakat. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan internal adalah dengan membuat permohonan ke Dinas kesehatan untuk meningkatkan SDM kesehatan di puskesmas. Sementara itu, strategi untuk menghadapi tantangan eksternal yaitu dengan mengundur waktu apabila terjadi banjir pasang atau bekerja sama dengan kader supaya turun ke lapangan apabila nakes di puskesmas berhalangan hadir. Kemudian mempersiapkan materi untuk penyuluh pengganti agar mengetahui apa saja yang harus disampaikan kepada masyarakat. Untuk menghadapi akses yang sulit, tenaga kesehatan puskesmas hanya tetap menjalani apa yang menjadi kewajiban dengan sabar dan tidak pernah jenuh memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat Belawan. Universitas Sumatera Utara 4.3.10 Pernyataan Informan tentang Saran Untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era JKN di Puskesmas Belawan Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang Saran Untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era JKN di Puskesmas Belawan Informan Pernyataan Informan 2 Peningkatan SDM. Informan 3 Saya mau permintaan dan peningkatan kualitas SDM untuk melakukan penyuluhan kesehatan gigi. Dokter Gigi Cuma 2 orang, macem mana mau ngasih penyuluhan ke banyak tempat. Kalau saya sempat, saya ke posyandu, tapi kalau banyak pasien di poli ya gak bisa lah. Informan 4 Tenaga kesehatan ditambah, sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dilengkapi. Informan 5 Yaa buat kami bidan sering-sering pelatihan, ya kan, ada info-info terbaru, kasihlah kami penyegaran-penyegaran. Pengetahuan kan berkembang dengan pesat ya. Kalau gak dilatih setiap, saat setiap waktu ada info-info terbaru, mana tau? Ya kan? Belum lagi yang gaptek ini. Informan 6 Apa ya.. lebih ke alat-alat untuk promkes. Selama ini selalu poster, leaflet, dan lembaran brosur. Maunya kita kasih phantom atau alat yang mewakili untuk penyuluhan tentang reproduksi. Kalau leaflet kan habis dibaca biasanya dibuang. Pengennya bikin media promkes berupa gantungan kunci, jadi orang kapan pun bisa baca. Contoh, gantungan kunci mengenai HIVAIDS dan bahaya merokok. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saran-saran yang diberikan oleh para tenaga kesehatan ialah permintaan untuk peningkatan tenaga kesehatan dan kualitas SDM, pelengkapan saranaprasarana dan peralatan kesehatan, adakan pelatihan, dan media-media promosi kesehatan yang lebih bervariasi. 4.3.11 Pernyataan Informan Pasien tentang Pelayanan Promotif dan Preventif dan Anjuran yang Diberikan oleh Dokter Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Pasien tentang Pelayanan Promotif dan Preventif serta Anjuran yang Diberikan oleh Dokter di Puskesmas Belawan Informan Pernyataan Informan 7 a Enggak tau. b Jangan minum kopi, daun ubi juga tidak boleh. Universitas Sumatera Utara Informan 8 a Gak tau. b Pelayanannya bagus. Diberikan anjuran, jangan sering kena kipas angin. Informan 9 a Gak tau. b Iya, jangan makan es, banyak minum air putih. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien tidak tahu apa itu pelayanan promotif dan preventif. Salah satu pasien mengatakan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan bagus. Untuk setiap kali setelah mengobati, dokter memberikan anjuran-anjuran agar penyakit tidak kambuh, baik kepada pasien peserta JKN, pengguna JAMKESMAS, maupun pasien umum non JKN. Universitas Sumatera Utara 69 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Masukan Input

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 2

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 15

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 22

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 37

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 4 3

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Belawan Tahun 2014

0 0 13