2.3.2 Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan motivasi adalah menyangkut seorang manajer yang bekerja melalui orang lain. Ia tidak mungkin melakukan semua pekerjaan itu sendiri saja, melainkan harus
meminta bantuan orang lain untuk mengerjakannya. Seorang bawahan mungkin melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya
dengan baik itu adalah keinginan perusahaan. Adapun kemungkinan seorang karyawan tidak baik menjalankan tugasnya. Mengapa hal ini sampai terjadi, maka perusahaan harus
mengetahui penyebab-penyebabnya. Mungkin la tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya tetapi ada juga kemungkinan ia tidak mempunyai dorongan
atau motivasi untuk bekerja dengan baik, maka salah satu tugas yang harus diketahui oleh seorang pemimpin adalah bagaimana memotivasi bawahannya untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan perusahaan. Menjadi salah satu tugas pimpinan perusahaan untuk dapat memberikan motivasi
dorongan kepada bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Oleh sebab itu pengetahuan tentang motivasi perlu diketahui oleh setiap
pimpinan, setiap orang yang bekerja dengan orang lain. Motivasi adalah suatu proses untuk mencoba mendorong karyawan untuk bekerja
segiat-giatnya. Pemberian motivasi kepada karyawan atau istilah populernya disebut pemberian kegairahan kerja kepada karyawan. Dalam pemberian motivasi tersebut
berbeda antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya. Menurut pendapat Kartono, 2002 tujuan motivasi adalah sasaran objektif yang
mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dorongan atau keinginan seseorang. Beberapa kebutuhan khususnya vital, bilogis merupakan unsur pembawaan, namun
mayoritas dari kebutuhan-kebutuhan manusia itu diperoleh dalam proses interaksi sosial dan pengalaman hidup sehari hari.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Model Motivasi
Ada tiga model motivasi menurut hasibuan 2008:148 : a. Model Tradisional
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan sistem insentif berupa uangbarang kepada karyawan yang
berprestasi baik. Semakin banyak produksinya semakin besar pula balas jasanya. Jadi, motivasi bawahan hanya untuk mendapatkan insentif uangbarang.
b. Model Hubungan Manusia Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya
meningkat adalah dengan mengukur kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan senang. Sehingga pada akhirnya karyawan mendapatkan beberapa
kebebasan membuat keputusan dan kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan material dan non material karyawan, motivasi kerjanya akan
meningkat.
c. Model Sumber Daya Manusia Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.
Karyawan bukanlah berprestasi baik karena merasa puas, melainkan karena termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih luas untuk membuat keputusan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
2.3.4 Jenis-Jenis Motivasi