3.8.2 Pada Saat Depth Interview
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :
1. Memulai wawancara
Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang
penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas. 2. Mengajukan pertanyaan
a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih
dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya
direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara.
Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah 1 peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang
diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan 2 data menjadi lebih lengkap
dan akurat b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata
tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’. c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah
‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih
terbuka 3. Pedoman penyelenggaraan wawancara
Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu:
a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.
b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. c. Saling membuka diri.
d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara. e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.
4. Mengakhiri depth interview a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan
tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan
pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan- pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah
menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung
sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.
b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview