Pengaruh Salinitas Terhadap Tanaman

Buah cabai rawit mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap yakni kalori, protein, lemak, karbohidrat, mineral kalsium, fosfor, besi, vitamin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, misalnya oleoresin, capsaicin, bioflavonoid, minyak atsiri, karotenoid kapsantin, kapsorubin, karoten, dan lutein. Cabai rawit juga mengandung flavonoid, anti oksidan, abu dan serat kasar. Pada umumnya cabai mengandung 0,1-1 rasa pedas, yang disebabkan oleh kandungan zat capsaicin dan hidrocapsaicin. Dibandingkan dengan jenis cabai besar termasuk paprika, kandungan capsaicin dan hidrocapsaicin pada cabai rawit cukup tinggi sehingga cabai rawit memiliki rasa lebih pedas daripada jenis cabai lainnya Cahyono, 2003.

2.2 Pengaruh Salinitas Terhadap Tanaman

Salinitas merupakan tekanan lingkungan utama yang merugikan karena mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan metabolisme. Garam menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat mengganggu tekanan osmotik, toksisitas ion spesifik dan menyebabkan ketidakseimbangan ion Houimli et al. 2008. Sipayung 2003 menyatakan bahwa salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran dan pembelahan sel serta menghambat produksi protein. Tanaman yang mengalami stress garam umumnya tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang terhambat. Menurut Fitter dan Hay 1981, ion-ion yang umumnya dapat mencapai konsentrasi larutan yang cukup untuk menimbulkan masalah osmotik pada tanaman tanpa terlebih dahulu mempunyai toksisitas spesifik yang menimbulkan kematian adalah klorida dan sulfat. Kedua ion ini secara khusus berikatan dengan natrium sebagai kation. Natrium akan mempengaruhi sifat-sifat tanah jika terdapat dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah. Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui Universitas Sumatera Utara proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman. Sipayung 2003 menyatakan bahwa penyerapan natrium oleh partikel-partikel tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas. Dalam proses fisiologi tanaman, natrium dan klorida diduga mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman sehingga menyebabkan tanaman tahan terhadap kekeringan. Banyak tanaman yang tidak dapat bertahan dalam kondisi salinitas yang tinggi atau dapat bertahan hidup tetapi dengan penurunan hasil panen. Telah banyak dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman paprika Capsicum annuum mampu bertahan hidup pada kondisi salin namun mengalami penurunan hasil panen Houimli et al. 2008, demikian juga pada tanaman jawan Echinochola cruss-galii yang pertumbuhannya terhambat seiring dengan meningkatnya salinitas Darmanti, 1996. Hasil penelitian Yuniati 2004 menyatakan bahwa peningkatan kadar NaCl pada media tanam menghambat pertumbuhan kacang kedelai Glycine max meliputi penurunan tinggi tanaman dan berat kering akar. Menurut Sari et al. 2006, perlakuan salinitas konsentrasi 3000 ppm dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman jahe emprit Zingiber officinale var Rubrum yang ditunjukkan oleh berat basah, berat kering dan jumlah tunas tanaman. Semakin tinggi tingkat salinitas menyebabkan pertumbuhan tanaman jahe emprit terhambat. Shannon 1999 dalam Syakir et al. 2008 menyatakan bahwa salinitas dengan taraf sedang pada saat perkembangan buah dapat merubah bagian dari fotosintesis dan meningkatkan total padatan terlarut pada buah melon dan tomat. Salinitas menyebabkan bawang merah dapat berbunga lebih awal, sedangkan salinitas menunda waktu berbunga pada tanaman tomat. Menurut Sipayung 2003, tingkat stres yang dialami tanaman akibat salinitas berbeda-beda pada berbagai spesies dengan toleransi yang tidak sama terhadap konsentrasi garam yang berbeda. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian