4.7 Kandungan Klorofil
Analisis sidik ragam rata-rata kandungan klorofil tiga varietas cabai rawit Lampiran 7.a, 7.b, 7.c menunjukkan bahwa interaksi antara salinitas dan tiga
varietas cabai rawit berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil a namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil b dan jumlah klorofil total. Jumlah
klorofil total berbeda nyata hanya antar varietas saja. Pengaruh tingkat salinitas terhadap kandungan klorofil tiga varietas cabai rawit meliputi rata- rata jumlah
klorofil a, jumlah klorofil b dan jumlah klorofil total dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata jumlah klorofil a, klorofil b dan klorofil total mgl tiga
varietas cabai rawit pada berbagai tingkat salinitas
Varietas Konsentrasi NaCl ppm
Rata-rata klorofil a
2000 4000
6000 8000
10000 V1
Lokal 0,48
a
±0,07
0,47
a
±0,03
0,37
b
±0,09
0,37
b
±0,03
0,30
b
±0,09
0,20
c
±0,03
0,36
b
V2 Genie
0,54
a
±0,04
0,55
a
±0,05
0,38
b
±0,06
0,56
a
±0,03
0,41
b
±0,06
0,59
a
±0,06
0,50
a
V3 Bhaskara
0,50
a
±0,03
0,38
b
±0,05
0,37
b
±0,02
0,28
b
±0,007
0,20
c
±0,03
0,20
c
±0,05
0,32
b
Rata-rata
0,51
a
0,47
a
0,37
a
0,40
a
0,30
b
0,33
b
Rata-rata klorofil b
V1 Lokal
0,7
±0,25
0,5
±0,03
0,4
±0,09
0,3
±0,06
0,3
±0,03
0,2
±0,05
0,4 V2
Genie 0,6
±0,29
0,4
±0,03
0,5
±0,21
0,5
±0,02
0,4
±0,04
0,6
±0,09
0,5 V3
Bhaskara 0,3
±0,13
0,6
±0,25
0,5
±0,22
0,3
±0,09
0,2
±0,17
0,2
±0,08
0,35
Rata-rata
0,53 0,50
0,47 0,37
0,30 0,33
Rata-rata klorofil total
V1 Lokal
1,03
±0,23
1,02
±0,02
0,76
±0,02
0,75
±0,08
0,75
±0,08
0,43
±0,04
0,79
b
V2 Genie
1,29
±0,31
1,1
±0,21
1,1
±0,32
1,27
±0,12
1,34
±0,34
1,24
±0,03
1,22
a
V3 Bhaskara
1,02
±0,02
1,14
±0,18
0,92
±0,16
0,75
±0,08
0,56
±0,18
0,45
±0,18
0,81
b
Rata-rata
1,11 1,09
0,93 0,92
0,88 0,71
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah uji Duncan pada taraf 5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah klorofil a paling tinggi pada kombinasi perlakuan antara varietas Genie V2 pada tingkat
pemberian NaCl 10000 ppm yaitu 0,59 mgl, jumlah klorofil a tersebut tidak berbeda nyata dengan jumlah klorofil a pada kombinasi perlakuan antara V1, V2,
V3 dan tingkat pemberian NaCl 0 ppm, jumlah klorofil a pada kombinasi perlakuan V1 dan V2 pada tingkat pemberian NaCl 2000 ppm serta jumlah
klorofil a pada kombinasi perlakuan V2 dan tingkat pemberian NaCl 6000 ppm. Rata-rata jumlah klorofil a paling rendah pada kombinasi perlakuan antara
varietas Lokal V1 dan tingkat pemberian NaCl 10000 ppm serta kombinasi perlakuan varietas Bhaskara V3 pada tingkat pemberian NaCl 8000 ppm dan
10000 ppm yaitu 0,20 mgl, jumlah klorofil a tersebut berbeda nyata dengan seluruh kombinasi perlakuan lainnya. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa salinitas,
varietas maupun interaksi antar keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap rata- rata jumlah klorofil b ketiga varietas cabai rawit.
Pada Tabel 7 dapat dilihat pula bahwa rata-rata jumlah klorofil total varietas Genie V2 adalah yang paling besar 1,22 mgl dan berbeda nyata
dengan rata-rata jumlah klorofil total dua varietas lainnya namun rata-rata jumlah klorofil total antara varietas Lokal V1 dan varietas Bhaskara V3 tidak berbeda
nyata. Rata-rata jumlah klorofil total paling rendah terdapat pada V1 yaitu 0,79 mgl. Salinitas tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah klorofil
total ketiga varietas tanaman cabai rawit. Hal ini disebabkan perlakuan NaCl yang diberikan memiliki konsentrasi yang kurang tinggi untuk menyebabkan perbedaan
nyata jumlah klorofil total antara perlakuan. Menurut Haryadi dan Yahya 1988 dalam Kusmiyati et al. 2009, natrium dan klorida tidak akan menghentikan
sintesis klorofil secara langsung tetapi dapat mempengaruhi aktivitas enzim dan struktur fungsi kloroplas, mitokondria dan membran sel, sehingga kandungan
klorofil mungkin tidak akan dipengaruhi secara nyata oleh garam NaCl pada konsentrasi tertentu, namun semakin tinggi pemaparan NaCl pada tanaman akan
menurunkan pertumbuhan tanaman.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil a tiga varietas cabai rawit dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil a V1 = -0,055x + 0,501 dan R
2
= 0,93 ; V2 = 0,0003x + 0,504; V3 = -0,061x + 0,47 dan R
2
= 0.94
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah klorofil a varietas Lokal V1 dan Bhaskara V3 menurun seiring dengan meningkatnya pemberian
NaCl hingga 10000 ppm namun pada varietas Genie V2 jumlah klorofil a meningkat seiring dengan meningkatnya pemberian NaCl hingga 10000 ppm.
Laju penurunan jumlah klorofil a pada varietas Lokal adalah 0,055 mgl dan varietas Bhaskara adalah 0,061 mgl sedangkan laju peningkatan jumlah klorofil a
pada varietas Genie adalah 0,0003 mgl setiap ppm peningkatan salinitas. Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil b tiga varietas cabai rawit
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil b V1 = -0,091x + 0,63 dan R
2
= 0,91; V2 = 0,0001x+ 0,5; R
2
= 0; V3 = -0,054x + 0,48 dan R
2
= 0.38
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat bahwa jumlah klorofil b varietas Lokal V1 dan Bhaskara V3 menurun seiring dengan meningkatnya pemberian
NaCl hingga 10000 ppm namun pada varietas Genie V2 jumlah klorofil b meningkat seiring dengan meningkatnya pemberian NaCl hingga 10000 ppm.
Laju penurunan jumlah klorofil b pada varietas Lokal adalah 0,091 mgl dan varietas Bhaskara adalah 0,054 mgl sedangkan laju peningkatan jumlah klorofil b
pada varietas Genie adalah 0,0001 mgl setiap ppm peningkatan salinitas. Penurunan dan peningkatan jumlah klorofil a dan b yang terjadi akibat pengaruh
konsentrasi NaCl yang diberikan pada tanaman bergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan.
Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil total tiga varietas cabai rawit dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Pengaruh salinitas terhadap jumlah klorofil total V1 = -0,11x + 1,06 dan R
2
=0,85; V2 = 0,018x + 1,17 dan R
2
= 0,11; V3 = -0,14x + 1,14 dan R2 = 0,89
Walaupun pengujian secara statistik menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata, dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa jumlah klorofil total varietas
Lokal V1 dan Bhaskara V3 menurun seiring dengan meningkatnya pemberian NaCl hingga 10000 ppm namun pada varietas Genie V2 jumlah klorofil total
meningkat seiring dengan meningkatnya pemberian NaCl hingga 10000 ppm. Laju penurunan jumlah klorofil total pada varietas Lokal adalah 0,11 mgl dan
Universitas Sumatera Utara
varietas Bhaskara adalah 0,14 mgl sedangkan laju peningkatan jumlah klorofil total pada varietas Genie adalah 0,018 mgl setiap ppm peningkatan salinitas.
Rata-rata jumlah kandungan klorofil tiga varietas cabai rawit yang meliputi rata-rata jumlah klorofil a, klorofil b dan klorofil total menunjukkan
bahwa varietas Genie memberikan respon dengan meningkatkan jumlah klorofil a, b dan klorofil total yang berbeda dengan respon varietas Lokal dan Bhaskara yang
justru menurunkan jumlah klorofil a, b dan jumlah klorofil totalnya. Penurunan dan peningkatan total klorofil yang terjadi akibat pengaruh konsentrasi NaCl yang
diberikan pada tanaman bergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sipayung 2003, tingkat stres yang dialami
tanaman akibat salinitas berbeda-beda pada berbagai spesies dengan toleransi yang tidak sama terhadap konsentrasi garam yang berbeda. Menurut Yuniati
2004, respon pertumbuhan terhadap salinitas seringkali dianggap sebagai dasar evaluasi untuk toleransi. Individu yang berbeda akan memberikan respon yang
berbeda terhadap cekaman salinitas yang diberikan. Dapat dilihat bahwa varietas cabai rawit lebih banyak menunjukkan
penurunan jumlah kandungan klorofil yaitu pada varietas Lokal V1 dan varietas BhaskaraV3. Penurunan jumlah kandungan klorofil ini disebabkan karena
salinitas menyebabkan terhambatrnya penyerapan air dan unsur- unsur hara penting bagi tanaman karena akumulasi NaCl yang berlebihan pada tanah.
Menurut Bintoro 1989 dalam Harahap 1995, proses sintesa klorofil pada tanaman memerlukan sejumlah enzim, fosfat, dan magnesium. Akumulasi ion-ion
yang berlebihan dalam tanah akibat kondisi salin akan menghambat penyerapan fosfat dan magnesium yang mampu menghambat pembentukan asam amino yang
berperan dalam pembentukan klorofil oleh tanaman. Pessarakli 1993 dalam Sari et al, 2006 menyatakan, akumulasi ion klorida pada akar mengakibatkan
berkurangnya penyerapan nitrogen yang berperan penting sebagai penyusun klorofil daun. Menurut Sipayung 2003, penyerapan ion natrium oleh partikel-
partikel tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan penutupan pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas.
Universitas Sumatera Utara
Salinitas menyebabkan air yang dapat diserap oleh tanaman akan lebih sedikit dengan semakin tingginya konsentrasi garam NaCl tanah sehingga
menurunkan kandungan air pada jaringan tanaman. Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting dalam pembentukan klorofil pada daun,
kandungan air yang sedikit pada jaringan tanaman mengakibatkan menurunnya pembentukan klorofil Kurniasari et al. 2010. Turan et al. 2009 menyatakan
bahwa perlakuan peningkatan konsentrasi NaCl pada media tanam mampu menurunkan jumlah total klorofil pada tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Poljakoff 1975 yang menyatakan bahwa organel yang paling dipengaruhi oleh salinitas adalah kloroplas. Laju fotosintesis akan menurun
dengan rusaknya kloroplas yang berakibat buruk terhadap klorofil. Laju fotosintesis yang menurun tersebut disebabkan pula oleh tertutupnya stomata
akibat penurunan tekanan turgor. Penurunan tekanan turgor terjadi karena adanya garam NaCl yang menyebabkan tingginya tekanan osmotik larutan tanah sehingga
akar tanaman sulit menyerap air.
4.8 Tebal Daun mm Analisis sidik ragam rata-rata tebal daun tiga varietas cabai rawit pada beberapa