3.6 Jenis dan Sumber Data
Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dari informan
penelitian. Informan ini terdiri dari pemilik konter parfum penjual dan konsumen yang membeli pada konter-konter parfum.
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen
dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a.
Wawancara mendalam depth interview Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan secara pribadi.
b.
Pengamatan Observation
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, yaitu pada usaha parfum di Jalan Djamin
Ginting, Padang Bulan Medan dari Jalan Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai Simpang Pos untuk melengkapi catatan penelitian
yang diperlukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Studi Dokumentasi Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku, jurnal dan informasi dari
internet yang mempunyai relevansi atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-
Depth Interview
Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana 2003:82, yaitu:
1. Menemukan subjek penelitian
Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk
diwawancara. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau
karakteristik serupa. 2.
Menentukan jumlah responden Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa
jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.
3. Variasi responden
Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil
penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-
orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8.2 Pada Saat Depth Interview
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :
1. Memulai wawancara
Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang
penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas. 2. Mengajukan pertanyaan
a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih
dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya
direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara.
Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah 1 peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang
diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan 2 data menjadi lebih lengkap
dan akurat b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata
tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’. c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah
‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih
terbuka 3. Pedoman penyelenggaraan wawancara
Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu:
a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.
b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. c. Saling membuka diri.
d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara. e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.
4. Mengakhiri depth interview a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan
tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan
pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan- pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah
menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung
sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.
b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview
Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model,
hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun.
3.9 Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini metode triangulasi yang
digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
3.10 Teknik Analisis Data